In Vitro Fertilisation: Tinjauan Medis, Bioetik, Humaniora Dan Profesionalisme

Authors

  • Bayu Pratama Putra Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa
  • Hanan Khasyrawi Abrar Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v22i2.1527

Keywords:

Fertilisasi In Vitro, IVF, Bioetik, Humaniora, Profesionalisme

Abstract

Anak merupakan anugrah dalam suatu pernikahan dan merupakan salah satu tujuan pasangan suami istri untuk menikah. Jika pasangan tersebut tak kunjung mendapatkan anak atau disebut dengan infertilitas, maka usaha untuk memperoleh anak tersebut akan dilakukan dengan berbagai cara mulai dari teknik tradisional, teknik medis sederhana sampai yang menggunakan teknologi canggih dan modern. Teknik yang paling menjanjikan pada era modern ini adalah Fertilisasi In Vitro (IVF) atau lebih dikenal secara awam dengan istilah bayi tabung. terlepas dari kecanggihan dan tingkat keberhasilannya yang tinggi, teknik ini membawa banyak kontroversi sehingga dalam penerapannya diperlukan pemahaman medis, bioetik, humaniora dan profesionalisme yang baik.

Children are a gift and one of the goals of married couples to get married. If the marriage couples do not have children or it is called infertility, then efforts to get the child will be carried out in various ways ranging from traditional, simple medical techniques advanced and modern technology. The most promising technique in this modern era is In Vitro Fertilization (IVF) or more commonly known as IVF. Despite its sophistication and high success rate, this technique brings a lot of controversy then its application requires a good understanding of medical, bioethics, humanities and professionalism.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Beauchamp TL, Childress JF. 1994. Principles of biomedical ethics. 4th ed. London, Oxford University Press.

Candra X. 2018. Bahan ajar Bioetik : Fertilisasi in Vitro (“Bayi Tabung”). Jakarta.

Dewan pertimbangan Perkumpulan obstetri dan ginekologi Indonesia. Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia (Good Practice in Obstetrics & Gynecology) (SK PB POGI No. 003/SK/PB.POGI/2017). Jakarta.

Errol R. Norwitz dan John O. Schorge. 2007. At a Glance Obstetri dan Ginekologi, terj. Diba Artsiyanti, Jakarta: Penerbit Erlangga

Figo Commite. 2012. Ethical Issues In Obstetrics And Gynecology By The Figo Committee For The Study Of Ethical Aspects Of Human Reproduction And Women’s Health.

HIFERI. 3013. Konsensus Penanganan Infertilitas. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia.

HOLREV. 2017. Bayi Tabung (Fertilisasi in Vitro) dengan Menggunakan Sperma Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata. Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Kendari, 1(2), 196-219.

Jonsen AR, Siegler M, WinsladeWJ. 2002. Clinical Ethics: A Practical Approach to ethical decisions in clinical medicine. 5th ed. New York, NY: McGraw-Hill.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. 2004. Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik Kedokteran.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 73/Menkes/PER/II/1999 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan. Jakarta.

Moeloek FA. 2002. Etika Dan Hukum Teknologi Reproduksi Buatan. Kuliah Umum Temu Ilmiah I Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Bandung.

Mukesh, Y. 2006. Medico-Legal & Ethical Aspects of Artificial Insemination. JIAFM, 8 (4), 971-3

Ombelet W, Cooke I, Dyer S, Serous G. 2008. Infertility and and the provesion of infertility and medical in developing countries. Hum Reprd

Pennings G. 2008. Ethical issues of infertility treatment in developing countries. Human Reproduction

Permadi W, Djuwantono T, Herlianto H danHalim D. 2008. Panduan Medis Tepat dan Terpercaya untuk Mengerti dan Memahami Bayi TabungHanya 7 Hari: Memahami Fertilisasi in Vitro. RefikaAditama: Bandung.

Rajuddin. Etik, Hukum dan Sosial pada Penanganan Infertilitas.

Wiryawan Permadi et al, 2008. Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro, Bandung: PT Refika Aditama.

Downloads

Published

2022-08-30