PERFORMA PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN KAKAP PUTIH LATES CALCARIFER DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA

Authors

  • Ibrahim Ibrahim Politeknik Negeri Pangkajenne dan Kepulauan
  • Sutia Budi Program Studi Budidaya Perairan, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa
  • Sri Mulyani Program Studi Budidaya Perairan, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/jae.v6i2.2720

Keywords:

Benih Kakap Putih, Efesisensi, Retensi Protein, Pertumbuhan, Sintasan, FCR

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian pakan dari sumber protein yang berbeda terhadap rasio efesiensi protein, retensi protein, pertumbuhan, sintasan dan FCR benih ikan kakap putih.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio efesiensi protein tertinggi pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 2,33%, disusul perlakuan B (tepung ikan) sebesar 1,81% dan perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 1,66%.  retensi protein tertinggi pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 1,89%, disusul perlakuan B (tepung ikan) sebesar 1,85% dan perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 1,77%.  Pertumbuhan harian tertinggi pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 0,22%, disusul perlakuan B (tepung ikan) sebesar 0,17% dan perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 0,15%. Pertumbuhan mutlak tertinggi pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 2,21 gram, disusul perlakuan B (tepung ikan) sebesar 1,69-gram dan perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 1,53 gram. Sintasan tertinggi pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 94,44%, disusul perlakuan B (tepung ikan) sebesar 91,11% dan perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 87,78% gram. FCR terbaik pada perlakuan C (tepung testis sapi) sebesar 1,88%, disusul perlakuan A (tepung kedelai) sebesar 2,04% dan perlakuan B (tepung ikan) sebesar 2,05% dan kualitas air masih berada pada kisaran optimal untuk pemeliharaan benih ikan kakap putih.

This research aimed to analyse the influence of feeding different protein source on protein efficiency ratio, protein retention, growth, survival and FCR of white seabass seeds. The result showed that the highest protein efficiency ration in treatment C (cow testicle meal) of of 2.33%, followed by treatment B (fish meal) at 1.81% and treatment A (soybean flour) at 1.66%. The highest protein retention was in treatment C (cow testicle meal) of 1.89%, followed by treatment B (fish meal) of 1.85% and treatment A (soybean flour) of 1.77%. The highest daily growth was in treatment C (cow testicle meal) of 0.22%, followed by treatment B (fish meal) of 0.17% and treatment A (soybean flour) of 0.15%. The highest absolute growth was in treatment C (cow testicle meal) at 2.21 grams, followed by treatment B (fish meal) at 1.69 grams and treatment A (soybean flour) at 1.53 grams. The highest survival rate was in treatment C (cow testicle meal) of 94.44%, followed by treatment B (fish meal) of 91.11% and treatment A (soybean flour) of 87.78% gram. The best FCR was in treatment C (cow testicle meal) at 1.88%, followed by treatment A (soy flour) at 2.04% and treatment B (fish meal) of 2.05% and water quality was still in the optimal range for the rearing white seabass seeds.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Ibrahim Ibrahim, Politeknik Negeri Pangkajenne dan Kepulauan

1Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa

References

Beltran, A., Vela Magaña, M. A., Dumas, S., & Peñalosa Martinell, D. (2023). Rearing performance of juvenile yellowtail snapper, Ocyurus chrysurus, in a sea water recirculation system at two different stocking densities. Journal of the World Aquaculture Society.

Buchalla, Y., McGuigan, C. J., Stieglitz, J. D., Hoenig, R. H., Tudela, C. E., Darville, K. G., ... & Benetti, D. (2023). Advancements in hatchery production of red snapper Lutjanus campechanus: Exclusive use of small strain rotifers as initial prey for larval rearing. Journal of the World Aquaculture Society.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah (DKPD). (2010) Petunjuk Teknis Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila. Dinas Kelautan dan Perikanan. Sulawesi Tengah. 2 hlm.

Effendie, I dan Y. Hadiroseyani. 2002. Peningkatan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Betutu, Oxyeleotris marmorata (Blkr.) dengan Antibiotik. Jurnal Akuakultur Indonesia Vol 1(1) : 9 – 13

Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Hadijah, S., Abubakar, J., Hamdilah, A., and Yunus, M. (2022). Analisis Penggunaan Keong Emas Sebagai Pakan Untuk Mensubtitusi Pellet Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer). Journal of Indonesian Tropical Fisheries, 5(1), 12–26.

Imani, D. nur, Santoso, L., & Supriya. (2021). Growth Performance of White Snapper (Lates Calcarifer) Fish in the Enlargement Phase Which Is Feed With Different Lysine Addition. 6.

Melianawati, R., K, Suwirya. (2010). Optimasi tingkat pemberian pakan terhadap benih kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Jurnal Optimasi Tingkat Pemberian Pakan 1 (2): 659-665

Mulyani, S., Budi, S., Cahyono, I., & Khairiman, K. (2023). Effect of Vitamin C Bioencapsulation in Natural Feed on Protein, Fat, Energy, and Mortality of Milkfish Larvae (Chanos chanos). Jurnal Kelautan Tropis, 26(2), 272-282.

Noor, N. M., & Aziz, R. (2023). Nursery of White Shrimp (Litopenaeus Vannamei) With Biofloc System. Indonesian Journal of Fisheries Community Empowerment, 3(2), 226-233.

Putri, D. F., Santoso, L., & Saputra, S. (2018). Effect Of Giving Feed With Different Protein Levels On Growth Of White Foot Fish (Lates calcarifer) Preserved In Controled Bak. Berkala Perikanan Terubuk, 46(2), 89–96.

Rayes, R. D. (2013). Pengaruh Perubahan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer Bloch). Jurnal KELAUTAN, 16(1), 47–56.

Sanjaya, A., Hudaidah, S., & Supriya. (2021). Peforma Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Pada Fase Pembesaran Yang Diberi Pakan Dengan Penambahan Lisin Berbeda. Journal of Aquatropica Asia, 6(1), 13–19.

Setiawati, J. E., Tarsim, Y.T. Adiputra dan S. Hudaidah. (2013). Pengaruh penambahan probiotik pada pakan dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan, kelulushidupan, efisiensi pakan dan retensi protein ikan patin (Pangasius hypophthalmus). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. I (2) : 151-162.

Sukoso. (2002). Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN. Jakarta.

Wardoyo, B. (2015). Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch, 1790) di Keramba Jaring Apung dan Tambak. Jakarta Selatan: Rineka Cipta.

Watanebe, T. (1988). Fish Nutrition and Marine Culture, JICA Text Book the General Aquaculture. Course Department of Aquatic Broscience. Tokyo University of Fisheries, 233 p

Yaqin, M. A., Santoso, L., and Saputra, S. (2018). Pengaruh Pemberian Pakan Dengan Kadar Protein Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Yang Dipelihara Di Bak Terkontrol. Jurnal Sains Teknologi Akuakultur (, 46(2), 89. https://doi.org/10.31258/terubuk.46.2.89-96

Zahrah, F. (2014). Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Nutrien Ikan Nila Oreochromis niloticus yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanii. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 21 hlm.

Downloads

Published

2024-06-30

How to Cite

Ibrahim, I., Budi, S. ., & Mulyani, S. . (2024). PERFORMA PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN KAKAP PUTIH LATES CALCARIFER DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA. Journal of Aquaculture and Environment, 6(2), 90–95. https://doi.org/10.35965/jae.v6i2.2720

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>