Uji Eksperimen Kuat Tekan Beton Ramah Lingkungan Dengan Limbah Serbuk Karet Ban Bekas Sebagai Subtitusi Agregate Halus

Abstract

Beton merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan dalam bidang konstruksi. Beton dengan penambahan campuran serbuk karet pada substitusi agregat halus merupakan beton inovasi dengan bertujuan untuk mengurangi dan memanfaatkan kembali limbah yang tidak terurai. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa pengaruh penambahan serbuk karet berbagai merek pada kuat tekan beton. Metode penelitian yang digunakan merupakan eksperimental di laboratorium. Benda uji yang digunakan berupa 12 buah beton silinder dengan tiga benda ui per variasi berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Campuran serbuk karet yang digunakan yaitu variasi 0%, 5%,10%, 15%, 20%. Parameter pengujian beton yang diuji adalah kuat tekan beton. Hasil pengujian pada kuat tekan variasi 0%, 5%,10%, 15%, 20% berturut-turut 8,7 MPa, 4,4 MPa, 4,05 MPa dan 2,5 MPa. Hasil yang diperoleh mengalami penurunan yang signifikan, hal tersebut dikarenakan fas yang digunakan kecil 0,35 dan pemadatan yang tidak sempurna sehingga terjadi keropos pada benda uji silinder beton.

Concrete is a material that is widely used in the construction sector. Concrete with the addition of a mixture of rubber powder as a substitute for fine aggregate is an innovative concrete with the aim of reducing and reusing non-decomposing waste. This research aims to examine the effect of adding rubber powder of various brands on the compressive strength of concrete. The research method used is experimental in the laboratory. The test objects used were 12 cylindrical concrete pieces with three UI objects per variation with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm. The rubber powder mixture used varies between 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. The concrete test parameter tested is the compressive strength of the concrete. Test results on compressive strength variations of 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. respectively 8.7 MPa, 4.4 MPa, 4.05 MPa and 2.5 MPa. The results obtained experienced a significant decrease, this was because the phase used was small at 0.35 and the compaction was not perfect so that porousness occurred in the cylindrical concrete specimens.