Reproduksi Makna Simbolik Mattompang Arajang Pada Masyarakat Di Kabupaten Bone
DOI:
https://doi.org/10.56326/jsk.v1i2.1342Keywords:
Reproduksi, Makna, Simbolik, Mattompang Arajang, BoneAbstract
Penelitian berlangsung pada bulan Juli hingga januari 2021 di Kabupaten Bone. Data yang diperoleh bersumber dari tiga orang informan yang ditentukan penulis melalui metode non probability sampling, dengan teknik purposive sampling. Melalui lima informan yang dianggap sesuai kriteria dalam penelitian ini penulis memperoleh data primer dengan cara observasi dan wawancara langsung yang kebanyakan bersifat non formal. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui media literature seperti buku dan internet. Selanjutnya data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan utama masyarakat bugis Bone melaksanakan ritual Mattompang Arajang adalah untuk mensucikan benda-benda kerajaan yang telah digunakan oleh para raja dengan tata cara pelaksanaanya dilakukan berdasarkan adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun. Selain itu, mereka juga menjadikan bentuk saling menghargai satu sama lain dalam hidup bermasyarakat dan tetap menjaga sopan santun serta etika dalam bermasyarakat, membersihkan diri dan tidak memandang rendah sesama mahluk hidup ciptaan Tuhan. Tidak melaksanakan ritual ini dianggap suatu tanda tidak menghargai raja-raja terdahulu dan tidak mensyukuri nikmat Tuhan.
The research took place from July to January 2021 in Bone Regency. The data obtained were sourced from three informants who were determined by the author through a non-probability sampling method, with a purposive sampling technique. Through five informants who are considered to fit the criteria in this study, the authors obtain primary data by means of direct observation and interviews, most of which are non-formal in nature. While secondary data was obtained through literature media such as books and the internet. Furthermore, these data were processed and analyzed using descriptive qualitative methods. The results showed that the main purpose of the Bugis Bone community in carrying out the Mattompang Arajang ritual was to purify the royal objects that had been used by the kings with the implementation procedures carried out based on customs that had been passed down by their ancestors from generation to generation. In addition, they also make a form of mutual respect for each other in social life and maintain good manners and ethics in society, clean themselves and do not look down on fellow living creatures created by God. Not carrying out this ritual is considered a sign of not respecting the previous kings and not being grateful for God's favors.
References
Abu, Hamid. dkk. 2007. Sejarah Bone. Watampone: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone
Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu Budhisantoso, S. 1981. Kesenian dan Nilai-nilai Budaya Analisis Kebudayaan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Chirstian pelras.2006.Manusia Bugis.Nalara bekerjasama.forum Jakarta-paris.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone. 2004. Prosesi Mattompang Arajang, Watampone: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone
Edward B. Taylor 1897. Primitive Culture Reseace Into Development Of Metodhologi,Fhilosofi,Religion,Art,And Costum.
Koeswarno,Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kumanto sumarto 2018 universitas Indonesia.Sosiologi Perubahan social .jln raya leunanggung
Kroeber, A.L. and Kluckhohn, C. (1952). Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions. Peabody Museum, Cambridge, MA, 181.
Muhammad, Ridwan. 2008. Eksistensi Komunikasi Bissu di Kabupaten Bone (1964-1994). Makassar: Universitas Negeri Makassar
Mulyana, Debby. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. & Jalaluddin Rakhmat.1990. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
H. A. Rahman Rahim. 2011. Nilai – Nilai Utama Kebudayaan Bugis.OMBAK.Yogyakarta
Poerwandari, E. K. 2009. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Prof. Dr. H. Mattulada. 1996.Sejarah, masyarakat dan kebudayaan Sulawesi selatan. Hasanuddin University Press. Makassar
Rahmat, Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Soejono, Eddy. 2006. Teori Komunikasi. Makassar: Jurusan Ilmu Komunikasi
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Adrian Perdana, Asmirah Asmirah, Andi Burchanuddin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.