Pengawetan Preparat Jaringan Anatomi Plastinasi
DOI:
https://doi.org/10.35965/eco.v23i1.2526Keywords:
Larutan Formaldehida, Teknik Persiapan Ilmiah, Sejarah Anatomi, Sejarah HistologiAbstract
Pengenalan formalin, larutan formaldehida, sebagai desinfektan dan fiksatif merupakan peningkatan penting dalam ilmu anatomi dan histologi. Tulisan ini merupakan garis besar sejarah penggunaan formalin berdasarkan teks sumber primer dan kajian sejarah. Kami menggambarkan bagaimana penemuan asetaldehida pada abad ke-18 mengarah pada pengembangan formalin sebagai bahan yang paling umum dalam cairan pembalseman di abad ke-20 dan masih digunakan sampai sekarang. Kontribusi yang sangat penting untuk proses ini dibuat oleh Justus von Liebig, Alexander Butlerow dan August Wilhelm Hofmann dalam pengembangan teknik preparasi anatomis dan histologis, dan oleh Ferdinand Blum, Ferdinand Julius Cohn, Frederick C. Kenyon dan Victor Wehr dalam penggunaan praktis dari larutan formaldehida dalam pengawetan dan fiksasi jaringan lunak. Namun, formalin bukannya tanpa kekurangan dan karena toksisitasnya semakin dipahami, metode untuk mengurangi efeknya dituntut. Akhirnya teknik preparasi yang lebih aman dikembangkan, termasuk plastinasi Hagens dan Metode Pembalseman Thiel. Teknik-teknik ini suatu hari nanti mungkin sebagian besar menggantikan larutan formalin konsentrasi tinggi tetapi keduanya masih membutuhkan setidaknya sejumlah kecil formaldehida untuk mengawetkan jaringan untuk dipelajari.
The introduction of formalin, formaldehyde solution, as a disinfectant and fixative is an important advance in anatomy and histology. This paper is an outline of the history of the use of formalin based on primary source texts and historical studies. We describe how the discovery of acetaldehyde in the 18th century led to the development of formaldehyde as the most common ingredient in embalming fluids in the 20th century and is still used today. Very important contributions to this process were made by Justus von Liebig, Alexander Butlerow and August Wilhelm Hofmann in the development of anatomical and histological preparation techniques, and by Ferdinand Blum, Ferdinand Julius Cohn, Frederick C. Kenyon and Victor Wehr in the practical use of formaldehyde solutions in preservation and fixation of soft tissues. However, formalin is not without drawbacks and as its toxicity is increasingly understood, methods to mitigate its effects are demanded. Eventually safer preparation techniques were developed, including Hagens plastination and Thiel's Method of Embalming. These techniques may one day largely replace high-concentration formalin solutions but both still require at least small amounts of formaldehyde to preserve the tissue for study.
Downloads
References
Balta, J.Y. et al. 2015 : Human preservation techniques in anatomy: A 2021st century medical education perspective. Clin. Anat. 28
Feigl, G. C., Fochtmann, A., Mittermayer, C., & Rieger, M. (2009). Plastination: A Tool for Teaching Anatomy and Pathology in the 21st Century. Journal of Anatomy, 214(5), 652-661. Artikel ini membahas tentang penggunaan teknik plastinasi dalam pendidikan dan penelitian anatomi dan patologi, serta memberikan gambaran tentang perkembangan teknik ini dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Haryanto, J. (2019). Anatomical Body Donation in Indonesia: Ethics and Law. Medical Law Review, 27(2), 264-285.
Musial, A et al, 2016 : Formalin use in anatomical and histological science in the 19th and 20th centuries. Folia Medica Cracoviensia Vol. LVI, 3.
Ng, V. Y., & Ang, E. S. (2010). The Ethics of Using Human Tissue in Medical Education. The Annals of the Academy of Medicine, Singapore, 39(11), 854-858. Artikel ini membahas tentang isu etika yang terkait dengan penggunaan tubuh manusia untuk tujuan pendidikan medis, termasuk dalam hal penggunaan teknik plastinasi.
Oetomo, D. (2011). The Exhibition of Human Bodies: Controversies and Responses in Indonesia. Asian Studies Review, 35(3), 307-323. Artikel ini membahas tentang kontroversi dan tanggapan terhadap pameran tubuh manusia di Indonesia, termasuk dalam hal penggunaan teknik plastinasi.
Pashaei, S. 2010. A brief review on the history, methods and applications of plastination. Int. J. Morphol., 28(4)
Riederer, B.M., 2014: Plastination and its importance in teaching anatomy. Critical points for long-term preservation of human tissue. J Anat. Mar; 224(3)
Sari, M. M. (2019). The Ethics of Using Cadaver in Medical Education in Indonesia. Kesmas: National Public Health Journal, 14(2), 52-57. Artikel ini membahas tentang etika penggunaan jasad manusia dalam pendidikan medis di Indonesia, termasuk penggunaan teknik plastinasi.
Sheth, P., & Bhatnagar, G. (2018). Plastination in Medical Education and Research: A Systematic Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 12(7), AE01-AE06. Artikel ini adalah sebuah tinjauan sistematis tentang penggunaan teknik plastinasi dalam pendidikan medis dan penelitian, yang mencakup hasil penelitian terbaru dan penggunaannya dalam berbagai bidang klinis.
Utomo, D. N. (2015). Exhibiting the Body in Indonesia: Between Anatomical Science and Popular Culture. Indonesia and the Malay World, 43(125), 62-81. Artikel ini membahas tentang perdebatan tentang penggunaan tubuh manusia untuk tujuan pendidikan dan hiburan di Indonesia, termasuk dalam hal teknik plastinasi.
von Hagens, G. (2002). Plastination: Anatomical Expositions. Institute for Plastination. Buku ini ditulis oleh pencipta teknik plastinasi sendiri, Gunther von Hagens, dan menjelaskan secara detail tentang teknik dan proses plastinasi.
Zhirov, A. V. (2016). Plastination in Anatomy: History, Methods, Types of Preparation, Applications and Perspectives. European Journal of Anatomy, 20(2), 107-117. Artikel ini membahas tentang sejarah, metode, dan jenis-jenis preparasi plastinasi, serta penggunaannya dalam bidang kedokteran, penelitian, dan pendidikan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Tedy Amirudin, Bayu Pratama Putra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.