Variasi Abu Terbang dan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan Beton Geopolymer

Authors

  • Syahrul Sariman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa
  • Arman Setiawan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa
  • Syahlendra Syahrul Program Studi D3 Konstruksi Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
  • Adum Adum Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v23i3.3912

Keywords:

Abu Terbang, Abu Sekam Padi, Aktifator (NaOH,Na2SiO3), beton Geopolymer, Kuat Tekan

Abstract

Produksi semen semakin meningkat seiring dengan peningkatan pemakaian beton. Hal ini menimbulkan masalah karena untuk setiap ton semen yang diproduksi, akan menimbulkan lebih dari tigaperempat ton CO2 yang dapat meningkatkan pemanasan global. Oleh sebab itu reduksi penggunaan semen harus dilakukan, salah satunya dengan membuat beton tanpa semen. Tahun 1978, Joseph Davidovits menemukan bahwa cairan alkalin bisa mereaksikan silikon (Si) dan alumunium (Al) dalam abu terbang menghasilkan binder untuk merekatkan agregat membentuk beton Geopolymer. Penelitian ini menggunakan beton konvensional dengan menggunakan semen sebagai beton control. Kemudian dibuat beton geopolymer dengan penggunaan  agregat yang sama, dengan  activator (NaOH: Na2SiO3 dengan perbandingan 2:5), membuat campuran dengan menggunakan prekursor -Abu terbang dan Abu sekam padi dengan perbandingan 100%:0%(BG0), 90%:10%(BG1), 80%:20%(BG2) dan 70%:30%(BG3). Selanjutnya dibuat perbandingan Aktivator dan Prekursor 4 : 3. Hasil pengujian kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari  menunjukkan bahwa kuat tekan beton normal lebih rendah dibanding BG0 dan tidak berbeda signifikan dengan BG1. Sedangkan ratio hasil tekan 7 dan 28 hari bersesuaian dengan ratio kuat tekan 7 dan 28 hari PBI”71 yakni 0.6. Selanjutnya setiap  penambahan Abu Sekam Padi 10 % untuk menggantikan abu terbang akan menurunkan kuat tekan sebesar 2 - 3 MPa.

Cement production is increasing along with the increase in concrete use. This creates a problem because every ton of cement produced will emit more than three-quarters of a ton of CO2 which can increase global warming. Therefore, cement use must be reduced, one of which is by making cement-free concrete. In 1978, Joseph Davidovits discovered that alkaline liquid could react with silicon (Si) and aluminum (Al) in fly ash to produce a binder to bond aggregates to form Geopolymer concrete. This research uses conventional concrete using cement as control concrete. Then geopolymer concrete is made using the same aggregate, with an activator (NaOH: Na2SiO3 with a ratio of 2:5), making a mixture using precursors -fly ash and rice husk ash with a ratio of 100%:0%(BG0), 90%:10 %(BG1), 80%:20%(BG2) and 70%:30%(BG3). Next, a 4:3 comparison of Activator and Precursor was made. The results of compressive strength testing at 7 and 28 days showed that the compressive strength of normal concrete was lower than BG0 and not significantly different from BG1. Meanwhile, the compressive yield ratio of 7 and 28 days corresponds to the compressive strength ratio of 7 and 28 days PBI"71, namely 0.6. Furthermore, each addition of 10% Rice Husk Ash to replace fly ash will reduce the pressure by 2 – 3  MPa..

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryanto, A., & Sutandar, E. Studi Koefisien Kuat Tekan Beton Geopolimer Pada Berbagai Umur. Jurnal TEKNIK-SIPIL, 21(2), 133-138.

Davidovits, J. (1994). Global warming impact on the cement and aggregates industries. World resource review, 6(2), 263-278.

Ekaputri, J. J., & Damayanti, O. (2007). Sifat mekanik beton geopolimer berbahan dasar fly ash jawa power paiton sebagai material alternatif. Jurnal Pondasi, 13(2), 124-134.

Lim, Y. Y., & Pham, T. M. (2021). Influence of Portland cement on performance of fine rice husk ash geopolymer concrete: Strength and permeability properties. Construction and Building Materials, 300, 124321.

Li, Z., Ding, Z., & Zhang, Y. (2004, May). Development of sustainable cementitious materials. In Proceedings of international workshop on sustainable development and concrete technology, Beijing, China (pp. 55-76).

Manuahe, R., Sumajouw, M. D., & Windah, R. S. (2014). Kuat tekan beton geopolymer berbahan dasar abu terbang (fly ash). Jurnal Sipil Statik, 2(6).

Prasetyo, G. B., & Solikin, M. (2015). Tinjauan kuat tekan beton geopolymer dengan fly ash sebagai bahan pengganti semen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Putri, A.D.K., Qubro, A.K., Nisumanti, S. (2022), Pengaruh variasi alkali aktivator (Na2SiO3 dan NaOH) terhadap kuat tekan beton geopolymer, (2022), Jurnal Ilmiah Rekayasa, 26(2), 44-48

Rachman, D. N., Riwayati, R. S., & Rohayati, S. (2021). Analisa Perbandingan Beton Geopolymer Dan Beton Normal Terhadap Kuat Tekan Mutu Beton K-350. Applicable Innovation of Engineering and Science Research (AVoER), 55-61.

Salain, I. K., Wiryasa, M. N. A., & Pamungkas, I. A. (2021). Kuat Tekan Beton Geopolimer Menggunakan Abu Terbang. Jurnal Spektran, 9(1), 76-84.

Saputra, Y. R., Alaika, F. S., Andriansyah, V., Alquratu, A. C. D., Pridarta, S. B., & Sari, A. N. (2023). Studi Efektivitas Penambahan Bubuk Wortel dan Air Tebu Terhadap Kuat Tekan Beton Guna Mengurangi Dampak Pemanasan Global Akibat Produksi Semen. Jurnal Talenta Sipil, 6(2), 268-276.

Sulianti, I., Subrianto, A., Rahmadona, E., Yanti, O., & Iryani, A. W. (2021). Analisis Kuat Beton Geopolimer Menggunakan Fly Ash dan Abu Sekam Padi. Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (BENTANG), 9(2).

Downloads

Published

2023-12-30