POTENSI PEMANFAATAN AGROINDUSTRI WALUH KUNING SEBAGAI PELUANG USAHA DAN MAKANAN KESEHATAN

Authors

  • Andi Tenri Fitriyah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar
  • Baharuddin - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar

Keywords:

Waluh/labu kuning, selei, dodol, tepung waluh/labu kuning

Abstract

Desa Bune, Kecamatan  Libureng  Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah di Sulawesi-Selatan penghasil Waluh (Labu) kuning  terbesar. Sebagai bahan pangan, waluh kuning kaya akan vitamin A dan C, mineral serta karbohidrat. Buah ini mengandung zat yang berguna bagi kesehatan antara lain zat karotenoid yang berbentuk beta karoten. Komponen dalam labu kuning berfungsi melindungi mata dari katarak juga serangan kanker, jantung, diabetes, ginjal, disentri demam, serta mengandung penawar racun dan cacing pita. Berdasarkan kualitas kandungannya waluh kuning sangat baik untuk dikembangkan sebagai makanan kesehatan. Berdasarkan data BPS  Kecamatan Libureng  diperoleh bahwa  produksi Waluh kuning tahun  2012 adalah sebesar  18.370 ton/tahun.  Pada dasarnya petani menjual buah waluh ke pedagang pengumpul dalam keadaan segar.  Kandungan gizi daging buah dalam 100 gram bahan yaitu:  Energi 292 kal, Air 91,23, Protein 14g, Lemak  0,35g, Karbohidrat 6,66 g, Kalsium 457mg, Fosfor  648 mg, Zat Besi 1,49 Vit mg, vit A 18010 SI, Vit B 0,0811 mg, Vit C  5212mg  dan bagian yang dapat dimakan  77 %. (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1996).

Petani belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengolahan  waluh/ labu kuning menjadi berbagai produk olahan waluh untuk meningkatkan nilai jualnya. Kendala lain adalah bahwa biasanya buah waluh yang melimpah tidak semuanya laku terjual sehingga  menyebabkan kerugian yang besar bagi petani. Pengolahan diversifikasi berbagai produk olahan waluh (dodol, selei, tepung dan kue waluh/Labu kuning) merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh kelompok tani waluh Desa Bune Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Permasalahan lain pada mitra tempat dilaksanakan program IbM di Desa Bune Kecamatan Libureng Kabupaten Bone adalah masalah pemasaran hasil produk olahan. Melalui  penyuluhan, pelatihan,  pembinaan dan penerapan strategi pemasaran dan teknologi tepat guna, diharapkan adanya  peningkatan pemasaran dan produksi olahan  waluh/ labu kuning.

Tujuan kegiatan pengabdian pangan ipteks bagi masyarakat (IbM) adalah untuk meningkatkan mutu buah waluh dan olahan produknya dengan menggunakan teknologi tepat guna. Kelompok masyarakat program ipteks bagi masyarakat (IbM) sebagai  mitra dalam  kegiatan pengabdian ini adalah kelompok usaha Harapan Emas dan kelompok tani Mamminasata desa Bune kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Kegiatan pengabdian ini berupa penggalangan kelompok sasaran yaitu kelompok usaha Harapan Emas dan kelompok Tani Buah Waluh Mamminasata sebagai produsen Buah Waluh.  Penyuluhan tentang fungsi dan pentingnya teknologi tepat guna yang akan diterapkan  khususnya kepada kelompok usaha Harapan Emas  yaitu perbaikan  teknologi tepat guna dalam proses pembuatan selei, dodol, dan tepung waluh kuning.

Downloads

Download data is not yet available.

Additional Files

Published

2017-05-16