ANALISIS KANDUNGAN KARAGENAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTONII YANG DIBUDIDAYAKAN PADA LOKASI BERBEDA DI SELAT WOBAWAF YAPEN
DOI:
https://doi.org/10.35965/jae.v7i1.5261Keywords:
Parameter Lingkungan, Eucheuma Cotonii, Kandungan Karagenan, Metode Long LineAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan parameter lingkungan pertumbuhan dan kandungan karagenan Eucheuma cotonii yang dibudidayakan dengan metode long line pada lokasi berbeda di Selat Wobawaf Kabupaten Yapen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Parameter lingkungan dilakukan secara langsung (in-situ), sedangkan analisis kandungan karagenan di lakukan di Laboratorium Nutrisi Politeknik Negeri Pangkep. Data yang diperoleh dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk gambar grafik dan tabel untuk mendapatkan keeratan hubungan antara parameter lingkungan dengan pertumbuhan dan kandungan karagenan rumput laut Eucheuma cotonii. yang dibudidayakan dengan metode long line. Hasil penelitian selama 6 minggu pada 3 lokasi berbeda di dalam perairan Selat Wobawaf Distrik Angkaisera Kabupaten Kepulauan Yapen didapatkan bahwa Selat Wobawaf mempunyai parameter Suhu 29,30; salinitas 31,21; pH 8,13; kedalaman 5,45 m kecepatan arus 0,36 meter/detik, konsentrasi Nitrat 0,01 Mg/Ldan posfat 0,02 mg/L. Rerata pertumbuhan rumput laut Echeuma cotonii yang dibudidayakan di Selat Wobawaf adalah 1040,84 gram dari berat awal rerata 100 gram dengan kandungan karagenanan pada akhir penelitian rerata sebesar 31,31 %.
This research aims to determine differences in growth environmental parameters and carrageenan content of Eucheuma cotonii cultivated using the long line method at different locations in the Wobawaf Strait, Yapen Regency. This research uses quantitative and qualitative approaches. Environmental parameters were carried out directly (in-situ), while the analysis of carrageenan content was carried out at the Pangkep State Polytechnic Nutrition Laboratory. The data obtained were analyzed and displayed in the form of graphs and tables to obtain a close relationship between environmental parameters and the growth and carrageenan content of the seaweed Eucheuma cotonii, which is cultivated using the long line method. The results of 6 weeks of research at 3 different locations in the waters of the Wobawaf Strait, Angkaisera District, Yapen Islands Regency, found that the Wobawaf Strait has a temperature parameter of 29.30; salinity 31.21; pH 8.13; depth 5.45 m current speed 0.36 meters/second, nitrate concentration 0.01 Mg/L and phosphate 0.02 mg/L. The average growth of Echeuma cotonii seaweed cultivated in the Wobawaf Strait was 1040.84 grams from an average initial weight of 100 grams with an average carrageenan content at the end of the study of 31.31%.
Downloads
References
Aris, M. (2020). Hubungan kedalaman perairan dengan kandungan kappa-karaginan rumput laut kappaphycus alvarezii. Techno-Fish, 4(2), 85-94.
Aris, M. and Tamrin, T. (2021). Analogi karakteristik perairan pada kegiatan pengembangan budidaya kappaphycus alvarezii di pulau limbo, taliabu, maluku utara. Techno-Fish, 5(1).
Aslan, L., Supendy, R., Taridala, S., Hafid, H., Sifatu, W., Sailan, Z., … & Niampe, L. (2018). Income of seaweed farming households: a case study from lemo of indonesia. Iop Conference Series Earth and Environmental Science, 175, 012221.
Bindu, M. (2010). Empowerment of coastal communities in cultivation and processing of kappaphycus alvarezii—a case study at vizhinjam village, kerala, india. Journal of Applied Phycology, 23(2), 157-163.
BSN. (2010). SNI 7579.2:2010 Standar Nasional Indonesia. (2010). Produksi Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii)-Bagian 2: Metode long- line. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
Campo, V., Kawano, D., Silva, D., & Carvalho, I. (2009). Carrageenans: biological properties, chemical modifications and structural analysis – a review. Carbohydrate Polymers, 77(2), 167-180.
Cokrowati, S. and Erwansyah, E. (2021). Pelatihan pembuatan karaginan skala rumah tangga dan produk turunannya di desa pulau kaung kabupaten sumbawa. Unram Journal of Community Service, 2(2), 45-48.
Darise, M. and Bagou, U. (2019). Pengelolaan budidaya rumput laut di desa popalo kecamatan anggrek kabupaten gorontalo utara. Publik Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Administrasi Dan Pelayanan Publik, 6(2), 115-124.
Effendi, H. (2000). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Yogjakarta: Kanisius.
Erlania, E., Nirmala, K., & Soelistyowati, D. (2013). Penyerapan karbon pada budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii dan gracilaria gigas di perairan teluk gerupuk, lombok tengah, nusa tenggara barat. Jurnal Riset Akuakultur, 8(2), 287.
Harun, M., Montolalu, R., & Suwetja, I. (2013). Karakteristik fisika kimia karaginan rumput laut jenis kappaphycus alvarezii pada umur panen yang berbeda di perairan desa tihengo kabupaten gorontalo utara. Media Teknologi Hasil Perikanan, 1(1).
Johnston, K. (2023). Recent advances in seaweed biorefineries and assessment of their potential for carbon capture and storage. Sustainability, 15(17), 13193.
Labenua, R. and Aris, M. (2021). Suitability of kappaphycus alvarezi cultivation in obi island, north maluku. Jurnal Ilmiah Platax, 9(2), 217.
Madusari, B. and Wibowo, D. (2018). Potensi dan peluang produk halal berbasis rumput laut. Indonesia Journal of Halal, 1(1), 53.
Mamang, N. (2008). Laju pertumbuhan bibit rumput laut Eucheuma Cattonii dengan perlakuan asal thallus terhadap bobot bibit di Perairan Lakeba, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan: Institut Pertanian Bogor.
Mulyani, S., Tuwo, A., Syamsuddin, R., Jompa, J., & Cahyono, I. (2021). Relationship of the viscosity of carrageenan extracted from Kappaphycus alvarezii with seawater physical and chemical properties at different planting distances and depth. AACL Biofluc, Vol. 14 Issue 1.
Nafisah, Z., Baktir, A., & Pereiz, Z. (2023). Konstruksi pustaka metagenom prokariot dari permukaan eucheuma cottonii untuk mencari gen penyandi K-Karaginase. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 4(4), 497-507.
Padawan, F., Indrawati, E., & Mulyani, S. (2020). Analisis Lokasi Budidaya Terhadap Kandungan Karagenan Rumput Laut (Kappaphicus Alvarezii) Di Perairan Teluk Kosiwo Yapen–Papua. Journal of Aquaculture and Environment, 3(1), 11-14.
Parenrengi. A, Syah R, Suryati E. 2010. Budidaya Rumput Laut Penghasil Keraginanan (Karaginofit). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. 2(2): 1-11.
Podungge, A., Damongilala, L., & Mewengkang, H. (2017). Kandungan antioksidan pada rumput laut eucheuma spinosum yang diekstrak dengan metanol dan etanol. Media Teknologi Hasil Perikanan, 6(1), 1.
Prasetyo, D., Jatmiko, T., & Poeloengasih, C. (2018). Karakteristik pengeringan rumput laut ulva sp. dan sargassum sp.. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 13(1), 1.
Prihastuti, D. and Abdassah, M. (2019). Karagenan dan aplikasinya di bidang farmasetika. Farmasetika Com (Online), 4(5).
Priono, B. (2016). Budidaya rumput laut dalam upaya peningkatan industrialisasi perikanan. Media Akuakultur, 8(1), 1.
Radiarta, I. and Erlania, E. (2015). Indeks kualitas air dan sebaran nutrien sekitar budidaya laut terintegrasi di perairan teluk ekas, nusa tenggara barat: aspek penting budidaya rumput laut. Jurnal Riset Akuakultur, 10(1), 141.
Radiarta, I., Erlania, E., & Sugama, K. (2014). Budidaya rumput laut, kappaphycus alvarezii secara terintegrasi dengan ikan kerapu di teluk gerupuk kabupaten lombok tengah, nusa tenggara barat. Jurnal Riset Akuakultur, 9(1), 125.
Rahmawati, I., Liviawaty, E., & Pratama, R. (2023). Carrageenan in seaweed (eucheuma sp.) and use of carrageenan in fishery food products: a review. Asian Journal of Fisheries and Aquatic Research, 23(6), 1-10.
Risa, N. (2018). Manajemen usaha budidaya rumput laut (eucheuma cottoni) di desa salemba, kecamatan ujung loe, kabupaten bulukumba. Agrominansia, 4(1), 181-192.
Safia, W. (2020). Kandungan nutrisi dan bioaktif rumput laut (euchema cottonii) dengan metode rakit gantung pada kedalaman berbeda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 23(2), 261-271.
Saraswaty, A. and Patimang, A. (2019). Seaweed farm development strategy (eucheuma cottonii) in the district of kokas fakfak regency. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 15(3), 160-167.
Setiawan, D. (2008). Struktur Komunitas Makrozoobenthos sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. MSi Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Sormin, R., Soukotta, D., Risambessy, A., & Ferdinandus, S. (2018). Sifat fisiko-kimia semi refined carrageenan dari kota ambon dan kabupaten maluku tenggara barat. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 21(1), 92.
Srihidayati, G., Baharuddin, M., & Masni, E. (2018). Pemberdayaan kelompok tani melalui peningkatan nilai guna rumput laut gracilaria sp. di kecamatan wara timur kota palopo. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 154.
Sulma, S., & Manoppo, A. (2008). Kesesuaian fisik perairan untuk budidaya rumput laut di perairan Bali menggunakan data penginderaan jauh. Bandung: Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh LAPAN. PIT MAPIN XVII, 10 hlm.
Tuiyo, R. (2023). Kandungan karagenan dan kekuatan gel (kappaphycus alvarezii) hasil budidaya teknologi kultur jaringan secara massal basmingro. Jambura Fish Processing Journal, 5(1), 27-35.
Wenno, M., Thenu, J., & Lopulalan, C. (2012). Karakteristik kappa karaginan dari kappaphycus alvarezii pada berbagai umur panen. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 7(1), 61.
Yusuf, S. and Arsyad, M. (2015). Increasing farmer's income with production of seaweed eucheuma cottonii sp. Advances in Economics and Business, 3(3), 83-92.
Z, M., Wijaya, M., & Kadirman, K. (2018). Pengaruh jarak tanam pada budidaya rumput laut (eucheuma cottonii) terhadap spesifikasi mutu karaginan. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 4, 242.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Yubelina Maipon, Sri Mulyani, Erni Indrawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.