Perilaku Risk Taking Behavior pada Remaja di Kota Makassar

Authors

  • Anggi Mulya Akbar Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
  • Sitti Syawaliah Gismin Fakultas Psikologi Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jpk.v5i1.5832

Keywords:

Risk Taking Behavior, Remaja, Jenis Kelamin

Abstract

Masa remaja merupakan masa yang unik dan formatif, dimana terjadi masa peralihan kehidupan anak-anak ke tahap dewasa dari usia 10 hingga 19 tahun. Ciri khas dari masa remaja adalah adanya tekanan sosial yang kuat dari teman sebaya, yaitu pergeseran orientasi dari orang tua ke teman sebaya. Bentuk-bentuk perilaku melanggar norma yang sering dilakukan oleh remaja di antaranya; tawuran atau berkelahi, balap liar, mengkonsumsi narkoba, merokok, melakukan seks pranikah, mengonsumsi alkohol dan berjudi online, dan bullying. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan tujuan penelitian melihat perbedaan perilaku risk taking behavior  berdasarkan jenis kelamin pada remaja di kota makassar. Data dikumpulkan menggunakan skala Risk Taking Behavior kemudian dianalisis menggunakan uji deskriptif dan analisis Independent Samples T-Test. Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil perilaku Risk Taking Behaviour berdasarkan jenis kelamin pada remaja di kota Makassar baik laki-laki maupun perempuan berada pada kategori sedang. Ditemukan pula bahwa tidak ada perbedaan perilaku Risk Taking Behavior pada remaja berjenis kelamin laki-laki dan remaja yang berjenis kelamin perempuan diterima yang ditunjukkan dengan nilai p>0.05 pada penelitian ini p = 0.176.

References

Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (2017). The need to belong: Desire for interpersonal attachments as a fundamental human motivation. Interpersonal development, 57-89.

Engel, B. (2002). The emotionally abusive relationship: How to stop being abused and how to stop abusing. New Jersey: John Wiley & Sons

Santrock, J.W. (2012). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Spielberger, C. D. (1972). Anxiety and behavior. New York: Academic Press.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanti, R., Husni, D., & Fitriyani, E. (2014). Perasaan terluka membuat marah. Jurnal Psikologi, 10(2), 103-109.

Williams, K. D. (2001). Ostracism: The power of silence. Guilford Press.

Williams, K. D., & Sommer, K. L. (1997). Social ostracism by peers: Effects of relational devaluation and acceptance on affiliation needs and social cognition. Journal of Personality and Social Psychology, 73(1), 97-109.

Williams, K. D., Shore, W. J., & Grahe, J. E. (1998). The Silent Treatment: Perceptions of Its Behaviors and Associated Feelings. 1(2), 117–141. https://doi.org/10.1177/1368430298012002

Wright, C. N., & Roloff, M. E. (2009). Relational commitment and the silent treatment. Communication Research Reports, 26(1), 12-21.

Zadro, L., Williams, K. D., & Chartrand, T. L. (1999). Social ostracism: Effects of being ignored by peers. Journal of Personality and Social Psychology, 77(1), 129-140.

Zadro, L., Williams, K. D., & Richardson, R. (2005). Riding the ‘O’train: Comparing the effects of ostracism and verbal dispute on targets and sources. Group Processes & Intergroup Relations, 8(2), 125-143.

Zahn-Waxler, C. (2000). The development of empathy, guilt, and internalization of distress: Implications for gender differences in internalizing and externalizing problems. Anxiety, depression, and emotion, 222, 265.

Downloads

Published

2025-06-30

How to Cite

Akbar, A. M., & Gismin, S. S. . (2025). Perilaku Risk Taking Behavior pada Remaja di Kota Makassar. Jurnal Psikologi Karakter, 5(1), 126–131. https://doi.org/10.56326/jpk.v5i1.5832