Gambaran Forgiveness Pada Remaja Pasca-Perceraian Orang Tua Berdasarkan Suku Bugis-Makassar

Authors

  • Wulan Maulidya Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • Muhammad Fitrah Ramadhan Umar Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • A. Nur Aulia Saudi Fakultas Psikologi Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jpk.v4i1.3763

Keywords:

Forgiveness, Perceraian, Remaja

Abstract

Forgiveness merupakan tindakan pemberian pemaafan korban terhadap pelaku yang menyakitinya dengan tidak menjaga jarak, serta kembali menjaga hubungan baik kepada pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran forgiveness pada remaja pasca-perceraian orang tua berdasarkan suku Bugis-Makassar. Responden pada penelitian ini adalah remaja berusia 12-22 tahun yang memiliki suku Bugis dan Makassar. Penelitian ini menggunkan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan triangulasi data. Hasil penelitian ini berdasarkan gambaran perilaku forgiveness keempat responden memiliki tahapan forgiveness yang berbeda-beda berdasarkan suku Bugis-Makassar. Kesimpulan pada penelitian ini adalah gambaran yang dihasilkan dari keempat subjek adalah keinginan untuk mengindari, keinginan untuk tidak menghindari, perasaan marah, keinginan untuk melakukan balas dendam, keinginan untuk tidak melakukan balas dendam, pemikiran yang positif, penerimaan diri, dan empati. Berdasarkan perilaku ke empat subjek, menunjukkan tergambarnya perilaku forgiveness pada remaja suku Bugis dan Makassar namun dibedakan pada tahapan forgiveness.

References

Aminah, Andayani, T. R., & Karyanta, N. A. (2012). Proses penerimaan anak (remaja akhir) terhadap perceraian orangtua dan konsekuensi psikososial yang menyertainya. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa.

Azra (2017). Forgiveness dan subjective wellbeing dewasa awal atas perceraian orang tua pada masa remaja. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(3), 294-302.

Dewi, M. 2006. Gambaran Proses Memaafkan Pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai. Jurnal Psikologi, Universitas Indonesia. Volume 4 No. 1.

Duvall, E & Miller, B. (1985). Marriage and family development. NewYork: Harper and Crow Publisher.

Enright (2001). Forgiveness is Choice. Woshington DC: Amerika Psycological Association. McCullough, M.E., Root, L. M. & Cohen, A. D. (2006). Writing About the Benefits of an Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness. Journal of Consulting and Clinical Psychology. 74 (5). 887-897.

Pelras Cristian. (2006) Manusia Bugis. Jakarta: Nalar.

Rosmadi. (2012). Data perkara cerai talak, cerai gugat, dan perkara lain yang diterima seluruh Indonesia yuridiksi mahkamah syariah propinsi / pengadilan tinggi agama tahun 2011. http://www.badilag.net/data/ditbinad pa/Subdit%20Stadok/Tabel%20IIIa.pdf1, diakses 15 Oktober 2022.

Setyawan, I. (2007). Membangun pemaafan pada anak korban perceraian. Konferensi Nasional I IPK – HIMPSI: Stress Management Dalam Berbagai Setting Kehidupan, 2006, 1–18.

Sujarweni, W. V. (2020). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Waluya, B. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Downloads

Published

2024-06-30