Pengaruh Perendaman Air Payau dan Air Tawar Terhadap Mutu Beton F’c 20 Mpa

Authors

  • Patrio Patrio Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andi Djemma Palopo
  • Sudirman Sudirman Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma
  • Michail Amri Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma

DOI:

https://doi.org/10.35965/eco.v24i1.4195

Keywords:

Beton, Kuat Tekan, Air Payau, Air Tawar

Abstract

Keberagaman Indonesia membuat beton terkadang menjadi sulit untuk dilakukan perawatan, khususnya pada bangunan air yang lebih rumit pembangunannya dalam perawatan beton. Beton kadang kala sering mengalami perendaman air baik yang bersifat payau maupun tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh kuat tekan pada perendaman menggunakan air payau dan air tawar terhadap mutu beton f’c 20 Mpa. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pengujian laboratorium. Dari penelitian ini diketahui bahwa perendaman dengan menggunakan air payau memberi pengaruh penurunan kuat tekan beton, hal ini dapat dilihat dari kuat tekan rata-rata beton dengan perendaman dengan menggunakan air tawar yang mencapai 22,025 Mpa, Sedangkan air payau hanya mencapai 20,822 Mpa. Hal ini disebabkan karena air payau mengandung zat padat berupa garam yang dapat mempengaruhi penurunan kuat tekan pada beton dan keterlambatan proses perawatan (curring) mengakibatkan dehidrasi pada beton sehingga mengalami penurunan kuat tekan pada beton.

Indonesia's diversity means that concrete can sometimes be difficult to maintain, especially for water structures where concrete maintenance is more complicated to construct. Concrete sometimes experiences water immersion, both brackish and fresh. This research aims to determine the comparison of the effect of compressive strength during immersion using brackish water and fresh water on the quality of concrete f'c 20 Mpa. The research method used is a quantitative method with experimental research methods and data collection techniques are carried out using literature studies and laboratory testing. From this research it is known that soaking using brackish water has an effect on reducing the compressive strength of concrete, this can be seen from the average compressive strength of concrete when soaking using fresh water which reaches 22.025 Mpa, while brackish water only reaches 20.822 Mpa. This is because brackish water contains solid substances in the form of salt which can affect the decrease in compressive strength of the concrete and delays in the curing process (curring) result in dehydration of the concrete resulting in a decrease in the compressive strength of the concrete.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Amoudi, O. S. B. (2002). Attack on plain and blended cements exposed to aggressive sulfate environments. Cement and Concrete Composites, 24(3-4), 305-316.

Apriadi, Z., & Dea, A. (2023). Sistem Penjerinihan Dan Monitoring Kadar Air Payau Dengan Kontrol Loop Tertutup Berbasis IoT (Doctoral dissertation, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung).

Dina, F., Walsen, S., & Tuanakotta, A. (2022). Perencanaan Campuran Beton Menggunakan Agregat Quary Wai-Tunsa Dan Perawatan Dengan Air Laut Dan Air Tawar. Journal Agregate, 1(1), 84-88.

Istanto, R. (2020). Pengaruh Penggunaan dan Perawatan Berbagai Macam Air Terhadap Kuat Tekan dan Lentur Beton Perkerasan Kaku (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

SNI 1974:2011. 2011. Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

SNI 15-2049-2004. 2004. Semen Portland. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

SNI-03-2847-2002. 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

Downloads

Published

2024-04-30