Reproduksi Makna Simbolik Mattompang Arajang Pada Masyarakat Di Kabupaten Bone

Authors

  • Adrian Perdana Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa
  • Asmirah Asmirah Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa
  • Andi Burchanuddin Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jsk.v1i2.1342

Keywords:

Reproduksi, Makna, Simbolik, Mattompang Arajang, Bone

Abstract

Penelitian berlangsung pada bulan Juli hingga januari 2021 di Kabupaten Bone. Data yang diperoleh bersumber dari tiga orang informan yang ditentukan penulis melalui metode non probability sampling, dengan teknik purposive sampling. Melalui lima informan yang dianggap sesuai kriteria dalam penelitian ini penulis memperoleh data primer dengan cara observasi dan wawancara langsung yang kebanyakan bersifat non formal. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui media literature seperti buku dan internet. Selanjutnya data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan utama masyarakat bugis Bone melaksanakan ritual Mattompang Arajang adalah untuk mensucikan benda-benda kerajaan yang telah digunakan oleh para raja dengan tata cara pelaksanaanya dilakukan berdasarkan adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun. Selain itu, mereka juga menjadikan bentuk saling menghargai satu sama lain dalam hidup bermasyarakat dan tetap menjaga sopan santun serta etika dalam bermasyarakat, membersihkan diri dan tidak memandang rendah sesama mahluk hidup ciptaan Tuhan. Tidak melaksanakan ritual ini dianggap suatu tanda tidak menghargai raja-raja terdahulu dan tidak mensyukuri nikmat Tuhan.

The research took place from July to January 2021 in Bone Regency. The data obtained were sourced from three informants who were determined by the author through a non-probability sampling method, with a purposive sampling technique. Through five informants who are considered to fit the criteria in this study, the authors obtain primary data by means of direct observation and interviews, most of which are non-formal in nature. While secondary data was obtained through literature media such as books and the internet. Furthermore, these data were processed and analyzed using descriptive qualitative methods. The results showed that the main purpose of the Bugis Bone community in carrying out the Mattompang Arajang ritual was to purify the royal objects that had been used by the kings with the implementation procedures carried out based on customs that had been passed down by their ancestors from generation to generation. In addition, they also make a form of mutual respect for each other in social life and maintain good manners and ethics in society, clean themselves and do not look down on fellow living creatures created by God. Not carrying out this ritual is considered a sign of not respecting the previous kings and not being grateful for God's favors.

References

Abu, Hamid. dkk. 2007. Sejarah Bone. Watampone: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone

Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu Budhisantoso, S. 1981. Kesenian dan Nilai-nilai Budaya Analisis Kebudayaan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Chirstian pelras.2006.Manusia Bugis.Nalara bekerjasama.forum Jakarta-paris.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone. 2004. Prosesi Mattompang Arajang, Watampone: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone

Edward B. Taylor 1897. Primitive Culture Reseace Into Development Of Metodhologi,Fhilosofi,Religion,Art,And Costum.

Koeswarno,Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kumanto sumarto 2018 universitas Indonesia.Sosiologi Perubahan social .jln raya leunanggung

Kroeber, A.L. and Kluckhohn, C. (1952). Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions. Peabody Museum, Cambridge, MA, 181.

Muhammad, Ridwan. 2008. Eksistensi Komunikasi Bissu di Kabupaten Bone (1964-1994). Makassar: Universitas Negeri Makassar

Mulyana, Debby. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. & Jalaluddin Rakhmat.1990. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

H. A. Rahman Rahim. 2011. Nilai – Nilai Utama Kebudayaan Bugis.OMBAK.Yogyakarta

Poerwandari, E. K. 2009. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Prof. Dr. H. Mattulada. 1996.Sejarah, masyarakat dan kebudayaan Sulawesi selatan. Hasanuddin University Press. Makassar

Rahmat, Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Soejono, Eddy. 2006. Teori Komunikasi. Makassar: Jurusan Ilmu Komunikasi

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali

Downloads

Published

2021-12-30

How to Cite

Perdana, A., Asmirah, A., & Burchanuddin, A. (2021). Reproduksi Makna Simbolik Mattompang Arajang Pada Masyarakat Di Kabupaten Bone. Jurnal Sosiologi Kontemporer, 1(2), 54–62. https://doi.org/10.56326/jsk.v1i2.1342