Mitigasi Kawasan Rawan Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Jeneberang Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis
DOI:
https://doi.org/10.35965/ursj.v6i1.3813Keywords:
Kerawanan Banjir, Sistem Informasi Geografis, Mitigasi Bencana, BanjirAbstract
Tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis tingkat kerawanan banjir di daerah aliran sungai jeneberang dan menganalisis rencana serta prioritas penanganan mitigasi banjir daerah aliran sungai Jeneberang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menjelaskan hasil secara deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan Analisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), pembobotan dan overlay peta menggunakan ArcGis dan mendapat hasil tingkat kerawanan banjir terbagi menjadi 5 kelas Kerawanan dengan zona yaitu Sangat Berbahaya, Bahaya, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah serta Rencana Prioritas Penanganan berdasarkan Analytical Hierarchy Process Berdasarkan perbandingan antar faktor, peneliti menentukan bahwa prioritas utama dalam penanganan mitigasi banjir harus diberikan kepada upaya-upaya berikut: Rencana Alternatif 5: Mengatur penggunaan lahan, Rencana Alternatif 4: Menetapkan zona perlindungan sekitar tepi Sungai. Rencana Alternatif 3: Menetapkan batasan kemiringan. Rencana Alternatif 2: Menjaga kesuburan tanah dan mengurangi erosi pada jenis tanah tertentu, dan terakhir Rencana Alternatif 1: Mengurangi dampak curah hujan..
The aim of this research is to analyze the level of flood vulnerability in the Jeneberang river basin and analyze plans and priorities for handling flood mitigation in the Jeneberang river basin. This is quantitative research that explains the results descriptively. The research results show that the analysis used a Geographic Information System (GIS), weighting and overlaying the map using ArcGis, and obtained the results of the level of flood vulnerability divided into 5 classes of vulnerability with zones, namely Very Dangerous, Dangerous, Medium, Low, and Very Low, as well as a handling priority plan based on an analytical hierarchy process.Based on a comparison of factors, researchers determined that the main priority in handling flood mitigation should be given to the following efforts: Alternative Plan 5: Regulating land use, Alternative Plan 4: Establishing a protection zone around the river bank Alternative Plan 3: Set slope limits. Alternative Plan 2: Maintain soil fertility and reduce erosion on certain types of soil, and finally Alternative Plan 1: Reduce the impact of rainfall.
Downloads
References
Arif, S. (2015). Model Geospasial Sistem Penunjang Keputusan (Geospatial Decision Support System) Manajemen Lahan Pangan. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.
Aziz, M. L. (2012). Pemetaan Tingkat Kerentanan dan Tingkat Bahaya Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo Bagian Tengah di Kabupaten Bojonegoro. Universtitas Negeri Yogyakarta.
Buchari, R. A. (2020). Manajemen mitigasi bencana dengan kelembagaan masyarakat di daerah rawan bencana Kabupaten Garut Indonesia. Sawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa Dan Masyarakat, 1(1), 1–7.
Darmawan, K., & Suprayogi, A. (2017). Analisis tingkat kerawanan banjir di kabupaten sampang menggunakan metode overlay dengan scoring berbasis sistem informasi geografis. Jurnal Geodesi Undip, 6(1), 31–40.
Fahmi, M. C. (2020). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Je’neberang Kota Makassar-Sulawesi Selatan.
Haq, A. (2019). Sungai Jeneberang Meluap, Jembatan Putus, Ratusan Rumah Kebanjiran. Kompas.Com. Kompas TV. https://regional.kompas.com/Read/2019/01/22/16455041/Sungai-Jeneberang-Meluap-Jembatan-Putus-Ratusan-Rumah-Kebanjiran
Heryani, R., & Paharuddin, A. S. (2014). Analisis Kerawanan Banjir Berbasis Spasial Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Kabupaten Maros. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas ….
Ibrohim, M. (2019). Sistem Informasi Geografis Tingkat Kerusakan Ruas Jalan Berbasis Web. JSiI (Jurnal Sistem Informasi), 6(1), 20–31.
Kumalawati, R., & Angriani, F. (2017). Pemetaan Risiko Bencana Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Lestari, R. W., Kanedi, I., & Arliando, Y. (2016). Sistem informasi geografis (sig) daerah rawan banjir di kota bengkulu menggunakan arcview. Jurnal Media Infotama, 12(1).
Putra, M. M. (2010). Analisis Tingkat Kerawanan Bencana Banjir Berbasis GIS (Geographic Information System) Pada Sub DAS Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. Universitas Islam Riau.
Putri, R. S. (2016). Analisis spasial rawan longsor di kabupaten toraja utara. Hasanuddin University Repository, 15(1), 165–175. https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf
Rahman, F., Laily, N., Wulandari, A., Riana, R., Ridwan, A. M., & Yolanda, Z. W. (2022). Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana Banjir Berbasis Komunitas. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(4), 1724–1729.
Sagita, S. M. (2017). Sistem Informasi Geografis Bencana Alam Banjir Jakarta Selatan. Faktor Exacta, 9(4), 366–376.
Salsabila, N., Limantara, L. M., & Fidari, J. S. (2021). Analisis Curah Hujan Serial Terhadap Debit Maksimum di Sub DAS Kampili, DAS Jeneberang, Sulawesi Selatan. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber Daya Air, 1(2), 736–749.
Yulianto, S., Apriyadi, R. K., Aprilyanto, A., Winugroho, T., Ponangsera, I. S., & Wilopo, W. (2021). Histori bencana dan penanggulangannya di indonesia ditinjau dari perspektif keamanan nasional. PENDIPA Journal of Science Education, 5(2), 180–187.
Zhan, E. (2012). Penampakan Tinggi & Derasnya Air Sungai Jeneberang Di Gowa, Polisi Minta Warga Waspada Kiriman Air. Kompas Tv. Kompas. https://www.kompas.tv/Article/262280/Penampakan-Tinggi-Derasnya-Air-Sungai-Jeneberang-Di-Gowa-Polisi-Minta-Warga-Waspada-Kiriman-Air
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Fathul Arifin, Andi Muhibuddin, Haeruddin Saleh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.