Klasifikasi Sektor Informal Dan Hubungannya Dengan Penggunaan Ruang Pada Jalan Letjend Hertasning – Tun Abdul Razak, Kota Makassar Dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Authors

  • Andi Alief Muhammad Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Yori Herwangi Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35965/ursj.v7i2.6052

Keywords:

Tipologi Sektor Informal, Pemanfaatan Ruang, Pedagang Kaki Lima, Kota Makassar, Kabupaten Gowa

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis tipologi sektor informal dan keterkaitannya dengan pemanfaatan ruang di sepanjang Jalan Letjend Hertasning hingga Jalan Tun Abdul Razak, yang terletak di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan campuran (mixed methods), yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai fenomena sektor informal. Data dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara mendalam, dan observasi langsung terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi di kawasan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor informal, khususnya PKL, memiliki karakteristik yang beragam berdasarkan demografi, fisik, dan ekonomi. Mayoritas PKL beroperasi di sektor makanan dan minuman, memanfaatkan trotoar, badan milik jalan, dan emperan toko sebagai lokasi usaha. Penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan ruang oleh PKL sering kali tidak sesuai dengan peruntukannya, yang mengakibatkan penyempitan jalur pejalan kaki, kemacetan lalu lintas, dan penurunan estetika kota. Keterkaitan antara tipologi PKL dan pemanfaatan ruang menunjukkan bahwa keberadaan PKL berkontribusi terhadap dinamika ekonomi lokal, namun juga menimbulkan tantangan dalam pengelolaan ruang publik. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perlunya kebijakan yang lebih inklusif dan adaptif dalam penataan sektor informal, termasuk penyediaan zona khusus bagi PKL dan penguatan regulasi untuk menjaga ketertiban dan kebersihan ruang publik.

This research aims to analyze the typology of informal sector and its relationship with space utilization along Jalan Letjend Hertasning to Jalan Tun Abdul Razak, located in Makassar City and Gowa Regency, South Sulawesi. The method used in this research is a mixed methods approach, which combines quantitative and qualitative analysis to gain a comprehensive understanding of the informal sector phenomenon. Data was collected through field surveys, in-depth interviews, and direct observation of street vendors operating in the area. The results show that the informal sector, especially street vendors, have diverse characteristics based on demographic, physical, and economic factors. The majority of street vendors operate in the food and beverage sector, utilizing sidewalks, road shoulders, and shopfronts as business locations. This study also found that the utilization of space by street vendors is often not in accordance with their designation, resulting in narrowing pedestrian paths, traffic congestion, and a decrease in city aesthetics. The relationship between street vendor typology and space utilization shows that the presence of street vendors contributes to the dynamics of the local economy, but also poses challenges in public space management. Therefore, this study recommends the need for more inclusive and adaptive policies in structuring the informal sector, including the provision of special zones for street vendors and strengthening regulations to maintain order and cleanliness of public spaces.

Downloads

Download data is not yet available.

References

BPS. (2024a). Kabupaten Gowa dalam Angka.

BPS. (2024b). Kota Makassar Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kota Makassar Tahun 2024.

Hidayat, S., Tato, S., & Syafri. (2021). Tata Guna Lahan & Transportasi Wilayah Peri-Urban Mamminasata Studi Kasus Koridor Ruas Jalan Hertasning-Tun Abdul Razak (Vol. 1). http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/796

McGee, T. G., & Yeung, Y. (1977). Hawkers in Southeast Asian Cities: Planning for the Bazaar Economy. International Development Research Centre. https://books.google.co.id/books?id=HX6wAAAAIAAJ

Nusharatu, H. (2024). Pertumbuhan Ekonomi Makassar Lampaui Sulsel dan Nasional. https://news.detik.com/berita/d-7660199/pertumbuhan-ekonomi-makassar-lampaui-sulsel-dan-nasional

PerPres No.55. (2011). Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Dan Takalar (Vol. 53, Nomor 9).

Rachbini, D. J., & Hamid, A. (1995). Sektor Informal Perkotaan. Jakarta: LP3ES.

Soto, H. de. (1989). The other path: The economic answer to terrorism.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

Wahab, S. Z. S. (2024). Pertumbuhan Ekonomi Gowa Tertinggi Kedua di Sulsel, Capai 5,82 Persen di 2023. Tribun Timur Gowa. https://makassar.tribunnews.com/2024/11/15/pertumbuhan-ekonomi-gowa-tertinggi-kedua-di-sulsel-capai-582-persen-di-2023?

Yunus, H. S. (2010). Metodologi penelitian wilayah kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 251.

Downloads

Published

2025-06-30

How to Cite

Muhammad, A. A. ., & Herwangi, Y. . (2025). Klasifikasi Sektor Informal Dan Hubungannya Dengan Penggunaan Ruang Pada Jalan Letjend Hertasning – Tun Abdul Razak, Kota Makassar Dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Urban and Regional Studies Journal, 7(2), 181–189. https://doi.org/10.35965/ursj.v7i2.6052