https://journal.unibos.ac.id/ursj/issue/feedUrban and Regional Studies Journal2025-01-13T06:42:37+08:00Muhibuddinubpostgradjournal@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> merupakan jurnal ilmiah yang dikelola secara peer review memiliki e-ISSN 2656-8705 diterbitkan oleh Postgraduate Bosowa University Publishing. Terbit dua kali dalam satu tahun.<br /> <br /><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> menerbitkan artikel yang pada bidang perencanaan pengembangan wilayah, perencanaan kota, perkotaan, infrastruktur, transportasi, dan kawasan perdesaan. Bagi penulis yang memiliki artikel pada bidang ini dapat disesuaikan dengan panduan penulisan dan template kemudian disubmit secara online di website jurnal dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.</p>https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/5271Analisa Kesesuaian Lokasi Peternakan Ayam Di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai2024-11-22T17:25:29+08:00Indra Kurniadiindrakurniadi0155@gmail.comA. Muhibuddinandi.muhibuddin@universitasbosowa.ac.idKamran Aksakamran.aksa@universitasbosowa.ac.id<p>Salah satu komoditi peternakan yang umum dipelihara yaitu ayam broiler, ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk membuat lokasi peternakan dan kesesuaian lokasi peternakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga membuat usaha peternakan berhasil dan mampu memenuhi kebutuhan pangan hewani. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam membuat lokasi peternakan ayam broiler di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten sinjai serta menganalisa kesesuaian lokasi peternakan dengan aturan atau standarisasi yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus dan analisa data spasial, Teknik pengumpulan data digunakan adalah kuesioner dan Pengukuran dengan menggunakan skala Liekert. Adapun teknik pengumpulan data spasial dilakukan dengan survey lokasi dan pengambilan titik koordinat serta pengumpulan data spasial yang sudah ada. Hasil penelitian menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk membuat lokasi peternakan ayam broiler di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai adalah modal (Sangat Setuju); jaminan pasar (Sangat Setuju); jaminan harga dan nilai ekonomis (Sangat Setuju). Faktor yang paling berpengaruh kepada masyarakat untuk membuat lokasi peternakan ayam broiler adalah jaminan harga dan diketahui kesesuaian lokasi peternakan ayam broiler bahwa dari 37 lokasi peternakan yang ada di Kecamatan Sinjai Timur terdapat 18 Lokasi dengan klasifikasi sangat Sesuai, 5 lokasi dengan klasifikasi Sesuai dan 14 lokasi dengan klasifikasi tidak sesuai.</p> <p><em>One of the livestock commodities that is commonly kept is broiler chickens. There are several factors that influence the community to determine the location of the farm and the suitability of the farm location in accordance with applicable regulations so as to make the livestock business successful and able to meet animal food needs. This research aims to analyze the factors that influence the community in establishing a broiler chicken farming location in East Sinjai District, Sinjai Regency and analyzing the suitability of the farming location with applicable regulations or standards. The research method used is the census method and spatial data analysis. The data collection technique used is a questionnaire and measurements using the Liekert scale. The spatial data collection technique is carried out by surveying locations and taking coordinate points as well as collecting existing spatial data. The research results show that the factors that influence the community to create a location for broiler chicken farming in East Sinjai District, Sinjai Regency are capital (Strongly Agree); market guarantee (Strongly Agree); guaranteed price and economic value (Strongly Agree). The factors that have the most influence on the community in establishing a broiler chicken farming location are price guarantees and it is known that the suitability of the broiler chicken farming location is that of the 37 farming locations in East Sinjai District, there are 18 locations with the classification Very Suitable, 5 locations with the Suitable classification and 14 locations with inappropriate classification</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Indra Kurniadi, A. Muhibuddin, Kamran Aksahttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/5272Pemanfaatan Peta Foto Tegak Sebagai Peta Dasar Untuk Evaluasi Pelaksanaan Rencana Tata Ruang2024-11-22T17:24:50+08:00Sulastri Sulastrisulastricyj@gmail.comsyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.idRudi Latiefrudi.latief@universitasbosowa.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi Rencana Tata Ruang (RTR) pada potensi adanya ketidaksesuaian pola ruang terhadap existing keadaan di lapangan, sehingga lokasi penelitian yang dipilih terletak pada daerah yang memiliki kemungkinan terdapat pembangunan yang signifikan untuk mendeteksi kecocokan pemanfaatan ruang dan di wilayah yang relative sama atau sedikit pembangunan untuk evaluasi penyusunan pemanfaatan tanah sesuai pola ruang. Penelitian dilakukan di 2 wilayah administrasi Kelurahan/Desa yang keduanya berada di Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Area pertama adalah Kelurah Coppo yang berada di Kecamatan Barru Kabuopaten Barru. Hasil dari Penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peta Tegak yang dihasilkan dari pemotretan menggunakan wahana nir awak (PUNA) mempunyai hasil akurasi kurang dari 15 cm sehingga dapat digunakan untuk identifikasi batas bidang tanah sehingga dapat dijadikan peta dasar dalam pemetaan perbidang dan klasifikasi pemanfaatan ruangnya di lapangan, (2) Pemanfaatan foto udara yang direkam menggunakan wahana nirawak (PUNA) dapat menghasilkan foto tegak yang beresolusi tinggi dan akurat untuk membantu evaluasi pemanfaatan pola ruang sesuai Rencana tata Ruang (RTR). Data foto udara dapat diakuisisi dan diolah secara cepat sesuai dengan area yang akan dilakukan evaluasi RTR. Penggunaan foto tegak ini sangat tepat dan efisien untuk digunakan pada pemantauan pelaksanaan RTR yang areanya tidak terlalu luas dan membutuhkan data terkini secara cepat dan murah. Sumber daya yang dibutuhkan juga sedikit tetapi ahli dalam bidangnya sehingga hasil foto tegak dapat dijadikan peta dasar dalam kegiatan evaluasi dan pemantauan RTR, (3) Hasil evaluasi pemanfaatan lahan yang menggunakan overlay data peta tegak sebagai peta dasarnya dibbandingkan pola ruang RTRW Barru ditemukan banyak bangunan yang berada di pola ruang non bangunan. Terdapat banyak bangunan terutama di kelurahan Coppo yang berada di area pertanian lahan basah maupun perkebunan. Selain itu pada vektor pola ruang tidak sesuai dengan keadaan di lapangan sehingga perlu dilakukan updating/pembaharuan pola ruang. Hal ini disebabkan pada saat penyusunan penggunaaan peta dasarnya tidak memeuhi syarat yang ditentukan karena kekurangan data pada saat itu. Hasil identifikasi bangunan yang terindikasi bangunan liar dapat dilakukan peninjauan secara langsung karena terlihat jelas di peta foto. (4) Peta dasar yang dipakai mempunyai akurasi yang lebih tinggi daripada peta dasar yang digunakan saat penyusunan RTRW sehingga bisa dipakai untuk pembuatan atau koreksi pola ruang yang lebih detail, dan (5) Ketersediaan peta dasar yang memenuhi standar yang ditentukan merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan ruang, selain pemantauan dan valuasi peta dasar dapat dijadikan acuan penyusunan RDTR. Hal itu dikarenakan ketelitian peta dasar yang dipakai mempengaruhi keakuratan vektor pola ruang.</p> <p><em>The purpose of this study is to evaluate the Spatial Plan (RTR) on the potential for spatial pattern inconsistencies with existing conditions in the field, so that the selected research location is located in an area that has the possibility of significant development to detect the suitability of spatial use and in an area that is relatively the same or has little development to evaluate the arrangement of land use according to spatial patterns. The study was conducted in 2 administrative areas of the Village/Kelurahan, both of which are in Barru District, Barru Regency. The first area is Coppo Village which is in Barru District, Barru Regency. The results of this study indicate that (1) The Vertical Map produced from photography using an unmanned aerial vehicle (PUNA) has an accuracy of less than 15 cm so that it can be used to identify land boundaries so that it can be used as a base map in mapping per field and classifying its spatial use in the field, (2) Utilization of aerial photos recorded using an unmanned aerial vehicle (PUNA) can produce high-resolution and accurate vertical photos to help evaluate the use of spatial patterns according to the Spatial Plan (RTR). Aerial photo data can be acquired and processed quickly according to the area to be evaluated for RTR. The use of vertical photos is very appropriate and efficient for use in monitoring the implementation of RTR which is not too large and requires up-to-date data quickly and cheaply. The resources needed are also few but experts in their fields so that the results of vertical photos can be used as basic maps in RTR evaluation and monitoring activities, (3) The results of land use evaluation using vertical map data overlay as the basic map compared to the Barru RTRW spatial pattern found many buildings in the non-building spatial pattern. There are many buildings especially in Coppo sub-district which are located in the wetland agricultural area or plantations. In addition, the vector spatial pattern does not match the conditions in the field so that updating/renewing the spatial pattern needs to be done. This is because at the time of preparation the use of the base map did not meet the specified requirements due to lack of data at that time. The results of the identification of buildings indicated as illegal buildings can be reviewed directly because they are clearly visible on the photo map. (4) The base map used has higher accuracy than the base map used when compiling the RTRW so that it can be used to create or correct more detailed spatial patterns, and (5) The availability of base maps that meet the specified standards is very important in spatial planning, in addition to monitoring and evaluating base maps that can be used as a reference for compiling the RDTR. This is because the accuracy of the base map used affects the accuracy of the spatial pattern vector</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Sulastri Sulastri, syafri Syafri, Rudi Latiefhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/5502Analisis Kawasan Permukiman Kumuh DAS Jeneberang Kota Makassar2025-01-13T06:42:37+08:00Irwan Rudiantoirwanrudy2506@gmail.comSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.idEmil Salim Rasyidiirwanrudy2506@gmail.com<p>Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Survey yang melibatkan pengumpulan data dari sejumlah besar responden menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur. Berdasarkan hasil analisis pengindraan jauh melihat dari 2 tahun berkembangan yang berbeda (Time-lapse) menunjukan bahwa pola bangunan yang berkembang bersifat berkelompok (Radial). Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perkembangan permukiman kumuh yaitu kepadatan bangunan dan aksesibilitas yang ada. Dalam perumusan konsep penataan permukiman kumuh diperlukan determinan ruang yang di kaitkan dengan tata guna lahan dan pemanfaatan lahan sehingga menghasilkan regulasi yang terintegritas pada aktivitas berkelanjutan DAS Jeneberang.</p> <p><em>This study uses a Quantitative Survey method that involves collecting data from a large number of respondents using questionnaires or structured interviews. Based on the results of remote sensing analysis looking at 2 different years of development (Time-lapse) shows that the building patterns that develop are grouped (Radial). Factors that have a significant influence on the development of slums are building density and existing accessibility. In formulating the concept of slum settlement management, spatial determinants are needed that are linked to land use and land utilization so as to produce regulations that are integrated into the sustainable activities of the Jeneberang Watershed.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Irwan Rudianto, Syafri Syafri, Emil Salim Rasyidihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/5501Strategi Pengembangan Potensi Objek Wisata dengan Konsep Blue Economy di Pulau Maratua Kabupaten Berau2025-01-13T06:42:30+08:00Padmarani Wulandarialana.wulanprwdr@gmail.comSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.idRusneni Ruslanalana.wulanpwrdr@gmail.com<p>Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh penerapan konsep blue economy terhadap pengembangan pariwisata di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, menggunakan pendekatan analisis univariat dan Analytical Hierarchy Process. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan merumuskan arahan konsep blue economy. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data primer melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan lokal dan survei, serta data sekunder dari literatur terkait. Data tersebut dianalisis menggunakan Analytical Hierarchy Process untuk menetapkan prioritas berdasarkan kepentingan dan pengaruh relatif dari setiap faktor. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan konsep blue economy secara signifikan dapat meningkatkan pariwisata berkelanjutan di Pulau Maratua Kabupaten Berau, dengan prioritas tindakan yang telah ditentukan melalui analisis univariat dan analisis Analytical Hierarchy Process. Saran diberikan kepada pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk fokus pada prioritas-prioritas ini dalam perencanaan dan implementasi strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan.</p> <p><em>This research explores the influence of the implementation of the blue economy concept on tourism development in Maratua Island, Berau Regency, using univariate analysis and analytical hierarchy process approaches. The research objective is to analyze and formulate the direction of the blue economy concept. The research method involved collecting primary data through interviews with local stakeholders and surveys, as well as secondary data from relevant literature. The data were analyzed using analytical hierarchy process to set priorities based on the relative importance and influence of each factor. This study concludes that the application of the blue economy concept can significantly improve sustainable tourism on Maratua Island in Berau Regency, with prioritized actions determined through univariate analysis and Analytical Hierarchy Process. Advice is given to the government, academics, and communities to focus on these priorities in the planning and implementation of sustainable tourism development strategies</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Padmarani Wulandari, Syafri Syafri, Rusneni Ruslanhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/3808Evaluasi Implementasi Konsep Green Planning And Design 2023-12-07T13:28:24+08:00Panjhi Arieq Naufal Mugnipanjhiarieq@gmail.comAndi Muhibuddinandi.muhibuddin@universitasbosowa.ac.idSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.id<p>Pengembangan kawasan perkotaan di Indonesia berkembang sangat cepat, dan dinamis sehingga aktivitas dan pengembangannya akan menimbulkan berbagai macam problematika dan dampak permasalahan lingkungan seperti ketidakseimbangan antara pertumbuhan kawasan perkotaan dan peningkatan kualitas lingkungan. Kondisi inilah yang menjadikan Kota menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Kabupaten Maros pun telah menjadi kabupaten yang berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan kota Metropolitan Makassar sebagai kota Induk, memaksa Kabupaten Maros yang menjadi bagian dari kawasan perkotaan Mamminasta (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar), menjadi berkembang dengan cepat. Terkhusus pada kawasan perkotaan baru di Kecamatan Moncongloe yang menjadi kawasan kota Satelit. Namun adapula ancaman yang terjadi di Kecamatan Moncongloe yaitu sering terjadinya Banjir, pembakaran sampah oleh masyarakat serta pengelolaan drainase yang kurang baik maka diperlukan suatu konsep pencegahan dan penanganan untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu konsep kota hijau atau biasa disebut “Green city”. Adapun konsep pendekatan ini masih belum maksimal diterapkan di Kecamatan Moncongloe, maka output dari penelitian ini yaitu mengevaluasi seberapa besarkah penerapan yang telah dilakukan di lokasi penelitian serta merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja dari setiap indikator kota hijau.</p> <p><em>The development of urban areas in Indonesia is developing very fast, and is dynamic, so that its activities and development will cause various kinds of problems and impacts of environmental problems, such as imbalances between the growth of urban areas and the improvement of environmental quality. This condition makes the city uncomfortable to live in. Maros Regency has also become a district that is developing very rapidly following the development of the Metropolitan city of Makassar as the main city, forcing Maros Regency which is part of the Mamminasta urban area (Makassar, Maros, Sungguminasa, and Takalar) to develop rapidly. Especially in the new urban area in Moncongloe District which is a satellite city area. However, there are also threats that occur in Moncongloe District, namely frequent flooding, burning of garbage by the community and poor drainage management, so a concept of prevention and handling is needed to overcome these problems, namely the concept of a green city or commonly called "Green city". The concept of this approach is still not maximally applied in Moncongloe District, so the output of this study is to evaluate how much implementation has been done in the research location and formulate strategies to improve the performance of each indicator of a green city</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Panjhi Arieq Naufal Mugni, Andi Muhibuddin, Syafri Syafrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/1308Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Mariso Terhadap Pembangunan Pembangunan Center Of Indonesia Di Kota Makassar2021-12-30T16:53:59+08:00Nur Ainsyah Pakayaainsyahpakaya37@gmail.comRudi Latiefrudi.latief@universitasbosowa.ac.idRusneni Ruslanainsyahpakaya37@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat nelayan Di Kecamatan Mariso dan untuk mengidentifikasi strategi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan Di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Mariso dengan fokus lokasi di Kelurahan Panambungan yang merupakan kelurahan paling terdampak dari pembangunan CPI. Variabel yang digunakan terdiri dari empat variabel yakni : 1. Jumlah Populasi Nelayan, 2. Kesehatan Masyarakat, 3. Jarak Penangkapan, 4. Tingkat Pendidikan. Metode analisis yang digunakan berupa analisis regresi regresi berganda, uji f, uji t dan analisis SWOT. Berdasarkan Analisis regresi berganda, uji f dan uji t yang dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini yakni faktor yang menyebabkan sehingga terjadinya penurunan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar adalah jarak tangkap dan berdasarkan Analisis SWOT strategi yang dapat digunakan Memanfaatkan jumlah populasi nelayan yang ada dengan membentuk lembaga pemberdayaan masyarakat nelayan guna merealisasikan perda kota makassar no.41 tahun 2001 tentang pembentukan pemberdayaan masyarakat nelayan.</p> <p><em>The purpose of this study is to identify the factors that cause a decrease in the income of fishing communities in Mariso District and to identify strategies for improving the economy of the fishing community in Mariso District towards the development of CPI in Makassar City. This research is located in Mariso District with a focus on the location in Kelurahan Panepang, which is the village most affected by the CPI development. The variables used consisted of four variables, namely: 1. Number of Fishermen's Population, 2. Public Health, 3. Distance to Catching, 4. Education Level. The analysis method used is multiple regression analysis, f test, t test and SWOT analysis. Based on the multiple regression analysis, the f test and the t test were carried out, the conclusions in this study are the factors that cause a decrease in the income of the fishing community in Mariso District to the development of CPI in Makassar City is the fishing distance and based on the SWOT analysis strategies that can be used to utilize the number of fishermen population. that exists by establishing a fishermen community empowerment institution to realize the Makassar City Regulation No.41 of 2001 concerning the establishment of the empowerment of fishing communities</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Nur Ainsyah Pakaya, Rudi Latief, Rusneni Ruslanhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/1310Strategi Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar2021-12-30T17:02:01+08:00Sekar Ayu Delima S.sekarayudelimas@gmail.comFuad AzizSekarayudelimas@gmail.comRahmawati RachmanSekarayudelimas@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab belum terpenuhinya ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Serta untuk mengidentifikasi strategi pemenuhan ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Variabel yang digunakan yaitu, kependudukan, ketersediaan lahan, dan peran serta masyarakat di Kelurahan Buntusu. Metode analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif, selanjutnya menyusun strategi pemenuhan ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu dengan mengkaji teori menggunakan studi literatur. Seluruh variabel memiliki pengaruh terhadap belum terpenuhinya ruang terbuka hijau di Kelurahan Buntusu. Sehingga strategi yang dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau yaitu, penataan jalur hijau, peningkatan kuailitas dan kuantitas taman lingkungan dengan mengidentifikasi lahan kosong yang kiranya dapat difungsikan menjadi ruang terbuka hijau, pemanfaatan taman atap (rooftop garden) serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ruang terbuka hijau.</p> <p><em>This study aimed to identify the factors causing the unfulfilled Green Open Space in Buntusu Village, Tamalanrea District, Makassar City. And to identify strategies for fulfilling green open spaces in Buntusu Village, Tamalanrea District, Makassar City. The variables used are population, land availability, and community participation in Buntusu Village. The analytical method used is in the form of descriptive analysis, then compiling a strategy to fulfill the green open space in BSuntusu Village by studying the theory using literature studies. All variables have an effect on the unfulfilled green open space in Buntusu Village. So that the strategies that can be used in meeting the needs for green open space are the arrangement of green lines, increasing the quality and quantity of environmental parks by identifying empty land that can be used as green open spaces, utilizing rooftop gardens and increasing community participation in maintaining green open space</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Sekar Ayu Delima, Fuad Aziz, Rahmawati Rachmanhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4609Strategi Peningkatan Walkability Index Di Kawasan Bisnis Dan Wisata Di Kota Makassar2024-11-22T17:26:19+08:00Andi Siti Hajar Aswatyandisitihajar9@gmail.comMurshal Manafmursal.manaf@universitasbosowa.ac.idKamran Aksakamran.aksa@universitasbosowa.ac.id<p>Kaitannya dalam perancangan kota, diperlukan perencanaan pedestrian secara menyeluruh yang saling terkait dengan elemen-elemen perkotaan lainnya, sehingga tersedianya jalur pedestrian yang dapat memfasilitasi berbagai jenis kebutuhan bagi penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi eksisting jalur pedestrian, menghitung tingkat walkability index dan memberikan strategi peningkatan pada index walkability. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mengidentifikasi tingkat kenyamanan jalur pedestrian Kota Makassar khususnya di Jalan Somba Opu dan Jalan Penghibur digunakan analisis index walkabiity sedangkan untuk mengidentifikasi strategi peningkatan pedestrian digunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fasilitas jalur pejalan kaki relatif baik dan tersedia tetapi masih perlu dilakukan peningkatan dibeberapa variabel.</p> <p><em>In relation to urban design, comprehensive pedestrian planning is needed that is interrelated with other urban elements, so that pedestrian paths are available that can facilitate various types of needs for users. The aims of this research are to identify the existing condition of the pedestrian path, calculate the level of walkbility index and provide an improvement strategy on the walkbility index. This research uses a qualitative approach. To identify the level of comfort of the Makassar City pedestrian path, especially on Jalan Somba Opu and Jalan Penghibur, walkabiity index analysis was used, while to identify pedestrian improvement strategies SWOT analysis was used. The results of this study indicate that the pedestrian path facilities are relatively good and available but still need to be improved in several variables</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Andi Siti Hajar Aswaty, Murshal Manaf, Kamran Aksahttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4607Pengendalian Pembangunan Dalam Rangka Pelestarian Kawasan Tongkonan Penanian Kecamatan Tallunglipu2024-11-22T17:26:40+08:00Evisanty Sibalamesyamisa@gmail.comSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.idSyamsul Bahrimesyamisa@gmail.com<p>Meningkatnya kebutuhan akan lahan mendorong terjadinya kegiatan alih fungsi lahan, tidak terkecuali lahan di kawasan tongkonan. Dimana luas dan lokasi penggunaan lahan yang tidak dikendalikan secara bijaksana dapat mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dan mengganggu keseimbangan lingkungan yang berdampak pada kelestarian kawasan tongkonan tersebut. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan yang tidak dikendalikan terhadap pelestarian Kawasan Tongkonan dan untuk merumuskan strategi pengendalian pembangunan di sekitar Kawasan Tongkonan Penanian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang menganalisis dampak pemabngunan yang tidak dikendalikan di kawasan tongkonan, serta analisis SWOT sebagai metode analisis yang digunakan untuk mengkaji dan menentukan strategi yang tepat di wilayah penelitian sebagai upaya menjaga dan mengendalikan kualitas lingkungan yang penekanannya bertumpu pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dampak pembangunan yang tidak dikendalikan di kawasan Tongkonan dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu dampak sosial budaya, dampak lingkungan dan dampak ekonomi. Seadngka strategi pengendalian pembangunan di kawasan Tongkonan Penanian yaitu dengan memanfaatkan peluang untuk mempertahankan kekuatan yaitu penegakan aturan yang telah ada melalui pengawasan pemerintah terhadap kegiatan Masyarakat Hukum Adat, merumuskan dan menetapkan aturan yang lebih spesifik mengatur kawasan Tongkonan yang termasuk di dalamnya tidak sembarang mengalihfungsikan lahan Tongkonan dalam rangka menjaga kelestarian budaya Tongkonan, membantu dan memfasilitasi generasi muda dalam mencari pekerjaan melalui informasi yang disebarluaskan oleh pemerintah, meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya menjaga kelestarian budaya melalui sosialisasi, seminar atau kegiatan-kegiatan lainnya dan, merumuskan suatu kebijakan ke dalam suatu program yang dapat meningkatkan edukasi komunikasi serta informasi kepada masyarakat.</p> <p><em>The increasing need for land encourages land conversion activities, including land in the tongkonan area. Where the area and location of land use that is not controlled wisely can affect the availability of resources and disrupt the environmental balance which has an impact on the sustainability of the tongkonan area. Therefore, This research aims to analyze the impact of uncontrolled development on the preservation of the Tongkonan Area and to formulate development control strategies around the Tongkonan Penanian Area. The research method used is qualitative research, where the analysis technique used is qualitative descriptive analysis which analyzes the impact of uncontrolled development in the tongkonan area, as well as SWOT analysis asThe analytical method used to study and determine appropriate strategies in the research area as an effort to maintain and control environmental quality focuses on aspects of strengths, weaknesses, opportunities and threats. The impacts of uncontrolled development in the Tongkonan area are divided into 3 (three) types, namely socio-cultural impacts, environmental impacts and economic impacts. One strategy for controlling development in the Tongkonan Penanian area is to take advantage of opportunities to maintain strength namely enforcing existing regulations through government supervision of the activities of the Customary Law Community, formulating and establishing more specific rules governing the Tongkonan area, which includes not just converting Tongkonan land in order to preserve Tongkonan culture, helping and facilitating the younger generation in finding work through information disseminated by the government, increasing public awareness regarding the importance of preserving culture through outreach, seminars or other activities and, formulating a policy into a program that can improve communication education and information to the public.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Evisanty Sibala, Syafri Syafri, Syamsul Bahrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4608Strategi Peningkatan Kualitas Ruang Terbuka Hijau Taman Maccini Sombala Kota Makassar2024-11-22T17:31:30+08:00Sekar Ayu Delima S.sekarayudelimass@gmail.comMurshal Manafmurshal.manaf@universitasbosowa.ac.idAgus Salimagus.salim@universitasbosowa.ac.id<p>Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini mengkaji serta merumuskan strategi peningkatan kualitas RTH dan pengaruh faktor fisik, teknis, dan fungsi ekstrinsik terhadap kualitas Ruang Terbuka Hijau di Taman Maccini Sombala, Kota Makassar. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Untuk kuantitatif penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi, sedangkan Pendekatan kualitatif menggunakan pendekatan analisis deskriptif dari in-depth interview serta analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh faktor fisik, teknis, dan ekstrinsik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas Ruang Terbuka Hijau Taman Maccini Sombala Kota Makassar. Oleh karena itu, disusunlah strategi peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau Taman Maccini Sombala, antara lain dengan mengembangkan kualitas ruang terbuka hijau, meningkatkan fasilitas rekreasi, menyediakan fasilitas kolam pemancingan, dan memanfaatkan lokasi taman untuk pengembangan kegiatan lainnya.</p> <p><em>The existence of green open space is important for controlling and maintaining environmental integrity and quality. The aim of this research is to examine and formulate strategies for improving the quality of green open space and the influence of physical, technical, and extrinsic functional factors on the quality of green open space in Maccini Sombala Park, Makassar City. This research method uses quantitative and qualitative research types. For quantitative research, this research uses a correlational research approach, while the qualitative approach uses a descriptive analysis approach derived from in-depth interviews and SWOT analysis. The research results show that the influence of physical, technical, and extrinsic factors together has a significant effect on the quality of the Maccini Sombala Park Green Open Space, Makassar City. Therefore, a strategy was developed to improve the quality of Maccini Sombala Park Green Open Space, including by developing the quality of green open space, improving recreational facilities, providing fishing pond facilities, and utilizing the park location for the development of other activities</em><em>.</em></p>2024-12-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Sekar Ayu Delima S., Murshal Manaf, Agus Salim