Peran Pemerintah Desa Dalam Rangka Menjaga Kearifan Lokal Di Desa Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur

Authors

  • Saum Ramadhan Rusmana Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik\
  • Nining Haslinda Zainal Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial
  • Ade Ferry Afrisal Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial

DOI:

https://doi.org/10.56326/jp.v1i2.1547

Keywords:

Kearifan Lokal, Pemerintah Desa, Peran, Kebijakan, Program

Abstract

Kearifan lokal merupakan salah satu ciri khas dari setiap daerah yang ada di Indonesia seperti yang dimaksud UU No.5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Maka dari peran pemerintah desa juga diperlukan sesuai dengan UU No.6 Tahun 2014 tentang peran pemerintah desa. Desa Sorowako   memiliki kearifan lokal yang beraneka ragam akan tetapi, peneilitain hanya terfokus pada pelestarian danau purba (danau matano) serta hewan endemiknya, taman, warisan seni dan Bahasa asli sorowako. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang berlokasi di desa sorowako, kecamatan nuha, kabupaten luwu timur. Saat ini pemerintah desa belum bisa memberikan peran yang maksimal terhadap pelestarian kearifan lokal. Hal ini dapat dilihat karena tidak adanya peraturan dari desa tentang pelestarian kearifan lokal, meskipun desa memiliki misi tentang menumbuh kembangkan potensi kepariwisataan serta melestarikan seni dan budaya di desa sorowako. Dilihat dari program yang ada pada desa tidak berjalan begitu efektif dalam memenuhi sasarannya, desa kekurangan dana, kekurangan sumber daya, pemerintah desa berusaha semaksimal mungkin untuk berlaku adil dalam pelestarian kearifan lokal dalam beberapa agenda pembangunannya dalam pelibatan pihak swasta. Kebijakan yang ada sudah cukup memenuhi kebutuhan dan golongan tertentu dalam masyarakat, hanya saja yang menjadi kekurangan adalah pelestarian pada bidang kesenian

Local wisdom is one of the characteristics of every region in Indonesia, as referred to in UU No.5 Tahun 2017 concerning Pemajuan Kebudayaan. So the role of the village government is also needed following UU No 6 Tahun 2014 concerning the Peran Pemerintah Desa. The village of Sorowako has various local pearls of wisdom. However, the research only focuses on the preservation of the ancient lake (Lake Matano) and its endemic animals, parks, art heritage, and the native language of Sorowako. This research uses descriptive qualitative research, located in Sorowako village, Nuha district, East Luwu district. Currently, the village government has not been able to give a leading role in the preservation of local wisdom. This can be seen in the absence of regulations from the village regarding the preservation of local wisdom, even though the village has a mission of growing and developing tourism potential and preserving arts and culture in Sorowako village. Judging from the existing programs in the village that are not running very effectively in meeting their targets, the village is short of funds and lacks resources, and the village government is trying its best to be fair in preserving local wisdom in some of its development agendas in involving private parties. The existing policies are sufficient to meet the needs of certain groups in society. The only thing that is lacking is the preservation of the arts

References

Anggara, Sahya, and Ii Sumantri. 2016. Administrasi Pembangunan: Teori Dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.

Magdalia, Alfian. 2013. Potensi Kearifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa, Prosiding The 5th International Conference on Indonesia Studies: Ethnicity and Loballization: Jakarta.

Santosa, Panji. 2008, Administrasi Publik: Teori Dan Aplikasi Good Governance, Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono,2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Moleong, J, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja: Bandung.

Downloads

Published

2022-07-30