Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Banjir di Kawasan Daerah Aliran Sungai Maros

Authors

  • Ridwan Latief Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana, Universitas Bosowa
  • Roland A. Barkey Lab. Perencanaan dan Sistem Informasi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin
  • Muh. Iqbal Suhaeb Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/ursj.v3i2.669

Keywords:

Daerah Aliran Sungai, Sistem Informasi Geografis, Perubahan Penggunaan Lahan, Maros

Abstract

Kawasan perkotaan di Kabupaten Maros dilalui oleh Sungai Maros. Aliran Sungai Maros mengalir menuju Selat Makassar dan merupakan muara bagi sungai-sungai lain di bagian hulu. Sungai Maros yang melalui kawasan perkotaan memiliki daerah aliran sungai yang sangat rentan untuk dialihfungsikan. Pertumbuhan alih fungsi lahan non terbangun menjadi terbangun secara fakta marak terjadi pada kawasan daerah aliran sungai Maros. Kawasan daerah aliran sungai yang terbanguni berpotensi menyebabkan gangguan ekologis dan hidrologis yang berdampak pada terjadinya banjir karena berkurangnya lahan resapan air serta berubahnya morfologi daerah aliran sungai. Tujuan pertama penelitan ini adalah mengetahui kondisi penggunaan lahan terbangun serta perubahannya dalam kurung waktu 5 tahun terakhir di kawasan Daerah Aliran Sungai Maros menggunakan metode analisi tumpang tindih peta. Tujuan kedua adalah mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan terbangun terhadap banjir di kawasan Daerah Aliran Sungai Maros dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Variabel prediktor yang digunakan yaitu perubahan penggunaan lahan (X), dengan variabel kriterium adalah luas banjir (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan terbangun pada kawasan daerah aliran sungai Maros mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dimana lahan kebun yang berubah menjadi permukiman sebesar 18,4 ha. Sedangkan sawah yang berubah menjadi permukiman sebesar 3,68 ha dari tahun 2015 ke tahun 2019. Perubahan penggunaan lahan terbangun yang terjadi berpengaruh kuat dan signifikan terhadap peningkatan luas genangan banjir pada kawasan daerah aliran sungai Maros.

The urban area in Maros Regency is traversed by the Maros River. Maros River flows towards Makassar Strait and is the mouth of other rivers in upstream. Maros River which passes through the urban area has a watershed river that is vulnerable to conversion. The growth of conversion of non-built land into built-up areas in fact is rife in Watershed Maros. Developed watershed areas have the potential to cause ecological and hydrological disturbances that have an impact on flooding due to reduced water catchment areas and changing morphology of river basins. The first objective of this research is to determine the conditions of built-up areas and changes within the last 5 years in the Watershed Maros using overlapping map analysis method. The second purpose is to examine the effect of changes in built-up land use on flooding in Maros watershed area using simple linear regression analysis. The predictor variables used are land use change (X), with the criterion variable is the flood area (Y). The results showed that the land use change was built on the watershed area of Maros has increased quite highly, where 18.4 ha of land has been converted into a settlement. While the rice fields are changed to a settlement of 3.68 ha from 2015 to 2019. Changes on the use of built-up land that occurs have a strong and significant effect on increasing the area of  flood inundation in the watershed area of Maros

Downloads

Download data is not yet available.

References

Apriliawaty, A. (2016). Studi Pemanfaatan Ruang DAS Suli Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. Skripsi. Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abil, A., Latief, R., & Yahya, I. (2020). Strategi Pengendalian Perkembangan Permukiman Disepanjang Sungai Tallo Kelurahan Rapokalling Kecamatan Tallo Kota Makassar. Journal of Urban Planning Studies, 1(1), 098-104. Diambil dari https://ejournalfakultasteknikunibos.id/index.php/jups/article/view/27

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asdak. C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Buraerah, M. F., Rasyidi, E. S., & Sandi, R. (2020). Pemetaan Perubahan Penggunaan Lahan Di Wilayah Kabupaten Takalar Tahun 1999-2019 Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Ecosystem, 20(1).

Cahyani Mokoginta, R., Syafri, S., & Jufriadi, J. (2021). Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kawasan Jalan Hertasning Baru Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. Journal of Urban Planning Studies, 1(2), 204-214. https://doi.org/10.35965/jups.v1i2.65

Dewan Riset Nasional Kelompok II, Sumberdaya Alam dan Energi. (1994). Kebutuhan Riset dan Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air di Indonesia. Jakarta : Dewan Riset Nasional.

Kodoatie, Robert, J dan Roestam Sjarief. (2006): Pengelolaan Bencana Terpadu. Jakarta: Penerbit Yarsif Watampone.

Lee, R. (1998). Hidrologi Hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lillesand, T.M, dan R.W. Kiefer. (1997). Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nasution. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Oktarian, Deni. (2016). Analisis Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Das Babon Hulu Terhadap Debit Puncak Sungai Babon Jawa Tengah, Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Savitri, Asri. (2007). Kajian Pemanfaatan Ruang Dalam Kaitannya Dengan Resiko Banjir Di Kabupaten Bandung. Institut Pertanian Bogor

Sitorus SRP. (2004). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito Press.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES

Soehartono, Irawan. (2008). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya

Sudjana, N. (2001). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukamto, R.. & Supriatna, S. (1982). Geologi Lembar Ujung Pandang, Bantaeng dan Sinjai, Sulawesi skala 1:250.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Surya, B., Hadijah, H., Suriani, S., Baharuddin, B., Fitriyah, A. T., Menne, F., & Rasyidi, E. S. (2020). Spatial Transformation of a New City in 2006–2020: Perspectives on the Spatial Dynamics, Environmental Quality Degradation, and Socio—Economic Sustainability of Local Communities in Makassar City, Indonesia. Land, 9(9), 324.

Syafri, S., Surya, B., Ridwan, R., Bahri, S., Rasyidi, E. S., & Sudarman, S. (2020). Water Quality Pollution Control and Watershed Management Based on Community Participation in Maros City, South Sulawesi, Indonesia. Sustainability, 12(24), 10260.

Usman, H. & Akbar Purnomo S. (2011). Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan Ruang

Woube, M. (1999). Flooding and Sustainable Land–Water Management in The Lower Baro–Akobo River Basin, Ethiopia. Applied Geography 19: 235-251

Downloads

Published

2021-06-20

How to Cite

Latief, R., Barkey, R. A. ., & Suhaeb, M. I. (2021). Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Banjir di Kawasan Daerah Aliran Sungai Maros. Urban and Regional Studies Journal, 3(2), 52–59. https://doi.org/10.35965/ursj.v3i2.669