Gambaran Toxic Masculinity pada Pria Dewasa Awal di Kota Makassar

Authors

  • Yunissa Maulina Fakuktas Psikologi Universitas Bosowa
  • Nurhikmah Nurhikmah Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • Andi Nur Aulia Saudi Fakultas Psikologi Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jpk.v4i2.3751

Keywords:

Toxic Masculinity, Kepribadian, Pria Dewasa Awal

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Toxic Masculinity yang terjadi pada dewasa awal dikota makassar, penelitian ini dilakukan terhadap 301 responden berjenis kelamin laki-laki yang berada dikota Makassar, yang masuk dalam masa dewasa awal yaitu 18-25 tahun. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang dikonstruk oleh peneliti dengan nilai reabilitas sebasar 859. Yang dibantu dengan menggunnakan MS Excel, SPSS Statistic 20 for windows dan Lisler 10.20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa terdapat 12 responden (4%) yang masuk ke dalam kategori sangat tinggi, terdapat 96 responden (32%) yang masuk ke dalam kategori tinggi, terdapat sebanyak 98 responden (33%) yang masuk ke dalam kategori sedang , terdapat 72 responden (24%) yang masuk kedalam kategori rendah dan yang terakhir yakni terdapat 23 responden (8%) yang masuk kedalam kategori sangat rendah. Sehingga , dapat disimpulkan bahwa pria dewasa awal yang termasuk ke dalam Toxic Masculinity di dominasi pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa  perilaku Toxic Masculinity pria dewasa awal dikota makassar cenderung tidak terlalu menonjol.

References

Courtenay, W. H. (2011). Dying to be Men: Psychosocial, environmental, and biobehavioral directions in promoting the health of men and boys. Routledge.

Harrington., (2021)., What is “Toxic Masculinity ” and Why Does it Matter?., Men and Masculinities, vol. 24, issue 2, June 2021, pp. 345-352. doi.org/10.1177/1097184X20943254

Israpil. 2017. “Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya)”, Jurnal Pusaka. Vol. 5, No. 2, hlm. 142.

Kupers, T. A. (2005). Toxic Masculinity as a barrier to mental health treatment in prison. Journal of Clinical Psychology, 61(6), 713–724. doi:10.1002/jclp.20105

Levant, R. F., et al. (2013). Toward the development of a new measure of masculine gender role conflict. Psychology of Men & Masculinity, 14(3), 282-293

Oliffe L., J., & Philips J., M., (2008). Men, depression and masculinities: A review recommendation

Rokhmanyah., A., (2016)., Pengantar Gender dan Feminisme : pemahaman awal kritik sastra feminism., Yogyakarta.,Garudhawaca

Santrock, J. W. (2010). Child development (15th ed.) (M. Rachmawati & A. Kuswanti, Trans.). Jakarta: Erlangga

Sarlito W. Sarwono. “Psikologi Lintas Budaya”. (Jakarta : Rajawali Press, 2014), hlm.

Sculos, B. W. (2017). We are the Beast: On Toxic Masculinity and Social Responsibility in Disney’s Beauty and the Beast. Class Race Corporate Power, 5(2). doi.org/10.25148/crcp.5.2.00651 1

Stuart G.W (2023)., Prinsip dan Praktik Keperawatan kesehatan Jiwa Stuart edisi Indonesia ke 2., Elsevier Singapore., pte Ltd.,

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Wong, Y. J., Ho, M. R., Wang, S. Y., & Miller, I. S. K. (2017). Meta-analyses of the relationship between conformity to masculine norms and mental health-related outcomes. Journal of Counseling Psychology, 64(1), 80-93.

Downloads

Published

2024-12-31