Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Kabupaten Barru

Authors

  • Marwah Marwah Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Barru
  • Rudi Latief Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa
  • M. Iqbal S. Suhaeb Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/ursj.v6i2.4491

Keywords:

Strategi Penanganan, Kumuh Perkotaan, Permukiman Kumuh

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kelurahan Sumpang Binangae, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Analisis chi kuadrat dan uji kontingensi digunakan untuk identifikasi faktor, sementara analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi terbentuknya permukiman kumuh, yaitu pendapatan, pendidikan, mata pencaharian, jumlah anggota keluarga, kondisi bangunan, penyediaan air minum, kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan drainase, kondisi pengolahan air limbah, dan kondisi pengolahan persampahan. Faktor status kepemilikan lahan tidak berpengaruh signifikan. Strategi pengendalian permukiman kumuh meliputi: (1) Pengembangan kawasan permukiman sesuai Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (2) Pemanfaatan peran pemerintah berdasarkan Undang-undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terkait pembinaan, penyelenggaraan kawasan, pemeliharaan dan perbaikan, serta peningkatan kualitas; (3) Pemanfaatan kesadaran masyarakat dalam mendukung penanganan permukiman kumuh melalui program pemerintah terkait Peraturan Menteri PUPR No 2 tahun 2016 mengenai peningkatan kualitas permukiman kumuh dan sertifikasi hak atas tanah; (4) Peningkatan program penanganan kumuh dengan meningkatkan kualitas permukiman dan fasilitas penunjang; (5) Sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah pencemaran air bersih dengan tidak membuang sampah di laut.

This study used quantitative and qualitative methods to identify factors affecting slums in Sumpang Binangae urban village, Barru sub-district, Barru district. Chi squared analysis and contingency test were used for factor identification, while SWOT analysis was used to formulate slum upgrading strategies. The results showed that there are ten factors that influence the formation of slums, namely income, education, livelihood, number of family members, building conditions, drinking water supply, road network conditions, drainage network conditions, wastewater treatment conditions, and solid waste treatment conditions. The land ownership status factor has no significant effect. Slum control strategies include: (1) Development of residential areas in accordance with Law No 26 of 2007 on Spatial Planning; (2) Utilisation of the government's role based on Law No 1 of 2011 on Housing and Settlement Areas related to guidance, area implementation, maintenance and repair, and quality improvement; (3) Utilisation of community awareness in supporting slum upgrading through government programs related to PUPR Ministerial Regulation No 2 of 2016 regarding improving the quality of slums and certifying land rights; (4) Improvement of slum upgrading programs by improving the quality of settlements and supporting facilities; (5) Socialisation to the community to prevent clean water pollution by not throwing garbage in the sea..

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agresti, A. (2007). An Introduction to Categorical Data Analysis. New York: John Wiley & Sons.

Anugrah Valentine, W.D. (2018). Implementasi Program Kota Tanpa Kumuh (Studi Pada Pengelolaan Air Limbah di Kelurahan Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Tahun 2018).

Bayu, A.M. (2016). Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran Dengan Pendekatan Eco-Settlements.

Budiharjo, E. (2011). Teori Permukiman Kumuh. Jakarta: Penerbit X.

Cora, M. (2012). Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Fisik Lingkungan.

Creswell, J.W. (2009). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Diana, M.A. (2015). Penanganan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Panggungrejo Kota Pasuruan.

FAO. (2013). Improving Productivity of Fishery Communities. Food and Agriculture Organization.

Gürel, E., & Tat, M. (2017). SWOT Analysis: A Theoretical Review. Journal of International Social Research, 10(51), 994-1006.

McHugh, M. L. (2013). The Chi-square test of independence. Biochemia Medica, 23(2), 143-149.

Muvidayanti, S. (2018). Karakteristik dan Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kelurahan Tanjung Mas Kota Sem

Pemerintah Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Barru. (2014). SK Bupati Nomor 345/BAPPEDA/VIII/2014 Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Kabupaten Barru.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 14 Tahun 2018 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Pickton, D. W., & Wright, S. (1998). What’s swot in strategic analysis? Strategic Change, 7(2), 101-109.

Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jakarta: Sekretariat Negara.

Resa, A.M., Saam, Z., & Tarumun, S. (2017). Strategi Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kampung Bandar Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik UIN Alauddin, 2, 117-127.

Turner, J. (2016). Housing by People: Towards Autonomy in Building Environments. Pantheon Books.

UN-Habitat. (2015). The State of Asian and Pacific Cities 2015. United Nations Human Settlements Programme.

World Bank. (2014). Participation and Accountability in Urban Services. World Bank Publications.

Downloads

Published

2024-06-30

How to Cite

Marwah, M., Latief , R., & Suhaeb, M. I. S. (2024). Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Urban and Regional Studies Journal, 6(2), 199–208. https://doi.org/10.35965/ursj.v6i2.4491