Peran Lembaga Adat Dalam Pembangunan Desa Balla Satanetean Kec. Balla Kab. Mamasa

Authors

  • Lili Ayu Silvani D Pogram Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa
  • Syamsuddin Maldun Pogram Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa
  • Nurkaidah Nurkaidah Pogram Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.56326/jp.v2i2.4139

Keywords:

Lembaga Adat, Pembangunan Desa, Balla Satanetean, Mamasa

Abstract

Peran lembaga adat di desa Balla Satanetean Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa hanya sebagai symbol di desa  terkhusu dalam nunjang proses pembangunan di desa mereka belum berperan aktif. Karena Mereka tidak mengetahi fungsi mereka di desa di bentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagai mana peran lembaga adat dalam pemangunan fisik desa, pembangunan SDM, pemberdayaan masyaraka dan peningkatan produktivitas. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data menunggukan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya data di analisi secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang pertama, peran lembaga adat dalam pembangunan fisik desa karena lembaga kurang memahani fungsi dan perannya sehingga baik dalam proses perenanaa dan proses pengawasan lembaga adat kurang aktif karena lembaga adat desa sering kalai lalai jika ada undangan rapat dari kantor desa. Kedua, peran lembaga adat pembangunan SDM desa kurang efekif di karenakan lembaga adat Desa Balla Satanetean Tidak mengetahu peran dan fungsi,jadi dalam SDM desa lembaga adat tidak pernah berperan sama sekali dan kurangnya anggaran dana sehingga lembagaa adat tidak pernah melalukan kegiatan apapun. Ketiga, peran lembaga adat dalam meningkatkan partisipasi masyarakat juga kurang efektif karna seperti yang di lihat dari daftar hadir ketika desa melaksanakan rapat yang mengundang masyarakat, masyarakat kurang aktif  di karena lembaga adat tidak pernah mengadakan sosialisa ke Masyarakat tentang pentingnya peren masyarakat dalam proses pembangunan desa. Kegiatan sosialisasi tidak pernah di adakan di kerenakan tidak adanya anggaran dana yang di perikan oleh aparat Desa Balla Satanetean ke pada Lembaga Adat Desa. Keempat peran lembaga adat dalam peningkatan produktivitas kurang efektif karna di lihat dari SDM  di desa juga tidak berjalan dengan baik sehingga untuk bidang produktitas tidak berjalan dengan baik. Jadi kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian ini adalah Lembaga Adat di Desa Balla Satanetean hanya sebagai symbol saja karena mereka tidak menjalankan fungsinya di desa karena mereka tidak mengerti betul apa fungsi dan kedudukan di bentuk di Desa dank arena kurangnya anggarakan dana sehingga mereka tidak bisa lebih efektif di desa.

The role of traditional institutions in the village of Balla Satanetean, Balla District, Mamasa Regency is only as a symbol in a particular village in supporting the development process in their village, but they have not played an active role. Because they do not know their function in the village in the form. This study aims to determine the role of traditional institutions in village physical development, human resource development, community empowerment, and increasing productivity. The research method used is a qualitative research method with a descriptive method. Data collection awaits interview, observation, and documentation techniques. Furthermore, the data were analyzed qualitatively. The results of this study indicate that first, the role of traditional institutions in the physical development of the village because the institutions lack understanding of their functions and roles so that both in the planning process and the supervision process of customary institutions are less active because village customary institutions are often negligent if there is an invitation to a meeting from the village office. Second, the role of traditional institutions in developing village human resources is less effective because the traditional institutions of Balla Satanetean Village do not know the roles and functions, so in village human resources, traditional institutions have never played a role at all and lack of budget funds so that traditional institutions never carry out any activities. Third, the role of traditional institutions in increasing community participation is also less effective because as seen from the attendance list when the village holds meetings that invite the community, the community is less active because traditional institutions have never held outreach to the community about the importance of community participation in the village development process. The socialization activity was never held due to the absence of a budget that was distributed by the Balla Satanetean Village apparatus to the Village Traditional Institute. The fourth role of traditional institutions in increasing productivity is less effective because from the perspective of human resources in the village it is also not going well so that the productivity sector is not going well. So the conclusion obtained from the results of this study is that the Traditional Institution in Balla Satanetean Village is only a symbol because they do not carry out their functions in the village because they do not understand very well what functions and positions are formed in the Village and because of the lack of budget funds so that they cannot do more. effective in the village.

References

Aus, C. (2014). Peran embaga Adat daam peestarian kearifan oka Suku Sahu di Desa Baisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Hamahera Barat. Acta Diurna, III(4), 1–16.

Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan.

Dwimawanti, I. H. (2004). (Saah Satu Parameter Keberhasian Otonomi Daerah) Oeh: Ida Hayu Dwimawanti. Diaogue JIAKP, Vo.1(1), 109–116. http://eprints.waisongo.ac.id/3684/

Kartono, D. T., & Nurchois, H. (2016). Konsep dan Teori Pembangunan. Pembangunan Masyarakat Desa Dan Kota, IPEM4542/M, 23–24.

Kasenda, R. S. S. V. (2018). Eksistensi embaga Adat Daam Pembangunan Kecamatan Tawaian Kabupaten Mamasa (Suatu Studi Di Kecamatan Tawaian Kabupaten Mamasa Provinsi Suawesi Barat). Jurna Jurusan Imu Pemerintahan Voome, 1(1), 2337–5736.

Kato, I., Faridi, A., Revida, E., Damanik, D., & Siregar, R. T. (2021). Manajemen Pembangunan Daerah (Issue Juy).

Kuyasin. (2018). Kuyasin Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. 1–18.

Nain, U. (2019). Pembangunan Desa ( P3Pd ). 1–141.

Riskayanti. (2021). Manajemen Kemesjidan Pada Masa Pandemi Dan New Norma Di Masjid Raya Kota Pare-Pare.

Ritnawati, R., Suppa, R., & Muhaim, M. (2020). Sistem Informasi Peayanan

Downloads

Published

2023-07-30