Hubungan Religiusitas dengan Kecenderungan Borderline Personality pada Dewasa Awal

Authors

  • Gabriela Helmey Kombong Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • Patmawaty Taibe Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • Nurhikmah Nurhikmah Fakultas Psikologi Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jpk.v3i1.2140

Keywords:

Borderline Personality, Religiusitas, Dewasa Awal

Abstract

Borderline personality merupakan tipologi kepribadian yang ditandai dengan tindakan impulsif seperti melukai diri, bergantung pada orang lain dan belum ada kematangan sikap dari seseorang. Borderline personality dialami 1,6%-5,9% dari populasi dewasa awal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan kecenderungan borderline personality pada dewasa awal. Penelitian ini melibatkan 400 responden dewasa awal. Instrumen pada penelitian ini yaitu Borderline Personality Inventory-Taiwan 20 (BPI-T20) dan The Centrality of Religiosity Scale (CRS). Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan religiusitas dengan kecenderungan borderline personality pada dewasa awal dengan kontribusi sebesar 0,108.

References

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.

Amir, Y., Lesmawati, D. (2016). Religiusitas Dan Spiritualitas: Konsep Yang Sama Atau Berbeda?. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: 2(2), 67-73.

Carvalho, et al. (2020). Relationship Between Religiosity Domains And Traits From Borderline And Schizotypal Personality Disorders In A Brazilian Community Sample. Trends Psychiatry Psychother: 42(3), 239-246.

Gunderson, J., Hoffman, P. (2005). Understanding and Treating Borderline Personality Disorder. America: American Psychiatric Publishing.

Hafizi., Tabatabaei., Koenig. (2014). Borderline Personality Disorder And Religion: A Perspective From A Muslim Country. Iran J Psychiatry: 9(3), 137-141.

Hosack, L. (2019). Borderline Personality Disorder and Religiosity: Exploring the Relationship. Social Work & Christianity: 46(2), 40-56.

Huber., Huber. (2012). The Centrality of Religiosity Scale (CRS). Religions: 3, 710-724.

Hubert, S. (2014). The Impact of Religiosity on Fertility. Jerman: Dissertation at Ruhr-University Bochum.

Kusumawardhani, A. (2007). Neurobiologi Gangguan Kepribadian Ambang: Pendekatan Biologis Perilaku Impulsif dan Agresif. Majalah Kedokteran Indonesia: 57(4), 123-128.

Lee, et al. (2009). Reliability and Validity of the 20-Item Taiwan Version of the Borderline Personality Inventory. Chang Gung Med J: 32(2), 165-171.

Leichsenring, F. (1999). Development and First Results of the Borderline Personality Inventory: A Self-Report Instrument for Assessing Borderline Personality Organization. Journal Of Personality Assessment: 73(1), 45-63.

Millon, et al. (2000). Personality Disorders in Modern Life. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

Pearce, et al. (2017). Measuring Five Dimensions of Religiosity across Adolescence. Rev Relig Res: 59(3), 367-393.

Pedneault, K. (2019). Causes of Borderline Personality 26, Disorder. Updated March 2020.

Putri, A. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas Perkembangannya. Indonesian Journal of School Counseling; 3(2), 35-40.

Supinganto, dkk. (2021). Keperawatan Jiwa Dasar. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Suprapto. (2014). Dialectical Behavior Therapy: Sebuah Harapan bagi Individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang. Universitas Pelita Harapan Surabaya

Suryadi, B., Hayat, B. (2021). Religiusitas. Jakarta Pusat: Bibliosmia Karya Indonesia.

Wibhowo, C. (2016). Faktor Penyebab Kepribadian Ambang. Psikodimensia: 15(1), 107-122.

Zinnbauer., P. (2005). Religiousness and Spirituality. Handbook of the psychology of religion and spirituality.

Downloads

Published

2023-06-30