Kajian Tentang Pendapatan Penyadap Getah Pinus
DOI:
https://doi.org/10.56326/pallangga.v1i1.2174Keywords:
Pendapatan, Penyadap, Getah PinusAbstract
Pine sap is a non-timber forest product produced from tapping pine trees which can provide many benefits, especially economically to tappers. This study aims to determine the income and socio-economic characteristics of pine resin tapping households. Determination of the sample in this study was taken 20% of the number of each population of pine resin tappers, namely as many as 111 tappers so that a sample of 22 pine resin tappers was obtained. Data collection techniques used are observation and interviews. The analytical method used is income analysis and qualitative descriptive. The results of this study indicate that the average total revenue is Rp. 14,504,901.82 with an average cost of Rp. 1,715,454.55 so that an average income of Rp. 12,789,447.27/year is obtained and the socio-economic characteristics of household tappers include age, level of education, type of work , and income. This proves that the income derived from tapping pine resin is not inferior to other businesses and can certainly improve people's welfare.
Getah pinus merupakan produk hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari penyadapan pohon pinus yang mana dapat memberikan banyak manfaat khususnya secara ekonomi kepada penyadap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan serta karakteristik sosial ekonomi rumah tangga penyadap getah pinus. Penentuan sampel dalam penelitian ini diambil 20% dari jumlah tiap populasi penyadap getah pinus yaitu sebanyak 111 penyadap sehingga diperoleh sampel sebanyak 22 penyadap getah pinus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total penerimaan rata-rata sebesar Rp. 14.504.901,82 dengan biaya rata-rata sebesar Rp.1.715.454,55 sehingga diperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp.12.789.447,27/tahun serta karakteristik sosial ekonomi rumah tangga penyadap meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan yang diperoleh dari kegiatan menyadap getah pinus tidak kalah dengan usaha-usaha lainnya dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
References
Anugrah, Nunu. (2021). Empat pesan Menteri LHK pada peringatan Hari Hutan Internasional. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5898/empat-pesan-menteri-lhk-pada-peringatan-hari-hutan-internasional. Diakses pada Tanggal 27 Maret 2022 pukul 08.02 WITA.
Badan Pusat Statistik. (2022). Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan menurut Provinsi di Indonesia.
Herawaty, H., Mukhlishah, N., Mahi, F., & Syam, A. S. (2022). Kontribusi Penyadapan Getah Pinus (Pinus Merkusii) terhadap Tingkat Pendapatan di PT. Inhutani I Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 3(9), 981-990.
Koloy, A. M. K., Tambas, J. S., & Manginsela, E. P. (2021). Keadaan Kelompok Tani Hutan Rin Pamu Penyadap Getah Pinus di Desa Tombasian Atas Satu Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Agri-Sosioekonomi, 17(3), 759-768.
Lateka, J. A., Manurung, T., & Prang, J. D. (2019). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Produksi Getah Pinus di Kabupaten Poso. d'CARTESIAN: Jurnal Matematika dan Aplikasi, 8(2), 127-133.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Intan Kristiani Datumawana, Suryawati Salam, Faidah Azuz
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.