Urban and Regional Studies Journal
https://journal.unibos.ac.id/ursj
<p><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> merupakan jurnal ilmiah yang dikelola secara peer review memiliki e-ISSN 2656-8705 diterbitkan oleh Postgraduate Bosowa University Publishing. Terbit dua kali dalam satu tahun.<br /> <br /><strong>Urban and Regional Studies Journal</strong> menerbitkan artikel yang pada bidang perencanaan pengembangan wilayah, perencanaan kota, perkotaan, infrastruktur, transportasi, dan kawasan perdesaan. Bagi penulis yang memiliki artikel pada bidang ini dapat disesuaikan dengan panduan penulisan dan template kemudian disubmit secara online di website jurnal dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.</p>Postgraduate Bosowa Universityen-USUrban and Regional Studies Journal2656-8705Prediksi Kebutuhan Kapasitas Dermaga Berdasarkan Tren Perubahan Pola Penyeberangan
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6216
<p>Penelitian ini mengkaji kebutuhan kapasitas dermaga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Pomako, Papua dengan mempertimbangkan perubahan pola penyeberangan. Permasalahan utama adalah ketidakseimbangan antara kapasitas kapal dan fluktuasi permintaan penumpang serta kendaraan, yang berdampak pada operasional pelabuan. Metode yang digunakan adalah proyeksi ekonometrik berbasis analisis regresi menggunakan data time-series pada rentang tahun 2017–2021, yang mengaitkan jumlah pengguna pelabuhan, baik itu jumlah penumpang, motor serta angkutan ringan dan berat dengan variabel ekonomi dan demografi seperti PDRB dan jumlah penduduk. Hasil proyeksi menunjukkan peningkatan signifikan kebutuhan kapasitas dermaga seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi, dengan proyeksi peningkatan jumlah penumpang hingga 36,6% dan kendaraan angkutan ringan dan berat masing-masing hingga 57,7% dan 35,5% pada tahun 2030. Hasil penelitian menyimpulkan kapasitas dermaga saat ini perlu ditingkatkan untuk mengakomodasi lonjakan permintaan dan mengoptimalkan pelayanan pelabuhan agar efisien dan berkelanjutan. Rekomendasi ini penting untuk mendukung kelancaran mobilitas dan distribusi barang di wilayah Papua.</p> <p><em>This study examines the dock capacity requirements at Pomako Ferry ports, considering changing crossing patterns. The primary issue is the imbalance between vessel capacity and the fluctuating demand for passengers and vehicles, which impacts port operations. The method used is an econometric projection based on regression analysis using time-series data from 2017 to 2021, linking the number of port users—including passengers, motorcycles, and light and heavy vehicles—with economic and demographic variables such as GRDP and population. The projection results indicate a significant increase in dock capacity needs in line with economic and population growth, with passenger numbers expected to rise by 36.6%, and light and heavy vehicle transport by 57.7% and 35.5%, respectively, by 2030. The study concludes that the current dock capacity must be enhanced to accommodate demand surges and optimize port services for efficiency and sustainability. These recommendations are crucial to support smooth mobility and goods distribution in the Papua region</em><em>.</em></p>Andi Firman MuhibuddinDewa Sagita Alfadin NurAndi Tenri FadaUmara Hasmarani RizqiyahFirnawati Firnawati
Copyright (c) 2025 Andi Firman Muhibuddin, Dewa Sagita Alfadin Nur, Andi Tenri Fada, Umara Hasmarani Rizqiyah; Firnawati Firnawati
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-102025-06-1072818510.35965/ursj.v7i2.6216Identifikasi Elemen Citra Kota Menurut Teori Kevin Lynch pada Koridor Jalan Sulawesi di Kota Makassar
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/5721
<p>Kota Makassar, sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia Timur, mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir, salah satunya adalah Koridor Jalan Sulawesi. Koridor ini memiliki sejarah panjang yang kaya dengan arsitektur yang beragam, dan menjadi pusat aktivitas sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen kota di koridor Jalan Sulawesi berdasarkan teori citra kota Kevin Lynch. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis bagaimana elemen-elemen seperti paths, nodes, districts, landmarks, dan edges membentuk citra Jalan Sulawesi. Penelitian ini menganalisis bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk persepsi visual dan identitas kota. Observasi dilakukan di kawasan pusat kota Makassar dengan menggunakan metode walk-through audit. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur spasial kota dan memberikan masukan bagi perencanaan kota yang lebih berkelanjutan. Dalam pentlitian ini sudah teridentifikasi elemen-elemen citra kota apa saja yang ada di koridor Sulawesi, dan juga bagaiaman rekomendasi yang dapat diterapkan agar elemen citra kota ini dapat benar-benar menggambarkan kegiatan fisik dan sosial di sepanjang Kawasan koridor jalan.</p> <p><em>Makassar City, one of the metropolitan cities in Eastern Indonesia, has experienced rapid development in recent decades. One of them is Jalan Sulawesi. This corridor has a long and rich history, and diverse architecture, and is the center of the community's social activities. This study aims to identify the elements of the city on Jalan Sulawesi is based on Kevin Lynch's city image theory. Using a qualitative approach, this study analyzes how elements such as paths, nodes, districts, landmarks, and edges shape the image of Jalan Sulawesi. This study analyzes how these elements shape the visual perception and identity of the city. Observations were conducted in the downtown area of Makassar using the walk-through audit method. The study results are expected to provide a better understanding of the city's spatial structure and provide input for more sustainable city planning. This study has identified the elements of the city image in the Sulawesi corridor and made recommendations for how to apply them so that these city image elements can truly describe physical and social activities along the road corridor area</em></p>Umara Hasmarani RizqiyahArmiwaty ArmiwatyFirnawaty FirnawatyAndi Firman Muhibuddin
Copyright (c) 2025 Umara Hasmarani Rizqiyah, Armiwaty Armiwaty, Firnawaty Firnawaty, Andi Firman Muhibuddin
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-102025-06-1072869010.35965/ursj.v7i2.5721Strategi Meminimalkan Pertumbuhan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Pontap Kecamatan Wara Timur Kota Palopo
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6061
<p>Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo dengan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan pengolahan data, analisis, hingga hasilnya menggunakan pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Dengan proses pengambilan data melalui kuesioner yang disebar pada sampel sebagai responden dan observasi langsung. Selanjutnya data diolah dengan analisis chi kuadrat dan SWOT. Dari analisis Chi-Kuadrat yang telah dilakukan, ditemukan empat faktor yang paling mempengaruhi tumbuhnya permukiman Kumuh yaitu Faktor Lahan Perkotaan, Faktor Sarana dan Prasana, Faktor Sosial Ekonomi dan Faktor Tata Ruang. Dan dari hasil analisis SWOT diperoleh titik X dan Y berada pada kuadran III yang berarti digunakan Strategi WT Yang berarti meminimalkan kelemahan untuk menghadapi ancaman terhadap tumbuhnya permukiman Kumuh di Kelurahan Pontap, atau dengan Mengsosialisasikan seluruh Kebijakan-kebijakan yang terkait pada Masyarakat agar semakin kuat menghadapi ancaman yang ada.</p> <p><em>The location of this research is in Pontap Village, Wara Timur District, Palopo City with the approach taken in this research is a quantitative approach, namely the approach to data processing, analysis, until the results use measurements, calculations, formulas and certainty of numerical data. With the process of collecting data through questionnaires distributed to samples as respondents and direct observation. Furthermore, the data is processed using chi square and SWOT analysis. From the Chi-Square analysis that has been done, four factors were found that most influence the growth of slum settlements, namely Urban Land Factors, Facilities and Infrastructure Factors, Socio-Economic Factors and Spatial Planning Factors. And from the results of the SWOT analysis, points X and Y are in quadrant III, which means that the WT Strategy is used, which means minimizing weaknesses to face threats to the growth of slum settlements in Pontap Village, or by socializing all related policies to the community to be stronger in facing existing threats</em><em>.</em></p>Indah Suci UtamiRudi LatiefAndi Rumpang Yusuf
Copyright (c) 2025 Indah Suci Utami, Rudi Latief, Andi Rumpang Yusuf
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-30729110210.35965/ursj.v7i2.6061Alih Fungsi Lahan Pada Sertipikat Redistribusi Tanah Dalam Perspektif Penyelenggaraan Pemanfaatan Ruang di Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6057
<p>Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe, Gowa, Sulawesi Selatan, menerima 1.950 sertipikat redistribusi tanah pada 2019-2022. Namun, potensi tambang dan industri batu di wilayah tersebut memicu alih fungsi lahan. Salah satu upaya adalah redistribusi tanah untuk mengurangi ketimpangan kepemilikan tanah dan mendukung pemerataan sosia-ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah: (a) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pada sertipikat redistribusi tanah, (b) mengkaji pelaksanaan pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian serta (c) merumuskan strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian pada sertipikat redistribusi tanah untuk mendukung keberlanjutan fungsi agraria dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian dirancang dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik sampling purposive sampling dengan responden yaitu Kepala Desa Borisallo dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama penyebab alih fungsi lahan pada sertipikat redistribusi tanah adalah kemiskinan dan lokasi yang beralihfungsi, sedangkan sosialisasi ke masyarakat dan jumlah bidang tanah yang dimiliki tidak terlalu berpengaruh. Pada lokasi yang beralihfungsi diperuntukkan sebagai kawasan budidaya pertanian berupa perkebunan, agroforestry dan pertanian lahan basah berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gowa sehingga tidak sesuai apabila dijadikan kawasan industri pemecah batu. Alih fungsi lahan pada sertipikat redistribusi tanah harus sesuai dengan RTRW dan mendapat surat rekomendasi dari instansi yang membidangi tata ruang serta izin dari Kepala Kantor Pertanahan.</p> <p><em>Borisallo Village, located in Parangloe Subdistrict, Gowa, South Sulawesi, received 1,950 land redistribution certificates between 2019 and 2022. However, the mining and stone industry potentials in the area have led to land conversion. One approach to address this issue is land redistribution, which aims to reduce land ownership disparities and promote socio-economic equality. This study aims to: (a) Identify the factors contributing to land conversion in land redistribution certificates, (b) Assess the implementation of spatial planning related to the conversion of agricultural land, and (c) Develop strategies to control agricultural land conversion in land redistribution certificates to ensure the sustainability of agrarian functions and community welfare. The research employed a qualitative descriptive approach, with purposive sampling of respondents, including the Head of Borisallo Village and the Head of the Gowa District Land Office. Data analysis followed the Miles and Huberman model. The findings indicate that the main drivers of land conversion in land redistribution certificates are poverty and the location of the land in question, while public socialization and the amount of land owned had a minimal effect. Areas undergoing conversion are designated for agricultural development, such as plantations, agroforestry, and wetland farming, according to the Spatial Planning (RTRW) of Gowa District, which makes them unsuitable for stone-crushing industrial zones. Therefore, land conversion in land redistribution certificates must comply with the RTRW and receive recommendations from relevant spatial planning authorities, as well as approval from the Head of the Land Office</em><em>.</em></p>Dhafina AlmasAndi MuhibuddinSyafri Syafri
Copyright (c) 2025 Dhafina Almas, Andi Muhibuddin, Syafri Syafri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307210311210.35965/ursj.v7i2.6057Analisis Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Potensi Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Tallo
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6060
<p>Daerah Aliras Sungai Tallo merupakan salah satu Daerah Aliras Sungai yang penting di Sulawesi Selatan, dimana bagian hilirnya merupakan wilayah pemukiman Kota Makassar. Kondisi DAS Tallo telah mengalami penurunan kualitas yang ditandai dengan terjadinya erosi dan tanah longsor serta banjir terutama pada daerah hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan, dampak perubahan penggunaan lahan pada terhadap potensi banjir serta membangun model pengendalian banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data hidrologi dan data spasial (Geographic Information System) GIS. Data hidrologi meliputi data curah hujan 2014-2024 di Stasiun curah hujan (CH) wilayah DAS Tallo. Data spasial GIS meliputi koordinat Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) dan Stasiun CH, penggunaan lahan DAS Tallo tahun 1990 sampai dengan tahun 2023, jenis tanah, batas DAS Tallo, jaringan Sungai Das Tallo, kelerengan dan RBI kontur Provinsi Sulawesi Selatan. Analisis data dilakukan dengan analisis GIS menggunakan software Arc-GIS 9.3. Analisis pendugaan debit puncak menggunakan model rasional. Analisis hidrologi menggunakan HEC-RAS dimulai dengan memodelkan geometri sungai pada RAS Mapper di HEC-RAS dengan peta DEM. Skenario pengelolaan DAS dilakuka dengan membangun 4 model simulasi yaitu model eksisting (Model 1), model pengelolaan ruang terbuka hijau (Model 2), model pengelolaan ruang terbuka hijau dan biopori (Model 3) dan Model pengelolaan ruang terbuka hijau dan biopori dan rehabilitasi DAS 30% (Model 4). Simulasi terhadap scenario dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (Software) Stella 9.02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi Perubahan penggunaan lahan Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo Tahun 1990-2023 secara siginfikan, konversi lahan permukiman meningkat dari 5,415,50 ha menjadi 14.701,53 ha (21,40%%) selain itu terjadi penurunan signifikat terhadap lahan berhutan. Perubahan penggunaan lahan menyebabkan peningkatan laju aliran permukaan pada DAS Tallo dengan laju peningkatan volume aliran permukaan adalah 806,872,29 m3/tahun sehingga berdampak pada potensi banjir terutama pada daerah hilir. Skenario pemodelan banjir dengan pengelolaan DAS secara terpadu dengan Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) pada semua wilayah pemukiman sebesar 30% dan atau teknologi biopori yang dibuat sedalam 1 meter dengan diameter lubang sekitar 0,10 meter yang ditanam dengan jarak 10 x 10 (100 lubang per hektar) pada 30% wilayah pemukiman serta rehabilitasi DAS 30% dapat mengendalikan banjir dengan menurunkan volume aliran permukaan masing-masing sebesar 64,81% dari aliran permukaan keseluruhan pada DAS Tallo.</p> <p><em>The Tallo watershed is one of the important river basins in South Sulawesi, where the downstream part is the residential area of Makassar City. The condition of the Tallo watershed has experienced a decline in quality, characterized by erosion, landslides and flooding, especially in downstream areas. This research aims to analyze land use changes, the impact of land use changes on potential flooding and build a flood control model in the Tallo River Basin (DAS). The types of data required in this research include hydrological data and GIS spatial (Geographic Information System) data. Hydrological data includes rainfall data for 2014-2024 at the rainfall station (CH) in the Tallo watershed area. GIS spatial data includes coordinates of the River Flow Observation Station (SPAS) and CH Station, Tallo Watershed land use from 1990 to 2023, soil type, Tallo Watershed boundaries, Tallo River network, slope and RBI contour of South Sulawesi Province. Data analysis was carried out using GIS analysis using Arc-GIS 9.3 software; Analysis of peak discharge estimation using a rational model. Hydrological analysis using HEC-RAS begins by modeling river geometry on RAS Mapper in HEC-RAS with DEM maps. The watershed management scenario was carried out by building 4 simulation models, namely the existing model (Model 1), the green open space management model (Model 2), the green open space and biopore management model (Model 3) and the green open space and biopore management model and 30% watershed rehabilitation (Model 4). Simulation of the scenario was carried out using Stella 9.02 software. The results of the research show that there has been a significant change in land use in the Tallo River Watershed (DAS) in 1990-2023, residential land conversion increased from 5,415.50 ha to 14,701.53 ha (21.40%%) in addition to a significant decrease in forested land. Changes in land use cause an increase in surface flow rates in the Tallo watershed with an increase in surface flow volume of 806,872.29 m3/year, thus having an impact on the potential for flooding, especially in downstream areas. Flood modeling scenario with integrated watershed management by providing 30% green open space (RTH) in all residential areas and/or biopore technology made 1 meter deep with a hole diameter of around 0.10 meters planted at a distance of 10 x 10 (100 holes per hectare) in 30% of residential areas and 30% watershed rehabilitation can control flooding by reducing the volume of surface flow each by 64.81% of the total surface flow in the Tallo Watershed</em><em>.</em></p>Azis PriatnaBatara SuryaSyafri Syafri
Copyright (c) 2025 Azis Priatna, Batara Surya, Syafri Syafri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307211312510.35965/ursj.v7i2.6060Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Kebijakan Konsep Smart City di Kota Makassar
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6063
<p>Sebagai kota metropolitan dan pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar telah berupaya menerapkan konsep <em>Smart City</em> guna meningkatkan mutu pelayanan publik berbasis teknologi informasi. Meskipun kebijakan ini telah diterapkan selama lebih dari sepuluh tahun, dampaknya masih belum dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Padahal salah satu dimensi penting dalam <em>Smart City </em>adalah <em>Smart People </em>atau keterlibatan masyarakatnya dan bagaimana mereka mendapat manfaat dari <em>Smart City</em>. Sehingga didapatkan hipotesis bahwa masyarakat belum banyak dilibatkan dan harus diliat pada tingkat mana keterlibatannya agar dapat dikaji lebih lanjut upaya peningkatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan kebijakan <em>Smart City</em>. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penilaian skoring partisipasi dengan dasar Teori Arnstein terkait tingkat partisipasi masyarakat. Dari hasil analisis skoring, diketahui bahwa tingkat keterlibatan masyarakat masih berada pada tingkat rendah, yakni dalam kategori <em>non-participation</em>, dimana pelibatan warga hanya terbatas pada bentuk partisipasi simbolik seperti konsultasi atau pemberian informasi sepihak. Secara keseluruhan, temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan <em>Smart City</em> tidak cukup ditentukan oleh penggunaan teknologi dalam acara pemerintah semata, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat dan sejauh mana mereka dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yeng lebih menargertkan masyarakat sebagai objek.</p> <p><em>As a metropolitan city and centre of government in South Sulawesi Province, Makassar City has attempted to implement the Smart City concept to improve the quality of public services based on information technology. Although this policy has been implemented for more than ten years, its impact has not been felt in real terms by the community. Whereas one of the important dimensions in Smart City is Smart People or community involvement and how they benefit from Smart City. So it is hypothesized that the community has not been involved much and must be seen at what level of involvement it is so that efforts to improve it can be further studied. This study examines the extent to which the community is involved in implementing the Smart City policy. The study was conducted with a quantitative approach through a participation scoring assessment based on Arnstein's Theory related to the level of community participation. From the results of the scoring analysis, it is known that the level of community involvement is still at a low level, namely in the non-participation category, where citizen involvement is only limited to symbolic forms of participation such as consultation or provision of unilateral information. Overall, these findings confirm that the success of the Smart City policy is not determined by the use of technology in government events alone, but is also greatly influenced by the extent to which the community is actively involved in the planning and implementation of activities that target the community as an object.</em></p>Anggi Azizah MasMurshal ManafRudi Latief
Copyright (c) 2025 Anggi Azizah Mas, Murshal Manaf, Rudi Latief
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307212613710.35965/ursj.v7i2.6063Partisipasi Masyarakat Terhadap Pelayanan Pengangkutan Sampah Dari Rumah Warga Di Distrik Mimika Baru
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6040
<p>Dalam mengatasi permasalahan yang terjadi perlu adanya keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah yang merupakan salah satu alternatif pilihan yang terbaik untuk diberlakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam melakukan pengangkutan sampah di Distrik Mimika Baru. Untuk dapat menjawab tujuan tersebut maka dilakukan: 1) Mengidentifikasi faktor partisipasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah; 2) Menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pengangkutan sampah dari rumah warga di Distrik Mimika Baru. Adapun variabel faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data-data yang diperlukan diperoleh melalui penyebaran kuisioner. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis tabulasi silang. Hasil studi yang didapatkan berupa 1) faktor Partisipasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah yang terdiri dari motivasi dan pengetahuan 2) Hasil analisis regresi sederhana terdapat bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pelayanan pengangkutan sampah di Distrik Mimika Baru.</p> <p><em>In addressing waste management issues, community involvement and participation are among the most effective alternatives that can be implemented. This study </em><em>aims</em><em> to examine the level of community participation in waste collection in the Mimika Baru District. To achieve this goal, two main steps were carried out: (1) Identifying the factors that influence community participation in waste management; and (2) Analyzing the forms of community participation in the process of household waste collection in Mimika Baru District.The variables used in this study include age, gender, and education level. This research employs a quantitative descriptive approach, with data collected through the distribution of questionnaires. The data analysis techniques used are descriptive analysis and cross-tabulation. The results of the study indicate that: (1) The factors influencing community participation in waste management include motivation and knowledge; and (2) Based on a simple regression analysis, community participation has a significant effect on the quality of waste collection services in Mimika Baru District.</em></p>Destinus YahyaBatara SuryaSyafri Syafri
Copyright (c) 2025 Destinus Yahya, Batara Surya, Syafri Syafri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307213814510.35965/ursj.v7i2.6040Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pemanfaatan Ruang Kota Sofifi Provinsi Maluku Utara
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6042
<p>Penelitian ini menilai kesesuaian pembangunan infrastruktur dengan rencana pemanfaatan ruang di Kota Sofifi, Provinsi Maluku Utara, menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan regresi berganda dan analisis SWOT. Hasil menunjukkan bahwa faktor kesesuaian serta geografis dan demografis berpengaruh signifikan terhadap pembangunan infrastruktur. Selain faktor teknis, dinamika kebijakan dan proses pengambilan keputusan di tingkat pemangku kepentingan turut memengaruhi arah pembangunan di Sofifi. Strategi yang direkomendasikan meliputi optimalisasi lokasi strategis Sofifi, pemanfaatan kebijakan yang ada, pengembangan sektor pariwisata, dan pembangunan kawasan ekonomi terpadu. Temuan ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam merancang kebijakan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.</p> <p><em>This study assesses the suitability of infrastructure development with spatial utilization planning in Sofifi City, North Maluku Province, using a descriptive quantitative method with multiple regression and SWOT analysis. The results show that suitability factors, as well as geographical and demographic aspects, significantly influence infrastructure development. Besides technical factors, policy dynamics and decision-making processes at the stakeholder level also affect the direction of development in Sofifi. The recommended strategies include optimizing Sofifi's strategic location, utilizing existing policies, developing the tourism sector, and establishing an integrated economic zone. These findings are expected to serve as a reference for the government, society, and the private sector in designing more integrated and sustainable spatial planning and infrastructure development policies.</em></p>Zakia NurhikmahMurshal ManafKamran Aksa
Copyright (c) 2025 Zakia Nurhikmah, Murshal Manaf, Kamran Aksa
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307214615610.35965/ursj.v7i2.6042Kerawanan Bencana Banjir Di DAS Kecamatan Suli Kabupaten Luwu
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6058
<p>Kecamatan Suli merupakan salah satu kawasan yang menjadi langganan banjir di Kabupaten Luwu terutama kawasan yang berada di daerah aliran sungai (DAS). Bencana banjir tersebut menimbulkan banyak kerugian. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji serta menganalisis penyebab kerawanan bencana banjir, wilayah kerawanan bencana banjir di Kecamatan Suli Kabupaten Luwu menggunakan parameter-parametersignifikan yang mempengaruhi terjadinya banjir serta merumuskan strategi penanganan kerawanan banjir. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif untuk data yang dihasilkan dari analisis Weighted Overlay serta metode kualitatif dengan analisis teoritical deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 faktor penyebab bencana banjir di Kecamatan Suli Kabupaten Luwu serta memetakan tingkat kerawanan banjir dengan memperhatikan 6 aspek lalu menerapkan metode scoring memberikan bobot parameter yang berpengaruh signifikan terhadap penentuan wilayah sebaran kerawanan bencana banjir di DAS Kecamatan Suli Kabupaten Luwu dengan metode overlay terhadap parameter yang berpengaruh banjir secara signifikan. Selanjutnya hasil pemetaan kerawanan banjir di DAS Kecamatan Suli Kabupaten Luwu diperoleh kesimpulan bahwa tingkat sangat rawan banjir menyebar di bagian hilir DAS Kecamatan Suli sedangkan daerah yang tidak rawan berada dibagian hulu atau yang memiliki topografi yangb berada di dataran tinggi.</p> <p><em>Suli District is one of the areas that is prone to flooding in Luwu Regency, especially areas located in river basins (DAS). The flood disaster caused many losses. This study aims to examine and analyze the causes of flood disaster vulnerability, flood disaster prone areas in Suli District, Luwu Regency using significant parameters that affect flooding and formulating flood vulnerability management strategies. This study uses a quantitative method approach for data generated from the Weighted Overlay analysis and a qualitative method with descriptive theoretical analysis. The results of the study showed that there were 5 factors causing flood disasters in Suli District, Luwu Regency and mapping the level of flood vulnerability by considering 6 aspects and then applying the scoring method to provide parameter weights that significantly influence the determination of the distribution area of flood disaster vulnerability in the Suli District Watershed, Luwu Regency with the overlay method on parameters that significantly influence flooding. Furthermore, the results of flood vulnerability mapping in the Suli District Watershed, Luwu Regency concluded that the very flood-prone level was spread in the downstream part of the Suli District Watershed, while areas that were not prone were in the upstream part or those with topography that was in the highlands.</em></p>Esse SyamRudi LatiefBaso Jaya
Copyright (c) 2025 Esse Syam, Rudi Latief, Baso Jaya
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307215716710.35965/ursj.v7i2.6058Implikasi Urban Sprawl Terhadap Tingkat Kerentanan Banjir di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6059
<p>Fenomena urban sprawl sebagai akibat dari urbanisasi yang tidak terkendali telah menjadi tantangan serius dalam perencanaan kota, terutama dalam kaitannya dengan meningkatnya risiko bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh urban sprawl terhadap tingkat kerentanan banjir di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, serta merumuskan upaya pengendalian banjir yang dapat dilakukan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis spasial, skoring, overlay union, dan uji korelasi Pearson. Variabel urban sprawl meliputi kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat kota, buffer jaringan jalan, dan pola pembangunan leapfrog. Sedangkan variabel kerentanan banjir meliputi curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan, dan kemiringan lereng. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat urban sprawl dengan tingkat kerentanan banjir. Semakin tinggi tingkat urban sprawl di suatu wilayah, semakin tinggi pula tingkat kerentanannya terhadap banjir. Penelitian ini memberikan rekomendasi kebijakan pengendalian penggunaan lahan dan perencanaan ruang yang lebih berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir di wilayah <em>urban fringe</em>.</p> <p><em>Urban</em><em> sprawl, as a consequence of uncontrolled urbanization, has become a significant challenge in urban planning, especially regarding the increasing risk of flooding disasters. This study aims to analyze the impact of urban sprawl on flood vulnerability in Biringkanaya Subdistrict, Makassar City, and identify the control measures that can be implemented. A quantitative approach was used with spatial analysis, scoring, overlay union, and Pearson correlation testing. The urban sprawl variables include population density, building density, distance to the city center, road network buffer, and leapfrog development patterns. Meanwhile, flood vulnerability variables include rainfall, soil type, land use, and slope. The findings show a significant relationship between the level of urban sprawl and flood vulnerability. The higher the urban sprawl in an area, the greater the flood vulnerability. This study recommends policies on land use control and more sustainable spatial planning to reduce flood risks in urban fringe areas.</em></p>Dinanti UmarSyafri SyafriRudi Latief
Copyright (c) 2025 Dinanti Umar, Syafri Syafri, Rudi Latief
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307216818010.35965/ursj.v7i2.6059Klasifikasi Sektor Informal Dan Hubungannya Dengan Penggunaan Ruang Pada Jalan Letjend Hertasning – Tun Abdul Razak, Kota Makassar Dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6052
<p>Penelitian bertujuan untuk menganalisis tipologi sektor informal dan keterkaitannya dengan pemanfaatan ruang di sepanjang Jalan Letjend Hertasning hingga Jalan Tun Abdul Razak, yang terletak di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan campuran (mixed methods), yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai fenomena sektor informal. Data dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara mendalam, dan observasi langsung terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi di kawasan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor informal, khususnya PKL, memiliki karakteristik yang beragam berdasarkan demografi, fisik, dan ekonomi. Mayoritas PKL beroperasi di sektor makanan dan minuman, memanfaatkan trotoar, badan milik jalan, dan emperan toko sebagai lokasi usaha. Penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan ruang oleh PKL sering kali tidak sesuai dengan peruntukannya, yang mengakibatkan penyempitan jalur pejalan kaki, kemacetan lalu lintas, dan penurunan estetika kota. Keterkaitan antara tipologi PKL dan pemanfaatan ruang menunjukkan bahwa keberadaan PKL berkontribusi terhadap dinamika ekonomi lokal, namun juga menimbulkan tantangan dalam pengelolaan ruang publik. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perlunya kebijakan yang lebih inklusif dan adaptif dalam penataan sektor informal, termasuk penyediaan zona khusus bagi PKL dan penguatan regulasi untuk menjaga ketertiban dan kebersihan ruang publik.</p> <p><em>This research aims to analyze the typology of informal sector and its relationship with space utilization along Jalan Letjend Hertasning to Jalan Tun Abdul Razak, located in Makassar City and Gowa Regency, South Sulawesi. The method used in this research is a mixed methods approach, which combines quantitative and qualitative analysis to gain a comprehensive understanding of the informal sector phenomenon. Data was collected through field surveys, in-depth interviews, and direct observation of street vendors operating in the area. The results show that the informal sector, especially street vendors, have diverse characteristics based on demographic, physical, and economic factors. The majority of street vendors operate in the food and beverage sector, utilizing sidewalks, road shoulders, and shopfronts as business locations. This study also found that the utilization of space by street vendors is often not in accordance with their designation, resulting in narrowing pedestrian paths, traffic congestion, and a decrease in city aesthetics. The relationship between street vendor typology and space utilization shows that the presence of street vendors contributes to the dynamics of the local economy, but also poses challenges in public space management. Therefore, this study recommends the need for more inclusive and adaptive policies in structuring the informal sector, including the provision of special zones for street vendors and strengthening regulations to maintain order and cleanliness of public spaces</em><em>.</em></p>Andi Alief MuhammadYori Herwangi
Copyright (c) 2025 Andi Alief Muhammad, Yori Herwangi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307218118910.35965/ursj.v7i2.6052Analisis Mitigasi Bencana Tanah Longsor Di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6043
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran lokasi potensi rawan bencana tanah longsor di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju, menganalisis dampak dan resiko dari bencana tanah longsor di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju dan menganalisis strategi mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berfokus pada mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dilaksanakan selama kurag lebih 3 (tiga) bulan mulai Oktober hingga Desember 2024. Menggunakan informan utama (peneliti) dan pendukung (masyarakat terdampak) yang dipilih melalui purposive sampling, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data primer meliputi kondisi fisik dan lingkungan, sedangkan data sekunder berasal dari sumber eksternal seperti BPS dan literatur ilmiah. Teknik analisis mencakup analisis spasial dengan GIS (ArcGIS 9.3) dan wawancara menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Kecamatan Kalukku memiliki potensi tinggi terhadap longsor karena kondisi geologinya yang didominasi oleh batuan vulkanik yang mudah lapuk. Selain itu, wilayah ini memiliki kemiringan lereng yang curam (>40%) serta curah hujan tinggi yang semakin meningkatkan risiko longsor. Faktor tektonik akibat pertemuan tiga lempeng utama juga berkontribusi terhadap ketidakstabilan tanah. Longsor di Kecamatan Kalukku berdampak besar pada infrastruktur, lingkungan, dan sosial-ekonomi masyarakat. Kerusakan jalan, jembatan, serta rumah penduduk sering terjadi, menyebabkan terganggunya akses transportasi dan aktivitas ekonomi. Dampak lingkungan meliputi degradasi tanah dan sedimentasi sungai yang berisiko memicu banjir. Dari sisi sosial, masyarakat mengalami trauma, kehilangan tempat tinggal, dan mata pencaharian.Strategi mitigasi mencakup pemetaan daerah rawan, reforestasi untuk meningkatkan stabilitas tanah, pembangunan sistem drainase yang baik, serta edukasi masyarakat tentang tanda-tanda longsor. Selain itu, pemasangan sistem peringatan dini dan penerapan kebijakan tata ruang berbasis risiko sangat diperlukan untuk mengurangi dampak bencana.</p> <p><em>This study aims to 1) analyze the distribution of potential landslide-prone locations in Kalukku District, Mamuju Regency; 2) analyze the impacts and risks of landslides in Kalukku subdistrict, Mamuju district; and 3) Analizyng landslide disaster mitigation strategy in Kalukku subdistrict, Mamuju ditrict. This research is a qualitative descriptive study focusing on landslide disaster mitigation in Kalukku subdistrict, Mamuju district, West Sulawesi, conducted over approximately three (3) months from October to December 2024. The study involved primary informants (researchers) and supporting informants (affected communities) selected through purposive sampling. Data were collected through interviews, observations, and documentation. Primary data included physical and environmental conditions, while secondary data were obtained from external sources such as the Central Bureau of Statistics and scientific literature. The analytical techniques included spatial analysis using GIS (ArcGIS 9.3) and interviews using Miles and Huberman's interactive model. The findings of this study indicate that Kalukku subdistrict has a high potential for landslides due to its geological conditions, which are predominantly composed of easily weathered volcanic rocks. Additionally, the area features steep slopes (>40%) and high rainfall, further increasing the landslide risk. Tectonic factors resulting from the convergence of three major tectonic plates also contribute to soil instability. Landslides in Kalukku subdistrict significantly impact infrastructure, the environment, and the socio-economic conditions of the community. Frequent damage to roads, bridges, and residential houses disrupts transportation access and economic activities. Environmental impacts include soil degradation and river sedimentation, which may trigger flooding. Socially, the community faces trauma, loss of homes, and livelihoods. Mitigation strategy include mapping hazard-prone areas, reforestation to enhance soil stability, constructing proper drainage systems, and educating the public on landslide warning signs. Additionally, the installation of early warning systems and the implementation of risk-based spatial planning policies are essential to reducing disaster impacts.</em></p>Andriani Y. DaudSyafri SyafriBaso Jaya
Copyright (c) 2025 Andriani Y. Daud, Syafri Syafri, Baso Jaya
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307219020310.35965/ursj.v7i2.6043Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Di Pulau Bahuluang
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6044
<p>Pariwisata merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, pengembangan pariwisata berpotensi memberikan manfaat ekonomi, sosial budaya, serta menciptakan peluang kerja. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang besar adalah Kabupaten Kepulauan Selayar dengan objek wisata seperti Pulau Bahuluang. Meskipun memiliki keindahan alam yang menakjubkan, pengembangan pariwisata di Pulau Bahuluang masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam pengelolaan wisata bahari dan keterlibatan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat, seperti faktor Ekonomi, sosial, Budaya, lingkungan dan Pemerintah. Serta menetapkan strategi yang dapat di terapkan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengembangan objek wisata Pulau Bahuluang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kuantitatif dengan alat uji berupa analisis Regresi Linear Berganda dan Analisi SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi, sosial budaya, lingkungan, berpengaruh signifikan terhadap Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan objek Wisata Pulau Bahuluang. Dan berdasarkan hasil uji Analisis SWOT di peroleh titik X dan Y berada pada kuadrat IV yang berarti di gunakan strategi ST untuk mengoptimalkan strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan objek wisata Pulau Bahuluang. Yaitu dengan memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di Pulau Bahuluang, dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan perencanaan dan pengelolaan, serta memperkuat keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di kawasan tersebut.</p> <p><em>Tourism is an important sector in the Indonesian economy, development Tourism has the potential to provide economic, socio-cultural benefits and create opportunities Work. One area that has great tourism potential is Islands Regency In line with tourist attractions such as Bahuluang Island. Even though it has natural beauty What’s amazing is that tourism development on Bahuluang Island is still facing various challenges obstacles, especially in the management of marine tourism and involvement of local communities. This research aims to evaluate and identify factors that influencing community empowerment, such as economic, social, cultural and environmental factors and Government. As well as determining strategies that can be implemented towards empowerment local communities in developing Bahuluang Island tourist attractions. This research was conducted using Quantitative with test tools in the form of Multiple Linear Regression analysis and SWOT Analysis. The results of this esearch indicate that economic, socio-cultural factors, environment, has a significant effect on Community Empowerment in Development Bahuluang Island tourist attraction. And based on the results of the SWOT analysis test, point X is obtained and Y is in the IV square which means the ST strategy is used to optimize Community Empowerment strategy in developing Bahuluang Island tourist attractions. That is by leveraging strengths to overcome threats. It is hoped that the research results will be provide recommendations for the development of sustainable tourism on Bahuluang Island, by involving the community in every stage of planning and management, as well as strengthen economic, social and environmental sustainability in the region.</em></p>Rani Yosida HamidAgus SalimIqbal Suhaeb
Copyright (c) 2025 Rani Yosida Hamid, Agus Salim, Iqbal Suhaeb
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307220421210.35965/ursj.v7i2.6044Implikasi Perkembangan Guna Lahan Terhadap Kerusakan Jalan Soekarno-Hatta Di Kelurahan Bontang Lestari Kota Bontang
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6045
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan tata guna lahan dan peningkatan volume kendaraan terhadap kerusakan Jalan Soekarno-Hatta di Kelurahan Bontang Lestari, Kota Bontang, Kalimantan Timur. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data meliputi analisis kuantitatif (deskriptif statistik, indeks kerusakan jalan, dan beban lalu lintas), analisis kualitatif (kebijakan dan SWOT), serta analisis spasial berbasis citra satelit Sentinel-2 dan Sistem Informasi Geografis (GIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30% ruas jalan mengalami kerusakan berat hingga sedang, terutama disebabkan oleh peningkatan volume kendaraan berat yang melebihi kapasitas desain awal, perubahan tata guna lahan (penambahan 23,7% lahan terbangun dalam 6 tahun), dan faktor lingkungan seperti longsoran bahu jalan. Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan seperti potensi teknologi digital dan dukungan kebijakan, namun juga kelemahan seperti keterbatasan anggaran dan koordinasi antar instansi. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian merekomendasikan strategi terintegrasi, termasuk pembangunan jalur alternatif untuk kendaraan berat, perbaikan sistem drainase, penegakan regulasi beban kendaraan, rehabilitasi jalan, serta pemanfaatan teknologi pemantauan real-time. Implementasi strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, mendukung mobilitas berkelanjutan, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Bontang Lestari.</p> <p><em>This study aims to analyze the impact of land-use changes and increased vehicle volume on road degradation along Soekarno-Hatta Road in </em><em>Bontang</em><em> Lestari Subdistrict, Bontang City, East Kalimantan. The research employs a quantitative descriptive approach, utilizing data analysis techniques such as quantitative analysis (descriptive statistics, pavement condition index, and traffic load analysis), qualitative analysis (policy evaluation and SWOT analysis), and spatial analysis based on Sentinel-2 satellite imagery and Geographic Information Systems (GIS). The findings reveal that 30% of the road sections suffer from moderate to severe damage, primarily due to heavy vehicle traffic exceeding the road's initial design capacity, land-use changes (a 23.7% increase in built-up areas over six years), and environmental factors such as shoulder landslides. The SWOT analysis identifies strengths such as digital technology potential and policy support, alongside weaknesses like budget constraints and inter-agency coordination issues. Based on these findings, the study recommends integrated strategies, including the construction of alternative routes for heavy vehicles, drainage system improvements, stricter enforcement of vehicle load regulations, road rehabilitation, and the adoption of real-time monitoring technology. The implementation of these strategies is expected to enhance road infrastructure quality, support sustainable mobility, and strengthen economic growth in Bontang Lestari.</em></p>Iqbal Fahmi AmrullohAgus SalimNasrullah Nasrullah
Copyright (c) 2025 Iqbal Fahmi Amrulloh, Agus Salim, Nasrullah Nasrullah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307221322310.35965/ursj.v7i2.6045Mitigasi dan Adaptasi Bencana Banjir Rob di Kelurahan Cappa Galung Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6051
<p>Bencana banjir rob merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di wilayah pesisir, termasuk di Kelurahan Cappa Galung, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan bencana banjir rob serta merumuskan strategi mitigasi dan adaptasi yang efektif untuk mengurangi dampaknya. Metode yang digunakan meliputi analisis kerentanan berbasis spasial dengan aplikasi ArcGIS dan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk merumuskan arahan mitigasi dan adaptasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan wilayah dapat diklasifikasikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan luasan dan karakteristik wilayah. Arahan mitigasi meliputi langkah struktural, seperti pembangunan tanggul, penyediaan tempat tambatan kapal bagi nelayan, penguatan dinding penahan air, dan pembangunan zona aman. Langkah non-struktural mencakup penyusunan kebijakan tata ruang berbasis risiko, edukasi masyarakat tentang pentingnya fungsi karang, serta pengembangan sistem peringatan dini. Di sisi adaptasi, strategi yang diusulkan melibatkan pembangunan rumah panggung, penanaman mangrove untuk perlindungan pesisir, dan diversifikasi ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekowisata berbasis lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi menjadi elemen kunci dalam implementasi strategi ini. Sinergi ketiga pihak diharapkan dapat meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana banjir rob secara berkelanjutan serta memberikan kontribusi positif terhadap perencanaan dan pengelolaan kawasan pesisir di masa mendatang. Penelitian ini menjadi referensi bagi pengembangan strategi mitigasi dan adaptasi di wilayah pesisir lainnya yang menghadapi permasalahan serupa.</p> <p><em>Tidal flooding poses a significant challenge in coastal areas, including Cappa Galung Village, Bacukiki Barat District, Parepare City. This study aims to assess the vulnerability levels of tidal flooding and develop effective mitigation and adaptation strategies to minimize its impacts. A combination of spatial vulnerability analysis using ArcGIS and the Analytical Hierarchy Process (AHP) was employed to identify critical areas and formulate strategic recommendations. The results reveal that the vulnerability levels in the area can be categorized as low, moderate, and high based on geographic extent and regional characteristics. Mitigation strategies focus on structural measures, including seawall construction, the development of docking facilities for fishermen, reinforcement of retaining walls, and the establishment of safe zones. Non-structural approaches emphasize risk-based spatial planning policies, community education on coral reef conservation, and the implementation of early warning systems. Adaptation strategies include stilt house construction, mangrove restoration for coastal protection, and economic diversification through eco-tourism development. Collaboration among government agencies, local communities, and academic institutions is identified as a key factor in successfully implementing these strategies. This synergy is expected to enhance community resilience against tidal flooding sustainably while contributing to improved planning and management of coastal areas. The findings of this study provide a valuable reference for developing comprehensive mitigation and adaptation frameworks for other coastal regions facing similar challenges</em><em>.</em></p>Muh. Nur ImamMurshal ManafKamran Aksa
Copyright (c) 2025 Muh. Nur Imam, Murshal Manaf, Kamran Aksa
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307222423510.35965/ursj.v7i2.6051Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Tamangapa Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6275
<p>Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa di Kota Makassar telah menjadi pusat pengelolaan sampah utama sejak 1992. Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan volume sampah, TPA ini mengalami kelebihan kapasitas yang menimbulkan berbagai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak keberadaan TPA Tamangapa terhadap kondisi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling kepada 20 responden yang tinggal di wilayah terdampak. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis spasial menggunakan metode IDW di aplikasi ARCMap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak utama yang dirasakan masyarakat meliputi pencemaran udara berupa bau menyengat, terutama saat musim hujan dan di wilayah timur TPA, serta terganggunya mobilitas akibat truk sampah yang parkir di bahu jalan. Penelitian ini menekankan perlunya perbaikan manajemen TPA, penataan infrastruktur pendukung, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan</p> <p><em>The Tamangapa Final Disposal Site (TPA) in Makassar City has served as the primary waste management center since 1992. However, due to population growth and increasing waste volume, the site has exceeded its capacity, resulting in various environmental and social impacts on surrounding communities. This study aims to identify the effects of the Tamangapa landfill on the living conditions of nearby residents. A qualitative descriptive method was used, with purposive sampling applied to 20 respondents living in affected areas. Data were collected through observation, interviews, documentation, and spatial analysis using the IDW method in the ARCMap application. The findings reveal two major impacts: air pollution in the form of foul odors—especially during the rainy season and in areas east of the landfill—and disrupted community mobility caused by garbage trucks parked on the roadside due to a lack of proper parking facilities. The study emphasizes the need for improved landfill management, better infrastructure planning, and increased public awareness of environmental health</em></p>Andika Saputra HasanuddinDoddy Aditya Iskandar
Copyright (c) 2025 Andika Saputra Hasanuddin, Doddy Aditya Iskandar
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307223624310.35965/ursj.v7i2.6275Peran Transportasi Laut Dalam Mendukung Mobilitas Masyarakat Di Kabupaten Kepulauan Aru
https://journal.unibos.ac.id/ursj/article/view/6277
<p>Penelitian bertujuan untuk menggambarkan peran sistem transportasi laut dalam mendukung mobilitas kehidupan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deduktif kuantitatif, pendekatan deduktif menggunakan teori secara deduktif dan menempatkannya di awal studi dengan tujuan menguji atau menverifikasi teori dari pada mengembangkannya. Pendekatan ini digunakan sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui survei lapangan, indept interview, dan observasi langsung pada sepuluh gugus pulau yang nantinya dilakukan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis pergerakan perjalanan orang berdasarkan naik turun penumpang yang ada di Pelabuhan Dobo sebagai pintu gerbang akses keluar masuk orang dari beberapa gugus pulau menunjukan bahawasanya interaksi tertinggi terjadi pada Gugus Pulau IV (Dobo) dan Gugus Pulau V (Benjina) yaitu sebanyak 1,115 pergerakan, hal ini dikarenakan keduanya berfungsi sebagai simpul kegiatan produksi barang dan jasa, sehingga interaksi orang memiliki intensitas yang tinggi. Selain itu juga pergerakan tertinggi masih berada dan menuju Gugus Pulau IV (Dobo) yang mengindikasikan ketergantungan akan kebutuhan pergerakan orang dan barang yang masih terpusat pada perkotaan Dobo. Sedangkan untuk pergerakan barang berdasarkan jumlah bongkar muat barang, pergerakan barang tertinggi terjadi pada tiga gugus pulau yaitu Gugus Pulau V (Benjina) menuju Gugus Pulau IV (Dobo) dengan 1.087 ton per tahun, Gugus Pulau X (Meror) menuju Gugus Pulau IV (Dobo) dengan 1,075 ton per tahun dan Gugus Pulau X (Meror) menuju Gugus Pulau V (Benjina) dengan 1,018 ton per tahun. Pergerakan menuju Gugus Pulau IV (Dobo) dan Gugus Pulau V (Benjina) merupakan perjalanan dalam rangka menjual hasil bumi, mengingat kedua gugus pulau tersebut sebagai simpul distribusi barang</p> <p><em>This study aims to describe the role of the marine transportation system in supporting the mobility of people’s lives in the Aru Islands Recency. The method used in this study is a quantitative deductive approach, a deductive approach uses theory deductively and places it at the beginning of the study with the aim of testing or verifying the theory rather than developing it. This approach is used as a framework for conducting research by collecting data through field survey, in-depth interviews, and direct observation on ten island clusters which will later be subjected to quantitative descriptive analysis. The results of the study showed that the analysis of people’s travel movements based on passengers getting on and off at Dobo Port as the getway for people to enter and exit from several island clusters showed that the highest interaction occurred in Island Cluster IV (Dobo) and Island Cluster V (Benjina) which was 1,115 movements, this is because both function as nodes for production activities of goods and services, so that people’s interactions have a high intensity. In addition, the highest movement is still in and towards Island Cluster IV (Dobo) which indicates dependence on the needs of people and goods movement which are still centered ini the city of Dobo. Meanwhile, for the movement of goods based on the amount of loading and unloading of goods, the highest movement of goods occurs in the three island groups, namely Island Group V (Benjina) to Island Group IV (Dobo) with 1,087 tons per year, Island Group X (Meror) to Islan Group IV (Dobo) with 1,075 tons per year and Islan Group X (Meror) to Island Group V (Benjina) with 1,018 tons per year. The movement to Islan Group IV (Dobo) and Island Group V (Benjina) is a journey in order to sell agricultural product, considering that the two island groups are distribution nodes for goods</em></p>Chikal HutanjalayAtrida Hadianti
Copyright (c) 2025 Chikal Hutanjalay, Atrida Hadianti
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-06-302025-06-307224425010.35965/ursj.v7i2.6277