Identifikasi Pola Sebaran Permukiman Kumuh Dan Arah Penanganannya Di Kabupaten Bantaeng

Authors

  • Dewi Sartika Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bantaeng
  • Haeruddin Saleh Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa
  • Iqbal Suhaeb Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana, Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/ursj.v6i1.3947

Keywords:

Pola Sebaran, Permukiman Kumuh, Arah Penanganan Kumuh, Bantaeng

Abstract

Beberapa dampak dari penyimpangan penggunaan lahan kawasan Pesisir antara lain, rusaknya vegetasi Pantai, munculnya genangan air, menurunnya kualitas air, berkurangnya lahan non terbangun, terjadi kepadatan dan ketidakteraturan bangunan karena terbatasnya ruang, tidak ada atau terbatasnya ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan hujan dan pengurang polusi udara, aksesibilitas terbatas pada pemukiman padat penduduk, penyempitan ruang terbuka karena banyak dijadikan pemukiman, serta kurangnya prasarana untuk  mendapatkan air bersih dan air minum yang layak, tidak adanya drainase yang baik dapat menyebabkan banjir pada saat musim penghujan berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu suatu konsep penataan Kawasan permukiman kumuh ditinjau dari ketersediaan prasarana, sehingga pada prosesnya dapat menyebabkan pertumbuhan dan peralihan penggunaan lahan menjadi lebih terkontrol dan dapat memberikan konsep penanganan kawasan permukiman kumuh yang ramah lingkungan dan dikembangkan sesuai dengan standar penataan kawasan pesisir yang berlaku, Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap kawasan penelitian. Maka dari itu kawasan permukiman kumuh Kelurahan Letta memiliki karakteristik yaitu; 1) Kualitas bangunan yang kurang baik dengan rentan waktu massa bangunan lebih dari 20 tahun. Dengan satatus kepemilikan berupa hak milik dan hak sewa. 2) Kepadatan bangunan tinggi dengan rata-rata material bangunan batu dan seng serta jaringan drainase yang belum cukup tersedia. 3) Dari segi pelayanan fasilitas sarana dan prasarana masih sangat buruk. Diakibatkan kualitas bangunan serta sistem pelayanan sarana dan prasarana yang masih kurang.

Some of the impacts of land use irregularities in the Coastal area include the destruction of coastal vegetation, the emergence of puddles, decreased water quality, reduced non-built land, building density and irregularities due to limited space, no or limited green open space as a rain catchment area and air pollution reduction, limited accessibility in densely populated settlements, narrowing open space because many are used as settlements, and lack of infrastructure to obtain clean water and proper drinking water, The absence of good drainage can cause flooding during the rainy season based on the above, it is necessary to have a concept of structuring the slum area in terms of the availability of infrastructure, so that in the process it can cause growth and land use change to be more controlled and can provide a concept of handling slum areas that are environmentally friendly and developed in accordance with applicable coastal area planning standards, This research uses a qualitative descriptive approach. Based on the identification results that have been carried out on the research area. Therefore, the slum area of Letta Village has characteristics, namely; 1) Poor building quality with a vulnerable building mass of more than 20 years. With ownership status in the form of property rights and lease rights. 2) High building density with an average building material of stone and zinc and a drainage network that is not sufficiently available. 3) In terms of service facilities and infrastructure are still very poor. Due to the quality of the building and the service system of facilities and infrastructure that is still lacking

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abil, A., Latief, R., & Yahya, I. (2020). Strategi Pengendalian Perkembangan Permukiman Disepanjang Sungai Tallo Kelurahan Rapokalling Kecamatan Tallo Kota Makassar. Journal of Urban Planning Studies, 1(1), 098-104

Abidin, Slamet Moh Suyono, 1991, Fiqih Ibadah, Bandung: CV Pustaka Setia.

Frenzel, Anne C., Pekrun, Reinhard., and Goetz,Thomas. (2007). Perceived learning environment and students’ emotional experiences: A multilevel analysis of mathematics classrooms. Learning and Instruction 17 (2007) 478e493. doi:10.1016/j.learninstruc.2007.09.001.

Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan. (2018). Surat Edaran Menteri PUPR 02/SE/M/2018 Tahun 2018 tentang Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil.

Moleong Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Nursyahbani Raisya, Bitta Pigawati. 2015. Kajian Karakteriskik Kawasan Pemukiman Kumuh di Kampung Kota. Universitas Diponegoro. Semarang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Jakarta: Kementrian PUPR, 2016.

Permen PUPR No. 14/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Rahayu, R., Syafri, S., Salim Rasyidi, E., & Abbas, J. (2023). Strategi Penangan Permukiman di Kabupaten Jeneponto: studi Kasus: Permukiman Kumuh di Kawasan Allu Kecamatan Bangkala. Journal of Urban Planning Studies, 2(2), 148-153.

Downloads

Published

2023-12-30

How to Cite

Sartika, D., Saleh, H., & Suhaeb, I. (2023). Identifikasi Pola Sebaran Permukiman Kumuh Dan Arah Penanganannya Di Kabupaten Bantaeng. Urban and Regional Studies Journal, 6(1), 31–36. https://doi.org/10.35965/ursj.v6i1.3947

Most read articles by the same author(s)