https://journal.unibos.ac.id/ursj/issue/feedUrban and Regional Studies Journal2024-07-19T21:28:16+08:00Muhibuddinubpostgradjournal@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> merupakan jurnal ilmiah yang dikelola secara peer review memiliki e-ISSN 2656-8705 diterbitkan oleh Postgraduate Bosowa University Publishing. Terbit dua kali dalam satu tahun.<br /> <br /><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> menerbitkan artikel yang pada bidang perencanaan pengembangan wilayah, perencanaan kota, perkotaan, infrastruktur, transportasi, dan kawasan perdesaan. Bagi penulis yang memiliki artikel pada bidang ini dapat disesuaikan dengan panduan penulisan dan template kemudian disubmit secara online di website jurnal dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.</p>https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4489Determinasi Faktor Pertumbuhan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar2024-07-18T23:39:52+08:00Maulana Akbariyancrown77@gmail.comAndi Muhibuddiniyancrown77@gmail.comSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.id<p>Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhi tumbuh kembangnya pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Lokasi penelitian tesis ini terletak di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mulai dari pengolahan data hingga analisis yang melalui pengukuran dan perhitungan data numerik. Proses pengambilan sampel sebagai data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada pedagang kaki lima yang ada sebagai responden. Data kemudian diolah menggunakan analisis chi-kuadrat untuk mengetahui faktor yang paling memengaruhi tumbuh kembangnya pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Berdasarkan hipotesis penulis, diduga faktor yang paling memengaruhi dalam tumbuh kembang pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar adalah Kurangnya Lapangan Pekerjaan di Sektor Formal.</p> <p><em>This research was conducted to identify the factors that influence the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City. The location of this thesis research is in the Metro Tanjung Bunga area, Tamalate District, Makassar City. Using a quantitative approach from data processing to analysis through measurement and calculation of numerical data. The sampling process as data was carried out by distributing questionnaires to street vendors as respondents. The data was then processed using chi-square analysis to determine the factors that most influence the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City. Based on the author's hypothesis, it is suspected that the most influencing factor in the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City is the Lack of Employment Opportunities in the Formal Sector</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Maulana Akbar, Andi Muhibuddin, Syafri Syafrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4493Evaluasi Ekonomi Dan Nilai Lapangan Nasional Sinjai Sebagai Ruang Terbuka Hijau2024-07-18T23:37:20+08:00Nujumunnisa Nujumunnisanujumunnisarazak@gmail.comHaeruddin Haeruddinhaeruddin@universitasbosowa.ac.idSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai fungsi pelayanan lapangan Nasional Sinjai terbuka hijau, menganalisis nilai ekonomi RTH pada taman Nasional Sinjai dan menganalisis besarnya manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan keberadaan taman Nasional Sinjai. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan juga motode kombinasi. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan model pendugaan nilai ekonomi. Dengan menghitung dugaan nilai rataan WTP setelah memperoleh nilai penawaran dan selanjutnya dilakukan pendugaan kurva WTP yang dibentuk menggunakan jumlah kumulatif dari jumlah individu yang bersedia memilih satu nilai WTP tertentu selanjutnya penjumlahan data WTP yang dilakukan setelah didapatkan dugaan nilai rataan WTP yang dikalikan dengan jumlah polulasi. Diperoleh hasil penelitian sarana rekreasi keluarga (52.9%) merupakan nilai tertinggi dalam fungsi ini. Fungsi ekologis didapatkan pada indikator 35.8% sebagai pelestarian taman lingkungan, dan fungsi ekologis sebesar 40.1% menunjukkan taman Nasional Sinjai dapat menjadi salah satu wadah dalam perbaikan kualitas udara di Kabupaten Sinjai. Nilai ekonomi Taman Nasional Sinjai berdasarkan konsep WTP mendapatkan nilai ekonomi dari keberadaan Taman Nasional Sinjai dan didapatkan yaitu sebesar Rp.183.633.890. Keberadaan Taman Nasional Sinjai memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan pendapatan sebagian masyarakat dan menurut pengunjung kebaradaan Taman Nasional Sinjai mampu menjadi salah satu pilihan sebagai tempat bersantai setelah bekerja.</p> <p><em>This research aims to analyze the service function value of the Sinjai National open green field, analyze the economic value of green open space in the Sinjai National Park and analyze the magnitude of the economic benefits for the community from the existence of the Sinjai National Park. The analytical methods used in this research are quantitative and qualitative approaches and combination methods. Testing in this research was carried out using an economic value estimation model. By calculating the estimated average WTP value after obtaining the bid value and then estimating the WTP curve which is formed using the cumulative number of individuals who are willing to choose a particular WTP value, then adding up the WTP data which is carried out after obtaining the estimated average WTP value which is multiplied by the total population. Research results showed that family recreation facilities (52.9%) had the highest value in this function. The ecological function was found to be an indicator of 35.8% as environmental park preservation, and the ecological function of 40.1% shows that the Sinjai National Park can be a forum for improving air quality in Sinjai Regency. The economic value of Sinjai National Park is based on the WTP concept to obtain economic value from the existence of Sinjai National Park and is obtained at IDR 183,633,890. The existence of Sinjai National Park has had a positive influence on changes in the income of some people and according to visitors, the existence of Sinjai National Park can be an option as a place to relax after work.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Nujumunnisa Nujumunnisa, Haeruddin Haeruddin, Syafri Syafrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4496Optimalisasi Sistem Distribusi Air Bersih Perpipaan Di Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang2024-07-18T23:35:02+08:00Mutmainna Udinmutmainnahudin322@gmail.comRudi Latiefrudi.latief@universitasbosowa.ac.idMuh. Arief Nasutionarief.nasution@universitasbosowa.ac.id<p>Air bersih merupakan salah satu hal yang penting dan mendapat prioritas dalam perencanaan kota. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhan airnya pun meningkat. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang belum maksimal. Berdasarkan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2010. Pelayanan Air bersih di Kecamatan Watang Sawitto tergolong buruk dengan melihat tingkat pelayanan air bersih yang kurang dari 50%. Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, perlu adanya optimalisasi pemenuhan kebutuhan air bersih perpipaan di Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang sehingga dapat menjadi bahan pemecahan masalah dalam menentukan strategi yang tepat.penelitian ini menggunakan analisis skoring untuk penentuan skor atas jawaban responden dan teknik analisis deskriptif dengan mendeskripsikan secara verbal data-data yang nampak di daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis, penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih perpipaan di beberapa titik wilayah penelitian ini adalah karena tingginya tingkat kehilangan air yang memiliki nilai kehilangan air yang cukup besar 42,34%. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang yaitu diperlukan perbaikan pada sistem distribusi air bersih dan manajemen pengolahan air mulai dari sumber sehingga penyalur air ke masyarakat untuk mengurangi tingkat kehilangan air</p> <p><em>Clean water is one of the important things and is given priority in city planning. The higher a person's standard of living, the more their water needs increase. Fulfillment of clean water needs for Watang Sawitto District, Pinrang Regency has not been optimal. Based on the Minister of Public Works Regulation Number 14 of 2010, clean water services in Watang Sawitto District are classified as poor considering the level of clean water services is less than 50%. Therefore, to achieve this target, it is necessary to optimize the supply of piped clean water in Watang Sawitto District, Pinrang Regency so that it can be used as problem solving material in determining the right strategy. This research uses scoring analysis to determine scores based on the analysis of respondents' answers and techniques. descriptive by verbally describing the data that appears in the research area. Based on the results of the analysis, the cause of the unmet need for clean piped water at several points in this research area is due to the high level of water loss which has a fairly large water loss value of 42.34%. So, to meet the need for clean water in Watang Sawitto District, Pinrang Regency, improvements are needed in the clean water distribution system and air treatment management starting from the source so that it distributes air to the community to reduce the level of air loss</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Mutmainna Udin, Rudi Latief, Muh. Arief Nasutionhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4497Transformasi Fungsi Masjid Sebagai Sarana Ibadah Dan Rekreasi Dalam Perkembangan Perkotaan2024-07-18T23:34:48+08:00ST Ratna Wijayantiwiwiwijayanti6691@gmail.comAndi Muhibuddinwiwiwijayanti6691@gmail.comSyamsul Bahrisyamsul.bahri@universitasbosowa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Masjid 99 Kubah sebagai medium ibadah dan rekreasi bagi warga Kota Makassar, dengan fokus pada aspek harmoni sosial dan pengembangan kota. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kuantitatif berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data dianalisis dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid 99 Kubah Kota Makassar secara simultan memainkan peran yang signifikan sebagai sarana ibadah dan rekreasi, interaksi masjid dengan masyarakat Kota Makassar sangat positif, serta dampak peran masjid dalam fungsi ibadah dan rekreasi terhadap harmoni sosial dan pengembangan kota Makassar sangat signifikan.</p> <p><em>This study aims to gain a deeper understanding of the role of the 99 Dome Mosque as a medium of worship and recreation for the citizens of Makassar City, focusing on aspects of social harmony and city development. The type of research used in this study is a quantitative approach in the form of a value or score on the answers given by respondents to the questions in the questionnaire. The data were analyzed by multiple linear regression methods. The results showed that the 99 Dome Mosque of Makassar City simultaneously plays a significant role as a means of worship and recreation, the interaction of mosques with the people of Makassar City is very positive, and the impact of the role of mosques in worship and recreation functions on social harmony and development of the city of Makassar is very significant</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 ST Ratna Wijayanti, Andi Muhibuddin, Syamsul Bahrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4521Strategi Adaptasi Terhadap Banjir Perkotaan2024-07-18T23:30:48+08:00Resky Ahmad Munarsyahreskyahmadmunarsyah@gmail.comSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.idMuh Arief Nasutionarief.nasution@universitasbosowa.ac.id<p>Salah satu bencana yang sering terjadi di Kabupaten Mamuju Khususnya Kecamatan Mamuju ialah bencana banjir hal ini dipengaruhi oleh kondisi tofografi yang relatif rendah di daerah permukiman dan sungai – sungai yang melintas di tengah perkotaan, persoalan banjir pada lokasi studi merupakan fenomena yang nyata dimana saat terjadi curah hujan tinggi menyebabkan banjir,Masyarakat yang terdampak banjir memiliki pengalaman langsung dalam kejadian bencana dan pemahaman terhadap bencana tersebut menjadi modal untuk pengurangan dampak bencana sehingga kemanpuan adaptasi menjadi upaya yang tepat untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kecamatan Mamuju mengingat fenomena ini tidak dapat untuk dihindari dikarenakan akibat dari perubahan iklim dan lingkungan. Analsis yang digunakan dalam penelitian ini yakni pertama, Analisis spasial dengan metode pembobotan menggunakan Software Arc Gis dengan melakukan tumpang tindih (overlay) terhadap semua parameter bencana banjir untuk mengatahui kelas rawan banjir pada lokasi penelitian. Kedua Analisis spasial menggunakan analisis Swot untuk merumuskan strategi adaftasi terhadap bencana banjir . Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kerawanan banjir tinggi 1411.07 Ha, tingkat kerawanan banjir sedang 7754.99 Ha dan tingkat kerawanan banjir rendah 15354.06 Ha. Adapun stretegi berdasarkan analisis ASWOT didapatkan matriks space berada di kuadran III (turn around) strategi W-O yaitu a). Pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kualitas dan kapasitas masyarakat yang rentan, pembentukan dan pengembangan masyarakat yang peduli bencana, dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan tempat tinggalnya; b).Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan drainase dengan memperluas jaringan drainase; c).Menggunakan teknologi informasi berbasis smartphone untuk berkomunikasi tentang early warning system dan informasi bencana lainnya untuk memudahkan masyarakat untuk menerima informasi; d). Perlu adanya kebijakan pemerintah daerah untuk pembangunan permukiman yang berada pada daerah rawan bencana banjir dan pengawasan aturan tataruang yang berkaitan dengan sempadan sungai.</p> <p><em>One of the disasters that often occurs in the Mamuju Regency, especially Mamuju District, is flood disasters. This is influenced by relatively low topographic conditions in residential areas and rivers that pass through urban areas. The problem of flooding at the study location is a real phenomenon when heavy rainfall occurs. High rains cause flooding. Communities affected by floods have direct experience in disaster events. Understanding these disasters becomes capital for reducing the impact of disasters so that adaptability becomes the right effort to overcome floods that occur in Mamuju District considering that this phenomenon cannot be avoided because of the consequences. from climate and environmental change. The analysis used in this research is first, spatial analysis with a weighting method using Arc Gis software by overlaying all flood disaster parameters to determine the flood-prone class at the research location. Second, spatial analysis uses SWOT analysis to formulate adaptation strategies for flood disasters. The results of this research show a high level of flood vulnerability of 1411.07 Ha, a medium level of flood vulnerability of 7754.99 Ha and a low level of flood vulnerability of 15354.06 Ha. As for the strategy based on ASWOT analysis, it was found that the space matrix was in quadrant III (turn around) of the W-O strategy, namely a). Developing human resources, improving the quality and capacity of vulnerable communities, forming and developing communities that care about disasters, and community participation in protecting the environment where they live; b). Increasing the capacity and quality of the drainage network by expanding the drainage network; c). Using smartphone-based information technology to communicate about early warning systems and other disaster information to make it easier for the public to receive information; d). There needs to be a regional government policy for the development of settlements in areas prone to flood disasters and supervision of spatial regulations relating to river borders</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Resky Ahmad Munarsyah, Syafri Syafri, Muh Arief Nasutionhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4491Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Kabupaten Barru2024-07-18T23:38:52+08:00Marwah Marwahmarwahh0122@gmail.comRudi Latief rudi.latief@universitasbosowa.ac.idM. Iqbal S. Suhaebmarwahh0122@gmail.com<p>Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kelurahan Sumpang Binangae, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Analisis chi kuadrat dan uji kontingensi digunakan untuk identifikasi faktor, sementara analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi terbentuknya permukiman kumuh, yaitu pendapatan, pendidikan, mata pencaharian, jumlah anggota keluarga, kondisi bangunan, penyediaan air minum, kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan drainase, kondisi pengolahan air limbah, dan kondisi pengolahan persampahan. Faktor status kepemilikan lahan tidak berpengaruh signifikan. Strategi pengendalian permukiman kumuh meliputi: (1) Pengembangan kawasan permukiman sesuai Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (2) Pemanfaatan peran pemerintah berdasarkan Undang-undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terkait pembinaan, penyelenggaraan kawasan, pemeliharaan dan perbaikan, serta peningkatan kualitas; (3) Pemanfaatan kesadaran masyarakat dalam mendukung penanganan permukiman kumuh melalui program pemerintah terkait Peraturan Menteri PUPR No 2 tahun 2016 mengenai peningkatan kualitas permukiman kumuh dan sertifikasi hak atas tanah; (4) Peningkatan program penanganan kumuh dengan meningkatkan kualitas permukiman dan fasilitas penunjang; (5) Sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah pencemaran air bersih dengan tidak membuang sampah di laut.</p> <p><em>This study used quantitative and qualitative methods to identify factors affecting slums in Sumpang Binangae urban village, Barru sub-district, Barru district. Chi squared analysis and contingency test were used for factor identification, while SWOT analysis was used to formulate slum upgrading strategies. The results showed that there are ten factors that influence the formation of slums, namely income, education, livelihood, number of family members, building conditions, drinking water supply, road network conditions, drainage network conditions, wastewater treatment conditions, and solid waste treatment conditions. The land ownership status factor has no significant effect. Slum control strategies include: (1) Development of residential areas in accordance with Law No 26 of 2007 on Spatial Planning; (2) Utilisation of the government's role based on Law No 1 of 2011 on Housing and Settlement Areas related to guidance, area implementation, maintenance and repair, and quality improvement; (3) Utilisation of community awareness in supporting slum upgrading through government programs related to PUPR Ministerial Regulation No 2 of 2016 regarding improving the quality of slums and certifying land rights; (4) Improvement of slum upgrading programs by improving the quality of settlements and supporting facilities; (5) Socialisation to the community to prevent clean water pollution by not throwing garbage in the sea.</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Marwah Marwah, Rudi Latief , M. Iqbal S. Suhaebhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4522Strategi Penataan dan Pengelolaan Kawasan Permukiman Kumuh di Sempadan Sungai Kelay Kabupaten Berau, Kalimantan Timur2024-07-18T23:29:56+08:00Erianser Regemregemerianser36@gmail.comBatara Suryabatara.surya@universitasbosowa.ac.idSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.id<p>Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab permukiman kumuh di Sempadan Sungai Kelay Kelurahan Sambaliung dan merumuskan arahan penanganan kawasan permukiman kumuh di Sempadan Sungai Kelay Kelurahan Sambaliung Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan TImur. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan analisis chi-square dan analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis chi-square faktor yang menjadi penyebab permukiman kumuh di Sempadan Sungai Kelay Kelurahan Sambaliung yaitu faktor pendapatan berpengaruh kuat, faktor kondisi bangunan berpengaruh sedang, faktor status kepemilikan lahan berpengaruh lemah, faktor air bersih pengaruh sangat lemah, faktor jaringan jalan pengaruh sangat kuat, faktor sistem drainase tidak terdapat pengaruh, faktor sistem pengelolaan air limbah pengaruh sangat lemah, faktor sistem pengelolaan persampahan tidak terdapat pengaruh. Sedangkan arahan untuk penanganan kawasan permukiman kumuh di Sempadan Sungai Kelay Kelurahan Sambaliung Kecamatan Sambaliung adalah memanfaatkan potensi sumber daya alam Sungai Kelay memberdayakan pengembangan ekonomi kreatif, pemeliharan jalan secara berkala, peningkatan struktur/perbaikan permukaan jalan tanah menjadi pembangunan jalan aspal/beton pada lokasi kawasan, peningkatan kualitas hunian dengan perbaikan rumah yang dalam kondisi tidak baik/rusak, dan peningkatan estetika lingkungan permukiman.</p> <p><em>The purpose of this study is to find out what factors are the causes of slum settlements in the Kelay River Border, Sambaliung Village and formulate directions for handling slum areas in the Kelay River Border, Sambaliung Village, Sambaliung District, Berau Regency. This research method is carried out by using chi-square analysis and qualitative descriptive analysis. From the results of the chi-square analysis, the factors that cause slum settlements on the Kelay River Border, Sambaliung Village, are income factors that have a strong influence, building condition factors have a moderate effect, land ownership status factors have a weak influence, clean water factors have a very weak influence, and road network factors have a very strong influence. , the drainage system factor has no effect, the wastewater management system factor is very weak, the solid waste management system factor has no effect. While the directions for handling slum areas on the Kelay River Border, Sambaliung Village, Sambaliung District are utilizing the potential of the Kelay River natural resources empowering creative economic development, regular road maintenance, structural improvement/repair of dirt roads into asphalt/concrete road construction at regional locations, improving the quality of housing by repairing houses that are in bad/damaged condition, and improving the aesthetics of the residential environment</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Erianser Regem, Batara Surya, Syafri Syafrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4492Arahan Pemanfaatan Ruang Sebagai Upaya Mitigasi Terhadap Kerentanan Bencana Alam Pada Kawasan Wisata Negeri Di Atas Awan (Lolai)2024-07-18T23:38:12+08:00Nur Asmi Amirnurasmiamir@gmail.comMary Salintung nurasmiamir@gmail.comBaso Jaya nurasmiamir@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerawanan bencana alam tanah longsor di Kawasan Wisata Negeri di Atas Awan (Lolai) Kabuapaten Toraja Utara dan mengetahui arahan pemanfaatan ruang di Kawasan Wisata Negeri Di Atas Awan (Lolai) Kabuapaten Toraja Utara. Variabel yang digunakan terdiri dari 5 (Lima) variabel diantaranya (1) Topografi, (2) Jenis Tanah, (3) Intensitas Curah Hujan, (4) Kondisi Geologi (5) Kondisi Lahan. Analisis yang digunakan pembobotan dan overlay peta kelas kerawanan longsor di Kawasan Wisata Negeri di Atas Awan (Lolai) Kabuapaten Toraja Utara, menggunakan data hasil pembobotan dari penelitian sebelumnya lalu menggunakan teknik skoring.Hasil overlay peta menghasilkan peta kerawanan longsor secara relatif berdasarkan data bobot peneliti sebelumnya dengan tiga kelas kerawanan yaitu: rendah, sedang, tinggi. Upaya pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan tipologi zona dan tingkat kerentana longsor di Kawasan Wisata Negeri di Atas Awan (Lolai) Kabuapaten Toraja Utara dilakukan pengaturan penggunaan lahan, pemanfaatan daerah rawan longsor dapat dilakukan dengan cara vegetatif dengan menanam jenis tanaman berakar dalam, dapat menembus lapisan kedap air</p> <p><em>This research aim For study vulnerability to natural disasters from landslides in the Land Above the Clouds ( Lolai) Tourism Area , Regency North Toraja and know the directions for space utilization in the region Tour Land Above the Clouds (Lolai) Regency North Toraja . The variables used consist of 5 ( five ) variables including (1) Topography, (2) Soil Type, (3) Rainfall Intensity, (4) Geological Conditions (5) Land Conditions. The analysis used weighting and map overlay class vulnerability landslides in the state tourism area Above the Lolai Clouds and surrounding districts North Toraja , using results data weighting from study previously Then use technique scoring . Map overlay results produce map vulnerability landslide in a way relatively based on weight data researcher previously with three class vulnerability namely : low, medium, high. Effort control utilization room based on zone typology and level vulnerability landslides in tourist areas Land Above the Clouds (Lolai) Regency North Toraja arrangements were made land use , utilization area vulnerable landslide can done with method vegetative with plant type plant rooted in , can penetrate layer water proof</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Nur Asmi Amir, Mary Salintung , Baso Jaya https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4527Analisis Tingkat Kerawanan Dan Mitigasi Bencana Longsor Pada Obyek Wisata Dante Pine Dan Sekitarnya Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang2024-07-19T21:28:16+08:00Eza Anugrah Haldhy378@gmail.comIlham Alimuddinezaplano044@gmail.comKamran Aksakamran.aksa@universitasbosowa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerawanan bencana tanah longsor di Objek Wisata Dante Pine dan Sekitanya Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dan mengetahui arahan mitigasi bencana di Objek Wisata Dante Pine Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Variabel yang digunakan terdiri dari 5 (Lima) variabel diantaranya (1) Jenis Tanah, (2) Intensitas Curah Hujan, (3) Kondisi Geologi (4) Penggunaan Lahan, (5). Analisis yang digunakan pembobotan dan overlay peta kelas kerawanan longsor di Objek Wisata Dante Pine dan Sekitarnya Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang, menggunakan data hasil pembobotan lalu menggunakan teknik skoring. Hasil overlay peta menghasilkan peta kerawanan longsor secara relatif berdasarkan data bobot dengan tiga kelas kerawanan yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Arahan mitigasi berdasarkan tipologi kawasan dan tingkat kerawanan longsor di Objek Wisata Dante Pine dan Sekitarnya Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dilakukan pengaturan penggunaan lahan, pemanfaatan daerah rawan longsor dapat dilakukan dengan cara vegetatif dengan menanam jenis tanaman berakar dalam, dapat menembus lapisan kedap air.</p> <p><em>This research aims to analyze the vulnerability of landslides at the Dante Pine Tourist Attraction and its Surroundings, Anggeraja District, Enrekang Regency and to find out directions for disaster mitigation at the Dante Pine Tourist Attraction, Anggeraja District, Enrekang Regency. The variables used consist of 5 (five) variables including (1) Soil Type, (2) Rainfall Intensity, (3) Geological Conditions (4) Land Use, (5). The analysis used weighting and overlaying maps of landslide susceptibility classes at the Dante Pine Tourist Attraction and Surroundings, Anggeraja District, Enrekang Regency, using weighted data and then using scoring techniques. The map overlay results produce a relative landslide susceptibility map based on weighted data with three vulnerability classes, namely: low, medium and high. Mitigation directions based on the typology of the area and the level of landslide susceptibility in the Dante Pine Tourist Attraction and its surroundings, Anggeraja District, Enrekang Regency, are to regulate land use. The use of landslide-prone areas can be done in a vegetative way by planting deep-rooted types of plants that can penetrate the waterproof layer</em><em>.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Eza Anugrah H, Ilham Alimuddin, Kamran Aksahttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4498Perubahan Tata Guna Lahan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pinggiran2024-07-18T23:33:47+08:00Wa Ode Hesty Eka Prawirahestyekaelfatihh@gmail.comBatara Suryabatara.surya@universitasbosowa.ac.idSyafri Syafrisyafri@universitasbosowa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alih fungsi guna lahan yang mempengaruhi perkembangan permukiman, menganalisis pengaruh alih fungsi guna lahan, sistem aktivitas, dan ketersediaan lahan terhadap kebutuhan pembangunan permukiman, serta menentukan strategi pengembangan kawasan permukiman di Desa Moncongloe Bulu. Variabel yang digunakan adalah alih fungsi guna lahan (X1), sistem aktivitas (X2), ketersediaan lahan (X3), dan perkembangan permukiman (Y). Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif kuantitatif, analisis regresi linear berganda, dan analisis kualitatif SWOT untuk mengkaji dan menentukan strategi pengendalian pemanfaatan ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi guna lahan (X1) dan ketersediaan lahan (X3) mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pembangunan permukiman, sementara sistem aktivitas (X2) tidak. Strategi yang disarankan adalah memanfaatkan peluang untuk mempertahankan kekuatan, menghindari pembangunan di daerah rawan bencana, mengatur ruang secara proporsional, mempertahankan kawasan lindung, memenuhi kebutuhan RTH, mempertahankan lahan pertanian produktif, serta mengembangkan konsep urban farming untuk memanfaatkan lahan di kota baru Desa Moncongloe Bulu.</p> <p><em>This research aims to analyse land use change that affects settlement development, analyse the influence of land use change, activity system, and land availability on settlement development needs, and determine the strategy for developing residential areas in Moncongloe Bulu Village. The variables used are land use change (X1), activity system (X2), land availability (X3), and settlement development (Y). The analytical methods used include quantitative descriptive analysis, multiple linear regression analysis, and SWOT qualitative analysis to assess and determine spatial utilisation control strategies. The results show that land use change (X1) and land availability (X3) affect the fulfilment of settlement development needs, while the activity system (X2) does not. The suggested strategy is to utilise opportunities to maintain strengths, avoid development in disaster-prone areas, regulate space proportionally, maintain protected areas, meet green space needs, maintain productive agricultural land, and develop the concept of urban farming to utilise land in the new town of Moncongloe Bulu Village</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Wa Ode Hesty Eka Prawira, Batara Surya, Syafri Syafrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/3982Pemetaan Multi Risiko Bencana Bagi Perencanaan Penyediaan Infrastruktur Mitigasi Di Kawasan Amfiteater Geopark Ciletuh-Palabuhanratu2024-02-20T12:49:21+08:00Nour Chaidirnourchaidir@gmail.comHilwati Hindersahnourchaidir@gmail.comEry Supriyadi Rustidjanourchaidir@gmail.com<p>Kawasan Amfiteater Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang tersusun akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan lempeng Benua Eurasia memiliki kerawanan gempa, pergerakan tanah, dan tsunami. Karena adanya beberapa ancaman bahaya dalam satu Kawasan tersebut, diperlukan suatu pendekatan yang mempertimbangkan lebih dari satu bahaya di tempat tertentu dan keterkaitan di antara bahayanya, termasuk kejadian simultan atau kumulatif dan interaksi potensial mereka. Dengan demikian, diperlukan pemetaan dan penentuan skala prioritas bagi perencanaan penyediaan infrastruktur mitigasi melalui pendekatan multi risiko bencana. Studi ini menerapkan pendekatan kuantitatif menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis spasial dan analisis hubungan untuk memetakan tingkat bahaya, kerentanan, tingkat risiko, dan risiko multi ancaman yang ada di lokasi penelitian, serta analisa skenario tingkat risiko yang di mitigasi dalam penyediaan infrastruktur mitigasi. Hasil analisis mengindikasikan: 1) dari 9 ancaman bencana terdapat 6 ancaman bencana yang memlliki tingkat Risiko Multi Ancaman yang tinggi, 2) tingkat risiko yang dimitigasi (skala prioritas) dalam penyediaan infrastruktur mitigasi, adalah: bencana gempa bumi, tsunami, banjir, cuaca ekstrim, banjir bandang, tanah longsor, gelombang ekstrim dan abrasi, kekeringan, dan kebakaran hutan dan lahan, 3) Sistem proteksi (mitigasi struktural) prasarana mitigasi bencana berupa: a) meningkatkan infrastruktur hijau, b) penyediaan infrastruktur mitigasi hadapi dan mitigasi hindari.</p> <p><em>The Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Amphitheater area which is composed by the collision of the Indo-Australian plate and the Eurasian plate is prone to earthquakes, ground movements, and tsunamis. Due to the presence of multiple hazard threats in a single Area, an approach is needed that takes into account more than one hazard in a given location and the interrelationships between the hazards, including their simultaneous or cumulative occurrences and their potential interactions. Thus, it is necessary to map and determine the priority scale for planning the provision of mitigation infrastructure through a multi-disaster risk approach. This study applies a quantitative approach using Geographic Information Systems (GIS) for spatial analysis and connection analysis to map the level of hazard, vulnerability, risk level, and multi-threat risk in the research location, as well as scenario analysis of the level of risk that is mitigated in providing mitigation infrastructure. The results of the analysis indicate: 1) Of 9 disaster threats, there are 6 disaster threats that have a high level of Multi Threat Risk, 2) Mitigation risk level (priority scale) in the provision of mitigation infrastructure, namely: earthquakes, tsunamis, floods, weather extreme floods, landslides, extreme waves and abrasion, drought, and forest and land fires. 3) Protection system (structural mitigation) for disaster mitigation infrastructure in the form of: a) increasing green infrastructure, b) providing mitigation infrastructure, namely mitigating to face and mitigate to avoid.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Nour Chaidir, Hilmawati Hindersah, Ery Supriyadi Rustidjahttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4499Pengembangan Wilayah Pesisir Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir Kecamatan Barru Kabupaten Barru2024-07-18T23:32:45+08:00Husni Mubarakhusnimubarak22111@gmail.comAgus Salimagus.salim@universitasbosowa.ac.idSyamsul Bahrisyamsul.bahri@universitasbosowa.ac.id<p>Dengan meningkatnya pemanfaatan ruang terbangun di kawasan pesisir akan mempengaruhi daya dukung atau kapasitas lingkungan wilayah pesisir serta menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar jika penggunaannya tidak disesuaikan dengan kaidah-kaidah keberlanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan lahan di kawasan pesisir Kecamatan Barru Kabupaten Barru yang sesuai dan tidak sesuai dengan peruntukannya menggunakan analisi overlay dan menganalisis status keberlanjutan dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan wilayah pesisir serta menentukan strategi pengembangan wilayah pesisir berkelanjutan. Hasil penelitian ini yaitu menggambarkan kesesuaian antara penggunaan lahan eksisting dengan pola ruang RTRW Kabupaten Barru. Status keberlanjutan wilayah pesisir berdasarkan aspek keberlanjutan antara lain dimensi sosial, dimensi ekologi, dan dimensi teknologi berada pada status cukup berkelanjutan, sedangkan dimensi ekonomi dan kelembagaan berada pada status kurang berkelanjutan. Dari hasil analisis ditentukan strategi dalam pengembangan wilayah pesisir berkelanjutan di kawasan pesisir Kecamatan Barru Kabupaten Barru dengan menggunakan strategi SO, memanfaatkan peluang untuk mempertahankan kekuatan seperti, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan</p> <p><em>Development progress in Barru District, Barru Regency, especially in coastal areas in recent years have been very rapid. The increasing use of built space in coastal areas will affect the carrying capacity or environmental capacity of coastal areas and cause negative impacts on the surrounding environment if its use is not adjusted to the principles of sustainability. The aim of this research is to evaluate land use in the coastal area of Barru District, Barru Regency which is suitable and which is not according to its intended use using overlay analysis and analyzing the sustainability status of the factors that influence the development of coastal areas and determining sustainable coastal area development strategies. The results of this research illustrate the suitability between existing land use and the Barru Regency RTRW spatial pattern. The sustainability status of coastal areas based on sustainability aspects includes the social dimension, ecological dimension and technological dimension being at moderately sustainable status, while the economic and institutional dimensions are at less sustainable status. From the results of the analysis, a strategy for sustainable coastal area development in the coastal area of Barru District, Barru Regency was determined using the SO strategy, taking advantage of opportunities to maintain strengths, such as increasing community participation in managing sustainable coastal area development</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Husni Mubarak, Agus Salim, Syamsul Bahrihttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4500Tingkat Kerawanan, Mitigasi dan Adaptasi Banjir di Kota Malili Kabupaten Luwu Timur2024-07-18T23:32:34+08:00Mappatarai Mappataraiir.mappatarai.st@gmail.comMurshal Manafmurshal.manaf@universitasbosowa.ac.idIlham Alimuddinir.mappatarai.st@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan dan mengkaji upaya mitigasi dan Adaptasi bencana banjir di Kota Malili Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang di dalamnya mencakup penelitian survei berupa data dari hasil temuan berupa observasi lapangan. Teknik analisis yang digunakan yakni overlay terhadap data atribut yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, buffer sungai, dan penggunaan lahan untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir, serta dilakukan analisis deskriptif kualitatif untuk mengkaji upaya mitigasi dan adatasi bencana banjir. Hasil penelitian menunjukkan wilayah Kota Malili memiliki tingkat kerawanan banjir yang beragam: 84,52% wilayah dengan risiko rendah, 14,37% dengan risiko sedang, dan 1,11% dengan risiko tinggi. Faktor-faktor seperti kemiringan lereng, jenis tanah, jarak dari sungai dan penggunaan lahan yang penentu tingkat kerawanan banjir yang terjadi. Sedangkan upaya mitigasi dan adaptasi dilakukan melalui pendekatan terintegrasi, termasuk normalisasi sungai, zonasi area rawan bencana, dan sosialisasi. Strategi mitigasi disesuaikan dengan tingkat kerawanan dan melibatkan pengelolaan kawasan sungai, sistem drainase, desain arsitektur, evakuasi, peringatan dini, regulasi zonasi, dan kesadaran masyarakat. Keberhasilan bergantung pada kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder</p> <p><em>This study aims to analyze the vulnerability level and examine the efforts of mitigation and adaptation for flood disasters in Malili City, East Luwu Regency. This research employs a qualitative descriptive method, encompassing survey research that includes data from field observations. The analysis technique used is an overlay on attribute data, such as slope gradient, rainfall, soil type, river buffer, and land use, to analyze the level of flood vulnerability. Additionally, a qualitative descriptive analysis is conducted to study the efforts of mitigation and adaptation for flood disasters. The results show that the Malili City area has varying levels of flood vulnerability: 84.52% of the area with low risk, 14.37% with medium risk, and 1.11% with high risk. Factors such as slope gradient, soil type, distance from the river, and land use determine the level of flood vulnerability. Mitigation and adaptation efforts are implemented through an integrated approach, including river normalization, zoning of disaster-prone areas, and socialization. Mitigation strategies are tailored to the level of vulnerability and involve the management of river areas, drainage systems, architectural design, evacuation, early warning, zoning regulations, and community awareness. The success depends on the cooperation between the government, the community, and stakeholders.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Mappatarai Mappatarai, Murshal Manaf, Ilham Alimuddinhttps://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/4495Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kota Makassar2024-07-18T23:36:05+08:00Azwin Armancswiwink@gmail.comRudi Latief rudi.latief@universitasbosowa.ac.idM. Arif Nasution arief.nasution@universitasbosowa.ac.id<p>Semakin bertambahnya perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar disebabkan oleh adanya aspek Daya Tarik Tapak, kemudahan Fungsional/Aksesibilitas, Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Urbanisasi yang mempengaruhi semakin terjadinya perubahan fungsi lahan di lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab bertambahnya perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun dan untuk mengetahui strategi pengendalian alih fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa dan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk menjawab faktor penyebab perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dipergunakan analisis Path untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi lahan. Sedangkan untuk menjawab strategi pengendalian terhadap perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa dan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dipergunakan analisis SWOT untuk mengetahui strategi pengendalian. Kedepannya diperlukan adanya strategi pengendalian alih fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dengan memanfaatkan strategi pengendalian berdasarkan kebijakan terkait status kawasan lindung untuk meminimalisir terjadinya alih fungsi lahan di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.</p> <p><em>The increasing change in the land function of water catchment areas into built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City is caused by the aspects of Site Attractiveness, Functional Ease/Accessibility, Population Growth and Urbanization Level which influence the increasing change in land function at the location. study. The aim of this research is to determine the causes of increasing changes in the land function of water catchment areas to built-up areas and to find out strategies for controlling changes in the land function of water catchment areas to built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City. This research is a quantitative study to answer the factors that cause changes in the land function of water catchment areas to become built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City. Path analysis is used to determine the variables that influence changes in land function. Meanwhile, to answer the control strategy for changing the land function of a water catchment area into a built-up area in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City, a SWOT analysis was used to determine the control strategy. In the future, there is a need for direction to control changes in the land function of water catchment areas into built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City by utilizing control strategies based on policies related to protected area status to minimize changes in land function in Kapasa Village and Parangloe Village, District Tamalanrea, Makassar City.</em></p>2024-06-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Azwin Arman, Rudi Latief , M. Arif Nasution