PENGARUH SHELTER BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN CRABLET KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus)
DOI:
https://doi.org/10.35965/jae.v3i1.571Keywords:
Rajungan, Crablet, Shelter, Pertumbuhan, SintasanAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan shelter dalam meningkatkan kelulusan hidup dan menurunkan kanibalisme crablet rajungan (Portunus pelagicus). Penelitian ini di laksanakan selama 2 bulan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada budidaya rajungan (Portunus pelagicus) adalah dengan pemberian shelter berupa Rumput laut Glacillaria, rumput sintetis, waring hitam. Rajungan (Portunus pelagicus) stadia crablet diperoleh dari BPBAP Jepara dengan berat awal 0.03 gram sedangkan berat akhir 0.64 gram, metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian pengunaaan jenis shelter yang berbeda terhadap pertumbuhan mutlak dan panjang karapas yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kanibalisme kepiting tidak berpengaruh nyata. Sedangkan hasil perhitungan sintasan Rajungan (Portunus pelagicus) dapat disimpulkan bahwa hasil penggunaan jenis shelter yang berbeda dapat berpengaruh nyata (P< 0,01)
The aim of this study was to determine the use of shelter in increasing survival and reducing cannibalism of small crab (Portunus pelagicus) crablets. ` This research was carried out for 2 months at the Center for Brackish Water Aquaculture (BPBAP) Takalar. One effort to reduce the level of cannibalism in crab cultivation (Portunus pelagicus) is to provide shelter in the form of Glacillaria seaweed, synthetic grass, black waring. Crayfish (Portunus pelagicus) crablet stage was obtained from BPBAP Jepara with an initial weight of 0.03 grams and a final weight of 0.64 grams. The method used was a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The results of the study using different types of shelter on absolute growth and carapace length aimed at reducing the level of crab cannibalism did not have a significant effect. While the results of the calculation of the survival of the crab (Portunus pelagicus) can be concluded that the results of using different types of shelters can have a significant effect (P < 0.01)
Downloads
References
Adi, Y. S. 2011. Sintasan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Stadia Zoea sampai crablet Pada Berbagai Frekuensi pemberian pakan. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadia Makassar.
Ario, R., Djunaedi, A., Pratikto, I., Subardjo, P., & Farida, F. (2019). Perbedaan Metode Mutilasi Terhadap Lama Waktu Molting Scylla serrata. Buletin Oseanografi Marina.
Basmal, J., Prasetyo, A., & Farida, Y. (2007). Pengaruh Suhu Eterifikasi Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Kitosan Larut Air Yang Dibuat Dari Cangkang Rajungan. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan
Budi, S., & Aslamsyah, S. (2011). Improvement of the Nutritional Value and Growth of Rotifer (Brachionus plicatilis) by Different Enrichment Period with Bacillus sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 10(1), 67-73.
Budi, S., & Zainuddin, Z. (2012). Peningkatan Asam Lemakrotifer Brachionus Plicatilis Dengan Periode Pengkayaan Bakteri Bacillus Sp. Berbeda. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 1(1), 1-5.
Budi, S., Karim, M. Y., Trijuno, D. D., Nessa, M. N., Gunarto, G., & Herlinah, H. (2016). The use of fatty acid omega-3 HUFA and Ecdyson Hormone To Improve Of Larval Stage Indeks and Survival Rate Of Mud Crab Scylla olivacea. Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan, 3, 487-498.
Budi, S., Karim, M. Y., Trijuno, D. D., Nessa, M. N., & Herlinah, H. (2018). Pengaruh Hormon Ecdyson Terhadap Sintasan Dan Periode Moulting Pada Larva Kepiting Bakau Scylla olivacea. Jurnal Riset Akuakultur, 12(4), 335-339.
Djunaedi, A. (2016). Pertumbuhan dan Prosentase Molting pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forsskäl,1775) dengan Pemberian Stimulasi Molting Berbeda. Jurnal Kelautan Tropis. https://doi.org/10.14710/jkt.v19i1.597
Effendi, 2002. Biologi Perikanan. Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. 163 hlm.
Faidar, F., Budi, S., & Indrawati, E. (2020). Analisis Pemberian Vitamin C Pada Rotifer dan Artemia Terhadap Sintasan, Rasio Rna/Dna, Kecepatan Metamorfosis Dan Ketahanan Stres Larva Rajungan (Portunus Pelagicus) Stadia Zoea. Journal of Aquaculture and Environment, 2(2), 30–34.
Fujaya, Y., & Alam, N. (2012). Pengaruh kualitas air, sirkulasi bulan, dan pasang surut terhadap molting dan produksi kepiting cangkang lunak (soft shell crab) di tambak komersil. Pertemuan Ilmiah Tahunan ISOI.
Griffiths, G. J. K., Holland, J. M., Bailey, A., & Thomas, M. B. (2008). Efficacy and economics of shelter habitats for conservation biological control. Biological Control. https://doi.org/10.1016/j.biocontrol.2007.09.002
Kordi, M. Ghufrandaan AB. Tancung.2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Marshall, S.,(2005) Canibalisme in juvenile blue-swimmer crabs Portunus pelagicus
Moller and D.Man.2008. Cnibalism Contributes Signifikantly to the Diet of Cultured Sand Crabs (Portunuspelagicus Linn).: A Anal Stable Isotope Study. Yogyakarta.
Mykles, D.L. 2001. Interactions Betwan Limb Regeneration and Moulting in Decapod Crustacean. Amerika Zoology
Nawaly, H., Susanto, A. ., & Uktolseja, J. L. . (2011). Senyawa Bioaktif dari Rumput Laut sebagai Antioksidan. Jurnal Seminar Nasional x Pendidikan Biologi FKIP UNS. https://doi.org/10.1111/ele.12469
Prabowo rahardjo, S. S. (2019). Pengaruh Pemberian Pakan Mikro terhadap Pertumbuhan Larva Rajungan (Portunus pelagicus). Journal of Aquaculture and Fish Health. https://doi.org/10.20473/jafh.v8i1.11819
Prastyanti, K. A., Andriani, Y.-, Yustiati, A., & Sunarto, S. (2018). Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Larva Rajungan (Portunus Pelagicus) Melalui Pemberian NauPLIUS Artemia
Rianta Pratiwi. (2014). Karakteristik morfologi kepiting mangrove Uca spp. (Crustacea:Decapoda:Ocypodidae) | Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Oseana.
Sahat, H. J. (2013). Rumput Laut Indonesia. Warta Ekspor Kementerian Perdagangan RI.
Serosero, R. (2011). Karakteristik habitat kepiting bakau (Scylla spp) di perairan pantai Desa Todowongi Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Agrikan: Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.4.1.69-73
Shantika, Z. R., Srikandi, S., & Sutamihardja, R. (2019). Ekstraksi Rumput Laut Gelidium Sp. Menjadi Bakto Agar Sebagai Pemadat Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal Sains Natural. https://doi.org/10.31938/jsn.v9i2.234
Wedemeyer GA. 2001. Fish Hatchery Management.2nd Edition. Bethesda. American Fisheries Society. Maryland.
Waring, R., & Knight, R. (2013). How should children with speech sound disorders be classified? A review and critical evaluation of current classification systems.. https://doi.org/10.1111/j.1460-6984.2012.00195.x
Yulistiani R, S. dan A. T. (2013). Sistem Emulsi Sosis Sintetis Dari Gluten Dan Rumput Laut (Euchema cottoni) (Synthetic Sausage Emulsion System of Gluten and Seaweed). REKAPANGAN.
Yusneri, A., Budi, S., & Hadijah, H. (2020). Pengayaan Pakan Benih Rajungan (Portunus Pelagicus) Stadia Megalopa Melalui Pemberian Beta Karoten. Journal of Aquaculture and Environment, 2(2), 39–42.
Zaidin, M. Z., Effendy, I. J., & Sabilu, D. K. (2013). Sintasan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Stadia Megalopa Melalui Kombinasi Pakan Alami Artemia salina dan Brachionus plicatilis. Jurnal Mina Laut Indonesia.
Zonneveld, C. 1991. Estimating death rates from transect counts. Ecological Entomologi. 16. Gramedia, Jakarta.