Pemukiman Rumah Bertiang Seribu Di Perkampungan Tua Bitombang Selayar

Authors

  • Andi Besse Opu Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v24i2.4695

Keywords:

Kampung Tua, Unik, Tiang Seribu

Abstract

Perkampungan yang berada di seluruh dunia sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sampai sekarang. Adanya perkampungan yang masih mempertahankan keasliannya sebagai daerah yang dapat menarik perhatian wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Selain itu, budaya menjadi ciri khas kebudayaan suatu perkampungan yang seklaigus menjadi kearifan lokal. Tujuan penelitian untuk membahas arti keunikan dari rumah bertiang seribu yang menjadi kearifan lokal perkampungan tua bitombang dan dijadikan sebagai tempat potensi para wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni melakukan studi literature dengan menggali dan mengumpulkan data potensi. Selain itu, menggunakan metode kuantitatif yakni perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keunikan yang dimiliki rumah-rumah diperkampungan tua bitombang terletak pada tiang-tiang yang berdiri selama bertahun-tahun yang mencapai 10 – 20 meter yang berdiri diatas lereng gunung dengan pola sejajar tanpa ditopang oleh pondasi dan tetap kokoh.

Villages around the world have existed since ancient times and even until now. The existence of villages that still maintain their authenticity as areas that can attract the attention of tourists both foreign and domestic. In addition, culture is a characteristic of a village culture which is also a local wisdom. Therefore, the author aims to discuss the meaning of the uniqueness of the thousand-pillar house which is the local wisdom of the old village of Bitombang and is used as a potential place for tourists. This study uses a qualitative method, namely conducting a literature study by exploring and collecting potential data. In addition, using a quantitative method, namely calculating the need for facilities and infrastructure. The results of this study indicate that the uniqueness of the houses in the old village of Bitombang lies in the pillars that have stood for years reaching 10-20 meters which stand on the mountain slope with a parallel pattern without being supported by a foundation and remain sturdy.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Jahid, Jamaluddin. 2014. Perencanaan Kepariwisataan.Universitas IslamNegeri Alauddin (UIN), Makassar

Kustianingrum dkk, (2012) Kajian Tatanan Massa Dan Bentuk Bangunan Terhadap Konsep Ekologi Di Griyo Tawang Solo. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Institute Teknologi Nasional. Bandung.

Muatan RTRW Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012-2032 yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait dengan penataan ruang (UU No. 26 Tahun 2007 dan PP No.15 tahun 2010).

Peraturan Daerah Selayar No. 07 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Selayar. Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di perkotaan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan.

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang RTRW Kab. Kep. Selayar Paragraf 7 Kawasan Peruntukan Pariwisata Pasal 40 Ayat (2) menyatakan bahwa kawasan peruntukan pariwisata budaya. Peraturan Pemerintah Kab.Kep. Selayar No. 7 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Pada Pasal 33.

Siaruddin & Widiyanto (2014). Mengenal Kayu Bitti (Vitex Cofassus) Sebagai Bahan Pembuat Kapal Pinisi. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Ciamis-Banjar.

SNI. (2014). Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di perkotaan

Yahya, Arief. 2015. Sambutan Menteri Pariwisata R.I. Pada Peringatan World Tourism Day dan Hari Kepariwisataan Nasional. Tersedia (kemenpar.go.id, diakses 26 September 2017.

Downloads

Published

2024-08-31