Forgiveness Dengan Subjective Well-Being Pada Pasangan Yang Menikah Muda

Authors

  • Herlina Shofyaningrum Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Angelina Dyah Arum Setyaningtyas Universitas Mercu Buana Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.56326/jpk.v4i1.4376

Keywords:

Forgiveness, Subjective Well-Being, Pasangan Muda

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Forgiveness dengan Subjective well-being pada pasangan yang menikah muda. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara Forgiveness dengan Subjective well-being pada pasangan yang menikah. Subjek penelitian ini berjumlah 117 orang yang memiliki karakteristik, terdaftar sebagai pasangan suami istri yang sah terdaftar di Kantor Catatan Sipil, berusia 16 – 30 tahun, pada saat menikah berusia dibawah 19 tahun. Cara pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data penelitian ini menggunakan skala Forgiveness dan Subjective well-being. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Berdasarkan analisis data diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,295 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara forgiveness dengan subjective well-being. Diterimanya hipotesis menunjukkan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,087 yang menunjukkan bahwa variabel forgiveness berkontribusi sebesar 8,70% terhadap variabel subjective well-being dan sisanya 91,30% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu dukungan sosial, kebersyukuran, personality, self-esteem, spiritualitas.

References

Akhtar, H. (2019a). Evaluasi property psikometris dan perbandingan model pengukuran konstruk subjective well-being. Jurnal Psikologi, 18(1), 29-40.

Akhtar, H. (2019b). Evaluasi property psikometris dan perbandingan model pengukuran konstruk subjective well-being. Jurnal Psikologi, 18(1), 29.

Dewi, L., & Nasywa, N. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan, 1(1), 54-62.

Firdausi, N. I. (2017). Pemaafan dan subjective well-being pada remaja yang memiliki keluarga bercerai (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Herawati, N. (2012). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebahagiaan pasangan pada masyarakat madura. Personifikasi, 3(1), 43-51.

Jayadi, N. (2021). Perkawinan usia muda di Indonesia dalam perspektif negara dan agama serta permasalahannya (The Under Marriage In Indonesia On The Country Perspective And Religion As Well As The Problem). JURNAL DARUSSALAM: Pemikiran Hukum Tata Negara dan Perbandingan Mazhab, 1(1).

Miranda, N., & Amna, Z. (2017). Kesejahteraan subjektif pada individu bercerai (studi kasus pada individu dengan status cerai mati dan cerai hidup). Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 2(1), 12-22.

Suwartini, S., & Casmini, C. (2019). Subjective well-being dalam perspektif istri berjauhan dengan suami. Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 18(1), 67-86.

Tyas, P. F., & Herawati, T. (2017). Kualitas pernikahan dan kesejahteraan keluarga menentukan kualitas lingkungan pengasuhan anak pada pasangan yang menikah usia muda. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 10(1), 1-12.

Wahyuningrum, D. (2021). Hubungan pemaafan dengan subjective well-being pada ibu bekerja yang mendampingi anak BDR (Belajar Dari Rumah) (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Widiastuti, N. (2014). Hubungan antara empati dengan pemaafan pada mahasiswa. (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Downloads

Published

2024-06-30