Strategi Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar

Authors

  • Sekar Ayu Delima S. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Fuad Aziz Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Rahmawati Rachman Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/ursj.v7i1.1310

Keywords:

Green, Open, Space, Strategy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab belum terpenuhinya ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Serta untuk mengidentifikasi strategi pemenuhan ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Variabel yang digunakan yaitu, kependudukan, ketersediaan lahan, dan peran serta masyarakat di Kelurahan Buntusu. Metode analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif, selanjutnya menyusun strategi pemenuhan ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu dengan mengkaji teori menggunakan studi literatur. Seluruh variabel memiliki pengaruh terhadap belum terpenuhinya ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu. Sehingga strategi yang dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau yaitu, penataan jalur hijau, peningkatan kuailitas dan kuantitas taman lingkungan dengan mengidentifikasi lahan kosong yang kiranya dapat difungsikan menjadi ruang terbuka hijau, pemanfaatan taman atap (rooftop garden) serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ruang terbuka hijau.

This study aimed to identify the factors causing the unfulfilled Green Open Space in Buntusu Village, Tamalanrea District, Makassar City. And to identify strategies for fulfilling green open spaces in Buntusu Village, Tamalanrea District, Makassar City. The variables used are population, land availability, and community participation in Buntusu Village. The analytical method used is in the form of descriptive analysis, then compiling a strategy to fulfill the green open space in BSuntusu Village by studying the theory using literature studies. All variables have an effect on the unfulfilled green open space in Buntusu Village. So that the strategies that can be used in meeting the needs for green open space are the arrangement of green lines, increasing the quality and quantity of environmental parks by identifying empty land that can be used as green open spaces, utilizing rooftop gardens and increasing community participation in maintaining green open space.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adji Murtomo, B. (2003). Pendekatan Perkembangan Kota Pada Perancangan Semarang City Hall. Jurnal Jurusan Arsitektur, 1, 73-83.

Astriani, N. (2015). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Bandung. Veritas et Justitia, 1(2).

Dwihatmojo, R. (2016). Ruang terbuka hijau yang semakin terpinggirkan.

Dwiyanto, A. (2009). Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di permukiman Kota. Jurnal Nasional Arsitektur.

Fikri, M. A. (2019). Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang Berdasarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 25(3).

Hamidah, N., Nuswantoro, W., Santoso, M., & Garib, T. W. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Dinamika Journal: Pengabdian Masyarakat, 2(1).

itorus, S. R., Patria, S. I. D., & Panuju, D. R. (2012). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Timur. Jurnal Lanskap Indonesia, 4(2).

Januarisa, D. V., & Hardiansyah, G. (2015). Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Pentingnya Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari, 4(3).

Joga, N. (2013). RTH 30 Persen Resolusi Kota Hijau. Gramedia Pustaka Utama.

Maironi, S. (2019). Pelaksanaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/Prt/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan Di Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Nugroho, M. Luthfi Eko (2015) Problematika Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang. Jurnal Planologi

Prianto, A. L. (2017). Kebijakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar.

Rahmy, W. A., Faisal, B., & Soeriaatmadja, A. R. (2012). Kebutuhan ruang terbuka hijau kota pada kawasan padat, Studi kasus di Wilayah Tegallega, Bandung. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 1(1), 27-38.

Sabdey, A., & Niam, M. F. (2017, August). Kajian Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pada Area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Studi Kasus: Kota Nanga Bulik Kabupaten Lamandau. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity (Vol. 1, No. 1).

Usman, A. K., Adisasmitha, I. S. A., MSi, M., & Basir, I. H. A. Potensi Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perumahan Padat Pendudukdi Kota Makassar.

Utomo, P. (2016). Membangun Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Semarang. QistiE, 9(2).

Wicaksono, R. A., & Zuharnen, Z. (2017). Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Menentukan Lokasi Prioritas Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 6(3).

Zulkarnaen, E., Harakan, A., & Hawing, H. (2016). Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Dalam Implementasi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), 5(1), 46-59.

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Delima S., S. A., Aziz, F., & Rachman, R. (2024). Strategi Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Urban and Regional Studies Journal, 7(1), 47–51. https://doi.org/10.35965/ursj.v7i1.1310