Kajian Lokasi Rawan Bencana Banjir Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Walanae Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
DOI:
https://doi.org/10.35965/eco.v21i2.1111Keywords:
Kerawanan Banjir, Superimpose, DAS, Walanae, BoneAbstract
Bencana Banjir yang sering melanda Kabupaten Bone khususnya Kecamatan Dua Boccoe bukan hal baru. Dalam 20 tahun terakhir, Kecamatan ini sudah identik dengan kawasan banjir yang di sebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga DAS Walanae meluap. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif atau penelitian terapan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian non matematis dengan proses menghasilkan data-data dari hasil temuan berupa Observasi Lapangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Overlay (Superimpose). Dari hasil analisis data diketahui yang sangat berpotensi banjir ada 8 kelurahan/desa, yang meliputi Kelurahan Unyi, Desa Uloe, Desa Pekkasalo, Desa Kampoti, Desa Tocina, Desa Tawaroe, Desa Solo, dan Desa Matajang. Dengan seluas 131 km2, dan tinggi genangan eksisting ± 100-200 cm den periode genangan 10 jam menyebabkan Kecamatan Dua Boccoe sangat berpotensi terkena banjir.
Floods is one of disaster that often hit Bone Regency, especially Dua Boccoe Subdistrict. In the last 20 years, flood that happened in this sub-district caused by high rainfall so that the Walanae watershed overflows. The research conducted is descriptive qualitative or applied research. Qualitative research is a non-mathematical research with the process of generating data from the findings in the form of field observations. The analysis used in this research is qualitative descriptive analysis using the Overlay (Superimpose) approach. From the results of data analysis, it is known that there are 8 sub-districts/villages with high potential for flooding, which include Unyi Village, Uloe Village, Pekkasalo Village, Kampoti Village, Tocina Village, Tawaroe Village, Solo Village, and Matajang Village. With an area of 131 km2, and an existing inundation height of ± 100-200 cm with an inundation period of 10 hours, Dua Boccoe District is very potentially affected by flooding
Downloads
References
Suparta. W. 2004. Kajian Banjir Kota Denpasar Study Kasus Saluran Drainase Sistem IV Kota Denpasar, Denpasar; Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.
Suherlan, 2001. Zonasi Tingkat Kerentangan Banjir Kabupaten Bandung Mengunakan System Informasi Geografis. (Skripsi). Bogor.
Kementrian Pekerjaan Umum, 2003. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dikawasan Rawan Banjir. H. II-2.
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan Ketiga (revisi). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Proses terjadinya infiltrasi.
Kodoatie, Robert J. & Sugiyanto. 2002 “Banjir” Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta,
Ditjen Penataan Ruang Dept. PU. 2015. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Rawan Bencana Banjir.
Yalcin dan Akyure. 2004. Menentukan Wilayah Rawan Banjir.
BPBD Kabupaten Bone, 2016. Kawasan Banjir Kab. Bone.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Andi Musfida, Murshal Manaf, A. Gusti Tantu, Hadijah Hadijah, Syafri Syafri, Kastono Kastono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.