Urgensi Uji Pemompaan (Pumping Test) pada Kawasan Pertanian Rakyat di Kabupaten Takalar

Authors

  • Darwis Panguriseng Program Studi Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar
  • Lahming Lahming Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
  • Muhammad Yunus Ali Program Studi Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v24i1.4282

Keywords:

Akuifer, Pumping Test, Hidrogeologi, Formasi Hidrolik, ekosistem

Abstract

Dalam sudut pandang keberlanjutan lingkungan sebelum cadangan dalam akuifer dieksploitasi seharusnya dilakukan pumping test, sehingga tindakan pengambilan air tanah tidak akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem. Akan tetapi di kalangan petani tradisional, mereka mengambil air tanah dilakukan kapan dan dimana saja sesuai kebutuhannya dan umumnya pengambilan air tanah dilakukan secara tak terkendali, tanpa mempertimbangkan kapasitas akuifer yang ada. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi akuifer air tanah dangkal yang diekploitasi oleh petani rakyat di Kabupaten Takalar, khususnya di Kecamatan Galesong. Dari pumping test yang dilakukan terhadap 5 unit sumur petani, kesemuanya menunjukkan indikasi bahwa volume air tanah yang mereka ambil sudah melampaui kapasitas akuifer air tanah dangkal di kawasan tersebut. Pembiaran tindakan petani di kawasan tersebut secara drastic telah menurunkan elevasi muka air tanah yang signifikan, yang mana muka air tanah pada awal tahun 1990-an (sebelum eksploitasi akuifer) masih berada pada elevasi –1,00 s/d –2,00 meter, sedangkan kondisi sekarang – 4 s/d – 6 meter di bawah permukaan tanah. Kondisi ini sudah pada taraf kritis, dan telah membutuhkan kehadiran pemerintah daerah untuk mengatur letak dan volume pengambilan air tanah yang berwawasan lingkungan.

From an environmental sustainability point of view, before the reserves in the aquifer are exploited, a pumping test should be carried out, so that groundwater extraction will not have a negative impact on the ecosystem. However, among traditional farmers, they extract groundwater whenever and wherever according to their needs and generally groundwater extraction is carried out uncontrolled, without considering the capacity of the existing aquifer. Therefore, this research aims to evaluate the condition of shallow groundwater aquifers exploited by smallholder farmers in Takalar Regency, especially in Galesong District. From pumping tests carried out on 5 farmers' well units, all of them showed indications that the volume of groundwater they extracted had exceeded the capacity of the shallow groundwater aquifer in the area. The inaction of farmers in this area has drastically reduced the groundwater level significantly, where the groundwater level in the early 1990s (before aquifer exploitation) was still at an elevation of –1.00 to –2.00 meters, while the current conditions are – 4 to – 6 meters below the ground surface. This condition is at a critical level, and requires the presence of local governments to regulate the location and volume of groundwater extraction in an environmentally sound manner.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aprilia, T., Achmad, M., & Munir, A. (2018). Dampak Pemompaan Air Tanah Terhadap Profil Resistivitas Lapisan Tanah Di Lahan Persawahan. Jurnal Agritechno, 11-25.

Darwis, 2018. Pengelolaan Air Tanah. Penerbit Pena Indis Bekerjasama dengan Pustaka AQ, ISBN: 978-602-429-103-7.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM, 2020. Hidrometeorologi : Dasar-Dasar, Analisis dan Aplikasi.

Darwis et al., 2014. Groundwater Level and Salinity Degradation in Farm Land through Groundwater Pumping Irrigation System in Coastal Area of Takalar Regency. Modern Applied Science; Vol. 8, No. 4; 2014

Bisri, M., 2012. Air Tanah. Malang: UB Press

Hamad, H. (2021). Studi Hidrogeologi Terhadap Kapasitas Debit Air Tanah Menggunakan Metode Pumping Test Pada Daerah Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, 7(2), 83-96.

Harjito, 2014. Metode Pumping Test sebagai Kontrol Untuk Pengambilan Airtanah Secara Berlebihan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Volume 6, Nomor 2, Juni 2014, Hal. 138-149.

Muhammad, F. A., & Miftahul, J. (2019). Manajemen Pemompaan Air Tanah Untuk Mengontrol Terjadinya Upconing Air Laut Di Daerah Pesisir Bagian Utara Kota Makassar (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Ujung Pandang).

Nurfalaq, A., Nawir, A., Manrulu, R. H., & Umar, E. P. (2018). Identifikasi Akuifer Daerah Pallantikang Kabupaten Jeneponto dengan Metode Geolistrik. Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, 15(2), 117-127.

Samad, N. J. (2023). Observasi Diaphragm Wall Metode Cut Off Wall Sebagai Penanganan Rembesan Wilayah Waduk Cengklik. Jurnal Proyek Teknik Sipil, 6(2), 1-11.

Sudinda, T. (2018). Potensi situ Jabodetabek sebagai waduk resapan. Jurnal Air Indonesia, 10(1).

Theis, C.V., 1935. The relation between the lowering of the piezometric surface and the rate and duration of discharge of a well using groundwater storage, Am. Geophys. Union Trans., vol. 16, pp. 519-524.

Widiyanto, A. F., Yuniarno, S., & Kuswanto, K. (2015). Polusi air tanah akibat limbah industri dan limbah rumah tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 246-254.

Downloads

Published

2024-04-30