Analisis Tingkat Kekotaan Wilayah Kabupaten Sorong Berdasarkan Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi

Authors

  • Slamet Widodo Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa
  • Murni Murni Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
  • Murshal Manaf Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa
  • Rahmi Ariani Salam Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
  • Usiyani Rahayu Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v22i3.1769

Keywords:

Hirarki, Pusat Pelayanan, Tingkat Kekotaan

Abstract

Sebagai wilayah yang sedang berkembang, Distrik Aimas sebagai Ibukota wilayah Kabupaten Sorong memiliki tantangan tentang masalah kesenjangan dan ketidakmerataan pembangunan fasilitas sosial ekonomi, sehingga penentuan tingkat kekotaan sekaligus wilayah dengan potensi sebagaia sentral perkembangan fasilitas sosial ekonomi menjadi penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kekotaan wilayah dan hirarki wilayah di Distrik Aimas. Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder untuk kemudian dianalisis menggunakan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 dan analisis skalogram.Berdasarkan hasil perhitungan, menyatakan kawasan Distrik Aimas terbagi dalam dua golongan tingkat kekotaan yaitu Distrik Mariat Gunung, Distrik Klafma, Distrik Aimas, Distrik Malawili, Distrik Malagusa, Distrik Malawele, Distrik Malasom, Distrik Mariat Gunung, Distrik Klabinain dan Kampung Maibo sebagai Desa Perkotaan. Kemudian kawasan Distrik Warmon, Kampung Aimo, Kampung Malasaum dan Distrik Klaigit sebagai Desa Perdesaan. Kemudian dari hasil analisis skalogram menyatakan bahwa Distrik Malagusa sebagai pusat pelayanan dan berpotensi sebagai sentral perkembangan fasilitas sosial ekonomi di Distrik Aimas. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam menentukan arah pembangunan dan pengembangan di Distrik Aimas.

As a developing region, Aimas District as the capital of the Sorong Regency area has challenges regarding the problem of inequality and inequality in the development of socio-economic facilities, so that determining the level of urban areas as well as areas with potential as a center for the development of socio-economic facilities is important to do. The purpose of this study is to determine the level of regional urbanization and regional hierarchy in Aimas District. The method used is to collect primary data and secondary data to then be analyzed using the Regulation of the Head of the Central Statistics Agency (BPS) in 2020 and scalogram analysis. Based on the calculation results, it is stated that the Aimas District area is divided into two groups at the urban level, namely Mariat Gunung District, Klafma District, Aimas District, Malawili District, Malagusa District, Malawele District, Malasom District, Mariat Gunung District, Klabinain District and Maibo Village as Urban Villages. Then the Warmon District, Aimo Village, Malasaum Village and Klaigit District as Rural Villages. Then from the results of the scalogram analysis, it is stated that Malagusa District is a service center and has the potential to be a center for the development of socio-economic facilities in Aimas District. The results of the research can be taken into consideration by the government in determining the direction of development and development in Aimas District.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Pusat Statistik (2019). Aimas dalam Angka 2019.

Badan Pusat Statistik (2021). Aimas dalam Angka 2021.

Alarico Da Costa, dkk, 2019. Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman Kabupaten Sorong. Jurnal Spasial: Universitas Sam Ratulangi.

Apriana M. dan Rudiarto I. (2020). Penentuan Pusat Pelayanan Perkotaan di Kota Tanjung Pinang.

Dewi Sartika, 2018. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Fasilitas Sosial di Pinggiran Kota Kabupaten Pinrang. (Studi Kasus: Kawasan Perkotaan Tiroang Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang). [Skripsi]. Makassar: Universitas Islam Negeri Alaudding Makassar.

Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Sorong. 2022. Data Konsolidasi Bersih (DKS) Kependudukan Menurut Struktur Pekerjaan.

Hadi Sabari Yunus (2005). Klasifikasi Kota By Hadi Sabari Yunus. (PP 45-55).

Rustan, A., & Cangara, H. (2011). Perilaku Komunikasi Orang Bugis dari Perspektif Islam. KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 91-106.

Lavey dan Loombo, 1973. Liberalism, Politics, and Health Planning. Jurnal ofHealth and Human Resources Administration.

Nur Afrianty Adjauhar, 2014. Kajian Fungsi Kawasan Distrik Aimas Kabupaten Sorong Propinsi Papua Barat. [Skripsi]. Bandung: Universitas Islam Bandung.

PopiSopiantin, 2010. Menejemen belajar berbasis kepuasan siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Revisi RTRW Kabupaten Sorong 2019.

Tekege dan Murti, 2015. Efektifitas Pelayanan Publik di Distrik Sorong Kabupaten, Kabupaten Sorong, Propinsi Papua Barat. Jurnal Penelitian Administrasi Publik 1.

Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan.

Utari, E. S. (2015). Analisis Sistem Pusat Pelayanan Permukiman Di Kota Yogyakarta Tahun 2014.

Winardi dan Kawik S. 2005. Analisis Pelayanan Fasilitas Sosial dan Ekonomi di Kecamatan Pituruh dan Krcamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Thesis.

Zakiyah, dkk, 2019. Analisis Spasial Tingkat Perkembangan Wilayah Perkotaan Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. S2 Thesis, Program Pascasarjana.

Downloads

Published

2022-12-30