Resiliensi Penyintas Bencana Alam Di Kota Palu
DOI:
https://doi.org/10.56326/jpk.v3i2.2152Keywords:
Resiliensi, Liquifaksi, PenyintasAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bangkit penyintas bencana yang terkena liquikafksi, kehilangan keluarga, dan tempat tinggal di Kota Palu, serta masih tinggal di Hunian Sementara. Metode penelitian ini Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara individual pada delapan orang responden, dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam pada enam belas orang keluarga terdekat masing-masing responden. Hasil Analisis menunjukan bahwa penyintas bencana alam mampu melakukan adaptasi saat ini tinggal di Hunian Sementara. Kemampuan penyintas untuk bangkit kembali dari keterpurukan atau musibah yang ada berkaitan dengan aspek resiliensi yaitu kompetensi personal, percaya diri, penerimaan positif, kontrol diri, dan spritualitas. Dapat disimpulkan bahwa dari lima aspek resiliensi, yang mendominasi yaitu kompetensi personal dan spritualitas. Penyintas mampu mencapai tujuan hidup walaupun berada dalam situasi yang sulit, dan meyakini bahwa bencana yang terjadi merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
References
Bonanno, G. A., Galea, S., Bucciarelli, A., Vlahov, D. 2004. What Predicts Psychological Resilience After Disaster? The Role of Demographics, Resources, and Life Stress. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Vol. 75, 671-692.
Connor, K.M., & Davidson, J.R (2003) Development Of a new Resilience scale : The Connor-Davidson resilience Scale (CD-RISC) Depression and Anxiety, 18(2), 76-82
Desmita. (2010). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Everall, R. D., Altrows, K. J., & Paulson, B. L. (2006). Creating a future: A study of resilience in suicidal female adolescents. Journal of Counseling & Development, 84(4), 461–470. doi: 10.1002/j.1556-6678.2006.tb00430.x
Heppenstall, C. P., Wilkinson, T. J., Hanger, H. C., Dhanak, M. R., & Keeling, S. (2013). Impacts of the emergency mass evacuation of the elderly from residential care facilities after the 2011 Christchurch earthquake. Disaster Medicine and Public Health Preparedness, 7(4), 419–423. https://doi.org/10.1017/dmp.2013.47
Jackson, R. & Watkin, C. (2004). The resilience inventory: Seven essential skills for overcoming life's obstacles and determining happiness. Selection and Development Review, 20(6), 14-24.
Jackson, R., & Watkin, C. 2004. The Resilience Inventory: Seven Essential Skill for Overcoming Life’s Obstacles and Determining Happiness. Selection & Development Review, Vol. 20, No. 6, Hal 14-25. Jakarta: Kencana.
Lestari, K. (2007). Hubungan antara bentuk-bentuk dukungan sosial dengan tingkat resiliensi penyintas gempa di desa Canan personality. New York: Taylor and Francis Group.
Rakhmi, F. (2008) Resiliensi Pada Dewasa Madya Korban Lumpur Panas Di Porong-Sidoarjo. Jurnal Psychologi
Tampi, B., Kumaat, L., & Masi, G. (2013). Hubungan sikap dukungan sosial dengan tingkat resiliensi stress pada penyintas banjir di kelurahan taas kecamatan tikala kota manado. Ejournal keperawatan, 1(1), 1-8
Wilson, J.P. (2006). The post traumatic self: Restoring meaning and wholeness to
Yusuf, M. A. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Amp; Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.
Zahourek, R. (2007). Finding holism in disaster: A story of Katrina’s aftermath. Journal of Holistic Nursing, 25 (1), 52-57.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Meili Sintia, Minarni Minarni, Andi Muhammad Aditya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.