ANALISIS FUNGSI PELAYANAN WATAMPONE, DAN BALANGNIPA TERHADAP PALATTAE. KABUPATEN BONE
Keywords:
Fungsi Pelayanan Kota; Interaksi Keruangan; Kota Palattae, Kota Watampone, Kota Balangnipa, Fungsi Pelayanan Kota, Interaksi Keuangan, Kota Palattae, Kota Watampone, Kota BalangnipaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fungsi pelayanan Watampone terhadap Palattae dan Balangnipa terhadap Palattae dan juga menganalisis pola interaksi wilayah Palattae dalam memanfaatkan fungsi pelayanan Watampone dan Balangnipa. fenomena fungsi pelayanan Watampone dan Balangnipa terhadap Palattae dengan menggunakan pendekatan geografi, fenomena interaksi keruangan antara wilayah inti dan hinterlandnya yang terjadi pada ketiga wilayah tersebut tidak terlepas dari tiga faktor utama yaitu faktor wilayah saling melengkapi, kesempatan untuk berintervensi, dan juga kemudahan aksesibilitas. Ke tiga faktor diatas berkaitan dengan pendekatan teori carother yang menyebutkan “Kekuatan hubungan ekonomis antara dua tempat, berbanding lurus dengan besarnya (banyaknya) penduduk dan berbanding terbalik dengan jarak antaranya”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dianalisis menggunakan skala Guttman dan analisis gravitasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Palattae selaku PKLp menerima fungsi pelayanan dari Watampone sebagai PKW pada sektor fisik, social dan ekonomi, dilain sisi keberadaan Balangnipa sebagai PKL mampu mengintervensi interaksi keruangan Watampone dan Palattae karena faktor jarak sehingga fungsi pelayanan yang diterima Palattae dari Balangnipa lebih besar. Intervensi Balangnipa terhadap interaksi antara Watampone dan Palattae sekaligus menyiratkan bahwa tingkat ketergantungan Palattae sebagai PKLp terhadap Watampone sebagai PKW sangat kecil dan terbatas pada sektor tertentu saja sehingga sangat dimungkinkan untuk pengembangan wilayah dalam konteks pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB).