PENGAYAAN PAKAN BENIH RAJUNGAN (Portunus Pelagicus) STADIA MEGALOPA MELALUI PEMBERIAN BETA KAROTEN
DOI:
https://doi.org/10.35965/jae.v2i2.362Keywords:
Portunus pelagicus, benih rajungan, BBPBAP JeparaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan alami rotifer dan artemia melalui penambahan beta karoten yang bersumber dari wortel. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 di unit pembenihan kepiting dan rajungan Balai Pe-rikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) sebanyak 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah larva rajungan (Portunus Pelagicus) stadia megalopa yang ditebar dengan kepadatan 5 ekor/l dan dipelihara sampai memasuki stadia crab. Luaran penelitian yang ditargetkan adalah teknologi pengayaan pakan alami rotifer dan artemia menggunakan beta karoten yang berasal dari wortel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian frekwensi pakan yang tepat setelah dikayakan dengan beta caroten akan meningkatkan sintasan dan pertumbuhan pada larva rajungan. Frekwensi pakan yang tepat diberikan pada larva rajungan yang terbaik untuk kelang-sungan hidup larva rajungan adalah pemberian pakan 3 kali/hari.
This study aims to increase the nutritional value of natural rotifer and artemia feed by adding beta carotene from carrots. This research was conducted in May 2020 at the hatchery unit of the Brackish Water Cultivation Fishery Center (BPBAP) Takalar. The research design used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The experimental animals used were small crab larvae (Portunus pelagicus) in the megalopa stage which were stocked with a density of 5 individuals/l and they were kept until entering the crab stage. The target output of this research is natural feed enrichment technology for rotifer and artemia using beta carotene derived from carrots. The results showed that giving the right frequency of feed after being enriched with beta carotene would increase survival and growth in small crab larvae. The best frequency of feed given to small crab larvae for the survival of small crab larvae is feeding 3 times/day.
Downloads
References
Adi, Y. S. 2011. Sintasan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Stadia Zoea pada Berbagai Frekuensi Pemberian Pakan Alami Jenis Brachionus plicatilis. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah, Makassar. 46 hal.
Afandi dan Tang. 2004. Fisiologi Hewan Air. Badan Penerbit Universitas Riau. Pekan Baru. Riau. 215hal.
Aslianti, T., A. Prijono dan T. Ahrnad. 1993. Pcngaruh pemberian paliatr alatrti dar-r buatan t.erhadap kelangsungan hitltrp lalva bandeng, Clt'anos rhanos Forsskal. J. Penclitian Burlirlaya Pantai. I (1): 81- 90.
Buckley, K.J. 1979. Relationship Between RNA-DNA Ratio, Prey Density, and Growth Rate in Atlantic Cod (Gadus morhua) Larvae. Jurnal. Fish. Res. Board. Can. Vol. 30. 195-199 pp.
Budi, S. 2017. Pengaruh Suplementasi Asam Lemak Omega 3 danHormon Ecdyson Pada Pakan Alami Terhadap Performa Fisiologis Perkembangn dan Kelangsungan Hidup Larva Kepiting Bakau Scylla olivacea. Disertasi. Makassar. Program Pasca Sarjana- UNHAS. (Tidak Dipublikasikan).
Budi, S., & Aslamsyah, S. (2011). Improvement of The Nutritional Value and Growth of Rotifer (Brachionus plicatilis) by Different Enrichment Period With Bacillus sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 10(1), 67-73.
Budi, S., & Jompa, H. (2012, December). Pengaruh Periode Pengkayaan Rotifer Brachionus Plicatilis oleh Bacillus sp. Terhadap kualitas asam amino esensial. In prosiding forum inovasi teknologi akuakultur (pp. 599-603).
Budi, S., & Zainuddin, Z. (2012). Peningkatan Asam Lemakrotifer Brachionus Plicatilis Dengan Periode Pengkayaan Bakteri Bacillus Sp. Berbeda. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 1(1), 1-5.
Effendi. 2002. Biologi Perikanan. Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta, 163 hlm
Effendie, M.I. (1979). Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor Indonesia, 122 pp.
Effendy, S., Faidar., Sudirman., E, Nurcahyono. 2005. Perbaikan TeknikPemeliharaan Larva Pada Produksi Masal Benih Rajungan Portunus pelagicus. Penelitian Balai Budidaya Air Payau Takalar 6: 1-10.
Fatmawati. 2009. Kelimpahan Relatif dan Struktur Ukuran Rajungan Di Daerah Mangrove Kecamatan Tekolabbua Kabupaten Pangkep.Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ikhwanudin, Isnani. 2011. Pengaruh Persepsi Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Merek Gudang Garam Surya Professional Mild (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2011/2011 Fakultas Ekonomi Universitas Malang). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi, Universitas Negri Malang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2018, Laporan Kinerja 2017.
Mardjono, M., L. Ruliaty., R. Prasetyo., dan Sugen. 2002. Pemeliharaan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Skala Massal. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara 3 (1): 1-9.
Moller H., S. Y Lee., B. Paterson and D. Mann. 2008. Cannibalism Contributes Significantly to the Diet of Cultured Sand Crabs (Portunus pelagicus Linn.): A Anal Stable Isotope Study. Journal Experimental Marine Biology and Ecology 37 (3): 75-82.
Setyadi,I. 2008. Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Sintasan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) di Wadah Terkontrol. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali 7: 1-5.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Susanto, Bambang., Irwan Setyadi., Heyanti., Adi Hanafi. 2005. Pedoman Teknis Teknologi Perbenihan Rajungan Portunus pelagicus. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Hlm 2-17
Syahidah, D., B. Susanto, I. Setiadi., 2003. Percobaan Pemeliharaan Megalopa Rajungan, Portunus pelagicus Sampai Menjadi Rajungan Muda (Crablet 1) Dengan Kisaran Salinitas Berbeda. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Gondol 2: 1-6.
Zaidin, M. Z., Irwan. J. E dan Kadir S. 2013. Sintasan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Stadia Megalopa Melalui Kombinasi Artemia dan Branchionus plicatilis. Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1):112-121.