Perilaku Pengungsi Afganistan di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

Authors

  • Muh. Nur Armin Alam Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa
  • Syamsul Bahri Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa
  • Andi Burchanuddin Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jsk.v3i1.2696

Keywords:

Pengungsi, Afganistan, Makassar, Perilaku

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pengungsi afganistan di kecamatan tamalanrea kota Makassar, bagaimana adaptasi sosial pengungsi afganistan di kecamatan tamalanrea kota makassar dan faktor-faktor pendorong penyebab bermigrasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, penentu informan menggunakan teknik Snowball Sampling yang dilakukan dengan sistem jaringan informan pengungsi afganistan. Dalam teknik pengumpulan data dilakukan observaasi, wawancara, dan dokumentasi. Serta analisis datanya melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Bagaimana perilaku pengungsi Afganistan ialah bersubstansi atas 2 perilaku yaitu perilaku alami (innate behavior) ialah perilaku yang dibawa sejak lahir yang berupa refleks dan insting seperti contohnya ada pengungsi yang merasa nyaman dan senang untuk menjalani kehidupan di CH tamalanrea. Namun ada juga pengungsi yang terlihat murung dikarenakan masih memikirkan keluarganya di negara asalnya. Dan juga masih memikirkan kapan ia akan resettlement. Dan perilaku operan (operan behavior) merupakan perilaku yang dibentuk, dipelajari, dan dapat dikendalikan oleh karena itu dapat berubah melalui proses belajar. Perilaku sosial berkembang melalui interaksi dengan lingkungan.. contoh perilaku operan yang dialami oleh pengungsi afganistan ialah mereka belajar untuk berkomunikasi di negara yang ia tempati sementara. Seperti belajar berbahasa Indonesia untuk dapat berinteraksi dengan lancar dengan warga lokal dan itu menjadi reward untuk dirinya sendiri. 2) Bagaimana adaptasi sosial pengungsi afganistan ialah dapat diketahui bahwa sebagian besar pengungsi Afganistan beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya. Baik itu lingkungan bersama pengungsi asing lainnya maupun lingkungan warga lokal sekitar. Jadi adaptasi sosial pada pengungsi afganistan di kecamatan tamalanrea kota makassar dapat beradaptasi dengan baik karena mereka mengetahui beberapa konsekuensi apabila melanggar peraturan-peraturan yang berlaku. 3) Apa saja factor-faktor pendorong pengungsi Afganistan bermigrasi yaitu factor politik atau keamanan lah yang menjadi factor utama atau factor pendorong mereka bermigrasi. Seperti kita tahu, negara Afganistan merupakan negara konflik. Namun ada pun factor ekonomi dan factor status sosial yang menjadi factor penarik para pengungsi untuk bermigrasi. Karena jika mereka bermigrasi, mereka dapat mengubah kondisi ekonomi nya dan otomatis merubah status sosialnya.

This study aims to find out (1) How is the behavior of Afghan refugees in Tamalanrea sub-district, Makassar city (2) How is the social adaptation of Afghan refugees in Tamalanrea sub-district, Makassar city (3) What are the driving factors that cause migration. This type of research is descriptive qualitative, determining informants using techniquesSnowball Sampling which was carried out with the Afghan refugee informant network system. In data collection techniques, observations, interviews, and documentation are carried out. As well as data analysis through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate: (1) How the behavior of Afghan refugees is in substance on 2 behaviors, namely natural behavior (innate behavior) is behavior that was brought from birth in the form of reflexes and instincts, for example there are refugees who feel comfortable and happy to live life in CH tamalanrea . But there are also refugees who look gloomy because they are still thinking about their families in their home countries. And also still thinking about when he will resettlement. And operant behavior (operan behavior) is a behavior that is formed, learned, and can be controlled because it can change through the learning process. Social behavior develops through interaction with the environment. An example of operant behavior experienced by Afghan refugees is that they learn to communicate in the country they temporarily live in. Like learning to speak Indonesian to be able to interact fluently with local residents and that is a reward for himself. 2) How is the social adaptation of the Afghan refugees. It can be seen that most of the Afghan refugees adapt well to their surroundings. Be it the environment with other foreign refugees or the environment of the local residents. So the social adaptation of Afghan refugees in the Tamalanrea sub-district of Makassar City can adapt well because they know some of the consequences if they violate the applicable regulations. 3) What are the factors driving Afghan refugees to migrate, namely political or security factors which are the main factors or factors driving them to migrate. As we know, Afghanistan is a country of conflict. However, there are also economic factors and social status factors which are the factors that attract refugees to migrate. Because if they migrate, they can change their economic conditions and automatically change their social status

References

Arikunto, Suharsimi. 2002. “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.” 2017 67.

Goldie, Nigel, Peter Conrad, and Joseph W. Schneider. 1982. “Deviance and Medicalization: From Badness to Sickness.” The British Journal of Sociology 33(1). doi: 10.2307/589347.

Khadijah, Khadijah. 2018. “Model Komunikasi Antarbudaya Etnis Madura Dan Etnis Dayak Di Desa Basawang Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.” Transformatif 2(1):100–110. doi: 10.23971/tf.v2i1.1107.

Krismawati, Yeni. 2018. “Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson.” Kurios; Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 2(1):46.

Moleong, Lexy J. 2019. “Moleong.” Metode Penelitian Kualitatif.

Mustaqim. 2016a. “Paradigma Perilaku Sosial Dengan Pendekatan Behavioristik.” Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam Dan Sosial 10(2):1–10.

Mustaqim. 2016b. “Paradigma Perilaku Sosial Dengan Pendekatan Behavioristik (Telaah Atas Teori Burrhusm Frederic Skinner).” Jurnal Studi Islam Dan Sosial 1(1):1–8.

Nahar, N. I. 2016. “Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran.” Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pangestu, Ilham, Ilham Aji Pangestu, and Irma Sri Rejeki. 2021. “Peranan Unhcr Dalam Monitoring Program Perlindungan Pengungsi Internasional.” Justitia: Jurnal Ilmu Hukum Dan Humaniora 8(1):257–68.

Pasal 1 ayat 1 dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

PRIMAWATI, ANGGRAENI. 2011. “Faktor Ekonomi Sebagai Alasan Migrasi Internasional Ke Malaysia.” Insani (11):73–82.

Setiyono, Joko. 2018. “Kontribusi Unhcr Dalam Penanganan Pengungsi Internasional Di Indonesia.” Masalah-Masalah Hukum 46(3):275. doi: 10.14710/mmh.46.3.2017.275-281.

Sugiono. 2012a. “Metode Penelitian Kualitatif Sugiyono.” Mode Penelitian Kualitatif 5(January):1–5.

Sugiono. 2012b. “Metode Penelitian Kualitatif Sugiyono.” Mode Penelitian Kualitatif 5(January).

Syamsumardian, Lisda, Abdul Rachmad Budiono, Moh Fadli, and Dhiana Puspitawati. 2020. “The Function of Rudenim on Immigration Monitoring for Refugee.” International Journal of Research in Business and Social Science (2147- 4478) 9(7):217–21. doi: 10.20525/ijrbs.v9i7.950.

UU KEIMIGRASIAN BAB 8 PASAL 82

Yohana, Nova, and Ringgo Eldapi Yozani. 2017. “Akomodasi Komunikasi Antarbudaya Imigran Ilegal Asal Afganistan Dengan Masyarakat Kota Pekanbaru.” Jurnal Komunikasi 11(2). doi: 10.21107/ilkom.v11i2.3324.

Downloads

Published

2023-06-30

How to Cite

Alam, M. N. A., Bahri, S. ., & Burchanuddin, A. (2023). Perilaku Pengungsi Afganistan di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Jurnal Sosiologi Kontemporer, 3(1), 37–44. https://doi.org/10.56326/jsk.v3i1.2696